Minuman Energi Bisa Berakibat Fatal bagi Anak

- Editor

Selasa, 18 November 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ribuan anak mengalami efek samping serius, bahkan terancam nyawanya setelah mengonsumsi minuman berenergi. Temuan pusat pengendalian keracunan di Amerika Serikat yang dipaparkan dalam pertemuan American Heart Association, Senin (17/11), menunjukkan, tahun 2012-2013 lebih dari 5.000 orang melaporkan sakit setelah mengonsumsi minuman energi.


Hampir separuh dari jumlah itu adalah anak-anak di bawah umur enam tahun yang tidak sadar apa yang diminumnya. Banyak dari mereka mengalami kejang, aritmia, dan hipertensi. ”Anak-anak itu mendapati minuman berenergi di lemari pendingin di rumah atau yang tertinggal oleh orangtuanya,” kata Steven Lipshultz, dokter anak pada Children’s Hospital Michigan, AS, kepada livescience.com, Minggu (16/11). Minuman berenergi biasanya mengandung banyak gula dan kafein. Selain itu, ada pula komponen ”penambah tenaga”, seperti taurin dan l-karnitin. (LIVESCIENCE.COM/ADH)
—————————-
Tahun Ini, Suhu Permukaan Laut Global Tertinggi

Suhu rata-rata permukaan air laut global pada September 2014 mencapai angka tertinggi dan memecahkan rekor sejak suhu permukaan laut pertama kali diukur sistematis. Kondisi itu menunjukkan segera berakhirnya jeda pemanasan lautan selama 14 tahun, atau yang dikenal sebagai kekosongan pemanasan global (global warming hiatus). Peningkatan suhu permukaan laut global terhenti sementara pada 2000-2013, di tengah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca. Namun, sejak April 2014, pemanasan lautan kembali melaju. Hal itu berdasarkan analisis Axel Timmermann, peneliti iklim yang mempelajari variabilitas sistem iklim global di International Pacific Research Center, Universitas Hawaii, AS. ”Suhu tahun ini bahkan melebihi rekor suhu tahun 1998, saat El Nino terjadi,” kata Timmermann. Pemanasan lautan global 2014 sebagian besar disebabkan pemanasan Samudra Pasifik Utara, yang antara lain mengakibatkan perubahan jalur badai serta melemahnya angin pasat. Suhu permukaan laut naik secara tak biasa dan cepat di Pasifik Utara pada Januari. Suhu hangat kini meluas, sebelumnya hanya mencakup lautan utara Papua Niugini kini menjangkau Teluk Alaska. Data Pusat Pemantauan Iklim Badan Atmosfer dan Kelautan AS (NOAA), suhu permukaan laut global pada September lebih tinggi 0,66 derajat Celsius dibandingkan rata-rata suhu permukaan laut yang 16,2 derajat Celsius. (NCDC.NOAA.GOV/SCIENCEDAILY/JOG)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sumber: Kompas, 18 November 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB