Menembus Waktu dengan Penerus Hubble

- Editor

Kamis, 7 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Teleskop James Webb akan membantu melihat lebih dalam ke kumpulan gas dan debu yang diyakini sebagai tempat kelahiran bintang-bintang. Sampai sekarang, kumpulan itu sulit dilihat.

AP/NASA/DESIREE STOVER–Dalam foto tanpa tanggal yang disiarkan Badan Antariksa dan Aeronautika Nasional (NASA) Amerika Serikat ini terlihat teleskop antariksa James Webb sedang diperiksa di Goddard Space Flight Center, Maryland. Teleskop itu direncanakan diluncurkan ke orbitnya pada Sabtu (25/12/2021)

Jika tidak ada aral baru, teleskop antariksa James Webb akan diluncurkan ke orbitnya pada Sabtu (25/12/2021) pagi dari Guyana Perancis. Webb akan meneruskan peran Hubble, teleskop antariksa yang diluncurkan pada 1990.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Badan Antariksa dan Aeronautika Nasional (NASA) Amerika Serikat (AS), Badan Antariksa Eropa (ESA), dan Arianespace mengumumkan, Webb akan diangkut roket Ariane-5. Awalnya, Webb akan diluncurkan pada 22 Desember 2021. Sayangnya, ada masalah perangkat komunikasi sehingga peluncuran ditunda menjadi 24 Desember 2021. Rencana peluncuran Jumat pun terpaksa ditunda karena cuaca diperkirakan buruk. Akhirnya, peluncuran diputuskan dilangsungkan Sabtu.

Teleskop Webb sudah siap di tempat peluncuran sejak 17 Desember 2021. NASA mengucurkan 9 miliar dollar AS untuk membuat teleskop yang awalnya direncanakan selesai dibuat pada 2011 itu. Kala membuat Hubble, NASA mengeluarkan 2 miliar dollar AS. Selain NASA, Webb juga dibuat dan akan dioperasikan bersama ESA dan Badan Antariksa Kanada atau Canadian Space Agency (CSA).

Webb akan ditempatkan lebih jauh dari Hubble. Sejak diluncurkan pada 1990, Hubble mengorbit pada ketinggian 340 mil dari atas permukaan Bumi. Sementara Webb direncanakan mengorbit pada ketinggian sejuta mil dari atas permukaan Bumi atau lebih jauh dibandingkan jarak Bumi ke Bulan.
NASA dalam keterangan resminya menyebut, Webb 100 kali lebih peka dibandingkan Hubble. Dengan kemampuan itu, Webb diharapkan membantu meningkatkan pemahaman para astronom terhadap jagat raya.

”Kita akan memulai petualang menakjubkan untuk penemuan-penemuan baru. Benar-benar penemuan baru karena Webb punya kekuatan untuk mengungkap hal-hal tidak terduga. Kami memang sudah merencanakan apa saja yang akan dilihat. Namun, kami juga tahu alam akan senantiasa menyiapkan kejutan,” kata astronom pada Space Telescope Science Institute, Klaus Pontoppidan.

Selama 30 tahun, Hubble membantu astronom melihat ke berbagai penjuru antariksa melalui gelombang ultraviolet dan lensa-lensanya. Jangkauan observasi Hubble amat terbatas bila dibandingkan Webb. Salah satunya adalah tidak mampu menembus kumpulan gas dan debu antariksa.

Lewat spektrum inframerah yang dimilikinya, Webb bisa menembus itu. Webb dilengkapi 18 keping kepingan logam beryllium berlapis emas yang memungkinkan pengumpulan cahaya bisa lebih besar. Dengan demikian, jangkauan observasi Webb lebih jauh dibandingkan Hubble.

Dengan jangkauan lebih jauh, para astronom dan ilmuwan berharap Webb bisa membantu mempelajari semua tahapan pembentukan jagat raya. Para astromin menyebut Webb membantu menembus waktu karena jangkauan yang jauh itu. Sebab, Webb akan membantu mempelajari jejak-jejak pembentukan jagat raya.

Sampai sekarang, jagat raya diperkirakan terbentuk hampir 14 miliar tahun lalu setelah terjadi ledakan besar (Big Bang). Ledakan itu menghasilkan gas dan debu yang lama-lama mendingin lalu menjadi planet dan aneka benda lain di jagat raya. ”Kami tidak sabar menunggu ini dan kami yakin sudah sangat dekat,” kata Direktur Program Webb di NASA Greg Robinson.

Ledakan itu menghasilkan berbagai galaksi berisi miliaran bintang. Di berbagai bintang ada planet-planet yang mengitarinya atau disebut Tata Surya bila menyangkut Matahari dan planet-planet yang mengelilinginya. ”Kami akan melihat apa pun yang bisa dilihat di jagat raya dengan teleskop ini. Kami ingin tahu, bagaimana perjalanan sejak Big Bang? Bagaimana itu terjadi?” kata peneliti senior NASA pada proyek Webb, John Mather.

M.PEDOUSSAUT/ESA VIA AP–Dalam foto yang direkam Badan Antariksa Eropa (ESA) pada 21 Desember 2021 di stasiun peluncuran di Guyana Perancis ini terlihat Teleskop Antariksa James Webb akan dimuat di roket Ariane-5. Roket itu dijadwalkan mengangkut James Webb ke orbitnya pada 25 Desember 2021.

Bersama para astronom lain, Mather ingin menemukan galaksi pertama yang terbentuk selepas Ledakan Besar. Mereka juga ingin tahu perkembangan galaksi sejak terbentuk sampai sekarang. Mereka pun ingin mempelajari pembentukan bintang-bintang dan planet yang mengitari bintang-bintang itu.

Webb membantu melihat lebih dalam ke kumpulan gas dan debu yang diyakini sebagai tempat kelahiran bintang-bintang. Sampai sekarang, kumpulan itu sulit dilihat. ”Sinar inframerah akan mengitari kumpulan itu, bukan malah terpantul,” kata Mather.

Webb diharapkan membantu astronom mempelajari planet-planet lain di dalam dan di luar Tata Surya. Mars dan Saturnus serta Titan, salah satu satelit Saturnus, termasuk dalam daftar yang akan dipelajari lebih lanjut dengan Webb.

Dengan Webb pula, Mather dan para astronom berharap bisa menemukan planet yang mengandung air. Sampai sekarang, keberadaan air di suatu planet dijadikan penanda bahwa planet tersebut mungkin bisa dihuni manusia. (AFP/REUTERS)
OlehKRIS MADA

Editor: LAKSANA AGUNG SAPUTRA

Sumber: Kompas, 24 Desember 2021

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 11 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB