Memacu Jumlah Mobil Listrik di DKI Jakarta, dan Langkah Jokowi Jawab Mahalnya Kendaraan Listrik

- Editor

Selasa, 28 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PT Blue Bird, Tbk meluncurkan mobil tenaga listrik sebagai armada terbarunya di Jakarta, Senin (22/4/2019). Pada tahap awal dioperasikan 25 unit mobil listrik BYD untuk layanan Bluebird dan 4 unit mobil listrik Tesla untuk layanan Silverbird. Peluncuran dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Direktur PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono, serta Presiden Direktur Blue Bird Group Holding Noni Purnomo.

KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
22-04-2019

PT Blue Bird, Tbk meluncurkan mobil tenaga listrik sebagai armada terbarunya di Jakarta, Senin (22/4/2019). Pada tahap awal dioperasikan 25 unit mobil listrik BYD untuk layanan Bluebird dan 4 unit mobil listrik Tesla untuk layanan Silverbird. Peluncuran dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Direktur PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono, serta Presiden Direktur Blue Bird Group Holding Noni Purnomo. KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI) 22-04-2019

Salah satu keunggulan menggunakan mobil listrik adalah kenyamanan dan tentunya ramah terhadap lingkungan. Mengapa disebut nyaman? Bagi yang sudah mengemudikan tentu akan mengakuinya.

Bayangkan di dalam kokpit mobil listrik sudah tidak ditemukan lagi tuas rem tangan dan persneling. Sebagai gantinya berupa tombol-tombol maju, mundur, netral, parkir dan rem tangan.

Soal kecepatan juga tidak kalah. Torsi awal mobil listrik jauh lebih tinggi dibandingkan mobil berbahan bakar fosil, bahkan yang sudah menggunakan turbo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengenai peredaman juga jangan khawatir karena masih setara dengan mobil bensin atau solar. Bahkan dari segi bobot lebih berat karena harus “menggendong” baterai di dalamnya.

Lantas dari hitung-hitungan biaya untuk satu liter mobil BBM Rp7.650 (Pertalite) dan Rp12.500 (Pertamax) setara mobil listrik 1,3 kWh dengan harga Rp1.200 (harga diskon di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum/SPKLU).

Sebagai gambaran, mobil listrik dengan baterai penuh (biaya pengisian) senilai Rp50.000 mampu menempuh jarak 300 kilometer (km).

Sedangkan mobil berbahan bakar bensin dengan jarak tempuh yang sama rata-rata menghabiskan 30 liter (Rp229.500 untuk Pertalite dan Rp375.000 untuk Pertamax).

Tak hanya itu. Kendaraan listrik juga bebas dari polusi sisa pembakaran maupun suara. Begitu juga dengan limbah baterai sudah terpecahkan karena bisa didaur kembali.

Harga

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggulirkan program “Langit Biru” seiring dengan kualitas udara yang memburuk sehingga berbagai upaya terus dilakukan agar kualitas udara menjadi sehat. Karena itu, penggunaan kendaraan yang bebas polusi menjadi suatu keharusan.

Meski mobil listrik memiliki sederet keunggulan. Sayangnya pengguna mobil listrik atau dikenal sebagai “Battery Electric Vehicle” (BEV) belum begitu banyak.

Bahkan populasi mobil listrik di Ibu Kota tercatat masih rendah. Berdasarkan data Gaikindo, hanya 687 unit tahun 2021 dan itu pun sudah termasuk armada taksi.

Salah satu yang membuat banyak pertimbangan membeli mobil listrik terletak pada harganya. Seperti salah satu produk buatan Korea untuk versi bensin dikenakan harga Rp363,9 juta, sedangkan untuk versi listrik Rp697 juta.

Selain pertimbangan harga juga menyangkut suku cadang terutama baterai. Pertanyaan yang masih menyeruak saat ini “berapa lama usia pakai dan berapa harga baterai baru kalau nantinya pengisian sudah tidak optimal lagi?”.

Pengisian baterai

Namun PLN memiliki strategi sendiri dalam rangka mewujudkan program “Langit Biru” dengan terus memberikan dukungan bagi pemilik kendaraan listrik. Yakni menyediakan lebih banyak SPKLU melalui unit distribusi yang ada di Indonesia.

General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya, Doddy B Pangaribuan

mengatakan, SPKLU telah tersedia di sepanjang jalur Jakarta-Bali. Dengan demikian, pemilik kendaraan listrik tidak perlu khawatir untuk menempuh perjalanan pulang-pergi (pp) Jakarta-Bali.

Tak hanya itu, PLN UID Jakarta Raya juga terbuka menjalin kerja sama dengan mitra untuk mendirikan SPKLU. Menurut Doddy, terdapat sejumlah model kerja sama yang ditawarkan.

SPKLU ini dipastikan akan memberikan keuntungan kepada mitra karena kalau pengisian normal di rumah bisa memakan waktu 17 jam maka di SPKLU hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam. Bahkan dengan ultra cepat (fast) hanya butuh waktu 20 menit.

Saat ini memang baru tersedia 18 unit SPKLU yang dikelola PLN. Sedangkan untuk tahun 2022 ditargetkan bisa 25 SPKLU yang tersebar di 18 lokasi.

Mitra

Dengan demikian, seiring bertambahnya populasi kendaraan listrik, baik sepeda motor maupun mobil, sudah barang tentu harus dibarengi dengan saran pendukung, yakni SPKLU.

Tak hanya itu, PLN UID Jakarta Raya juga tengah mengincar pemanfaatan transportasi umum berbasis listrik.

Seperti Mayasari sebagai salah satu operator bus TransJakarta yang memiliki 30 unit bus listrik. Meski diakui untuk “nozel” diserahkan kepada pihak ketiga (bukan PLN) mengingat sistem yang dimiliki berbeda dengan kendaraan listrik pada umumnya.

Doddy memastikan PLN UID Jakarta Raya ingin menjalin kerja sama dengan transportasi berbasis listrik mengingat konsumsinya yang besar. Selain itu juga memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.

Tak hanya itu, TransJakarta masih akan memperbanyak armada bus berbasis listrik dengan ukuran kecil dan medium agar dapat menjangkau lebih banyak masyarakat. Hal itu seiring dengan kebijakan menekan jumlah penggunaan kendaraan pribadi di Ibu Kota.

Baterai sendiri

Memang untuk mewujudkan penggunaan kendaraan listrik bukanlah perkara yang mudah. Salah satu yang menjadi sandungan saat ini dari segi harga yang membuat masyarakat harus berpikir ulang sebelum membelinya.

Beberapa produsen mobil dan motor siap untuk memasok untuk versi murah. Namun–lagi-lagi–masyarakat belum tertarik untuk membeli terutama terkait jaminan usia kendaraan dan baterai.

Dengan demikian, persoalannya kembali kepada penggunaan baterai. Apabila memang ke depan strateginya adalah menggantikan transportasi dengan kendaraan yang menggunakan baterai, sudah sewajarnya dari sekarang dipikirkan untuk memproduksi baterai sendiri termasuk untuk mendaur ulang baterai yang sudah habis usianya.

Belajar dari pengalaman bus listrik TransJakarta yang memiliki “nozel” berbeda dengan kendaraan pada umumnya, maka patut juga dipertimbangkan pemberlakuan SNI setiap kendaraan listrik yang beroperasi di Indonesia.

Terjangkau

Dengan berbagai jaminan ketersediaan dan kepastian infrastruktur kendaraan listrik maka dapat dipastikan harga mobil dan sepeda motor listrik kian terjangkau.

Persoalannya memang baterai, mengingat investor yang berminat juga masih menghitung-hitung “akankah uang yang akan ditanam untuk membangun pabrik baterai bakal balik?”.

Harapannya pada peresmian pabrik baterai untuk mobil listrik kolaborasi Hyundari Motor Group dengan LG Energy Solution di Karawang, Jawa Barat, oleh Presiden Joko Widodo bisa menjadi jawaban akan mahalnya kendaraan listrik di Indonesia.

Kalau pabrik itu sudah beroperasi maka volume kendaraan listrik bisa terus bertambah dan harganya lebih terjangkau. Tentunya juga berkualitas.

Reporter: Antara

Editor: Sunu Dyantoro

Sumber: TEMPO.CO, Minggu, 26 Juni 2022

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 52 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB