Kita sering mendengar kata mangrove, namun mungkin masih banyak yang belum mengetahui secara jelas. Asal mula kata mangrove tidak jelas. Salah satu pendapat mengatakan, kata itu berasal dari perpaduan antara bahasa Portugis ”mangue” dan bahasa Inggris ”grove”. Secara umum mangrove diartikan sebagai formasi tumbuhan di pantai daerah tropis dan subtropis yang terlindung.
Flora dan fauna
Mangrove tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Hutan mangrove terdiri atas aneka pohon, seperti pohon bakau (Rhizophora), palma, dan nipah (Nypa).
Selain flora atau tumbuh-tumbuhan, hutan mangrove juga merupakan habitat berbagai satwa liar, seperti primata, reptil, burung, dan ikan. Selain sebagai tempat berlindung dan mencari makan, mangrove juga merupakan tempat berkembang biak bagi burung air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagi berbagai jenis ikan dan udang, perairan mangrove merupakan tempat ideal untuk mencari makan dan membesarkan anak. Kita bisa menemukan kepiting dan berbagai jenis udang di sini. Mangrove juga merupakan tempat perlindungan bagi ikan dari ancaman predator, khususnya ikan predator.
Adapun burung yang bisa ditemukan di hutan mangrove antara lain blekok, kuntul, dan bangau. Burung-burung ini menggunakan mangrove sebagai tempat untuk mencari makan, berkembang biak, atau sekadar beristirahat, seperti burung air migran yang, antara lain, terdapat di daerah pantai timur Sumatera.
Para ilmuwan mencatat, terdapat 167 jenis burung di hutan mangrove di Pulau Jawa. Mangrove juga merupakan habitat yang baik bagi beberapa jenis burung yang langka atau hampir punah, seperti wilwo, bubut hitam, dan bangau tongtong.
Jenis mamalia yang bisa ditemukan di kawasan mangrove antara lain kancil, kelelawar, lutung, kucing bakau, monyet ekor panjang, harimau sumatera, dan berang-berang.
Manfaat mangrove
Mangrove merupakan ekosistem yang sangat produktif. Berbagai produk dari mangrove dapat dihasilkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti kayu bakar, bahan bangunan, keperluan rumah tangga, kulit, obat-obatan, dan perikanan.
Perikanan pantai sangat dipengaruhi oleh keberadaan mangrove. Mangrove memiliki peran penting dalam melindungi pantai dari gelombang, angin, dan gempuran badai. Tegakan mangrove dapat melindungi permukiman, bangunan, dan pertanian dari angin kencang dan intrusi air laut.
Jenis mangrove di Indonesia
Para ahli belum sepakat berapa persisnya luas mangrove di seluruh dunia, namun diperkirakan 15 juta hektar hingga 19 juta hektar. Untuk kawasan Asia, luas mangrove mencapai 32-41 persen dari luas mangrove dunia.
Di Indonesia, luas mangrove juga masih beragam. Dengan luas sekitar 3,5 juta hektar, Indonesia merupakan negara mangrove terluas di dunia (18-23 persen), melebihi Brasil (1,3 juta hektar), Nigeria (1,1 juta hektar), dan Australia (0,97 juta hektar).
Mangrove di Indonesia lebih bervariasi dibandingkan dengan kawasan/wilayah lain. Di Indonesia tercatat 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjatan, 44 jenis herba tanah, 44 epifit, dan 1 jenis paku.
Pada umumnya lebar zona mangrove jarang melebihi 4 kilometer (km). Pada beberapa daerah teluk yang dangkal dan tertutup, lebar zona mangrove dapat mencapai 18 km, seperti Teluk Bintuni, Papua, yang mempunyai hutan mangrove lebih dari 30 km.
Pulau Jawa pun memiliki keanekaragaman jenis mangrove yang tinggi (sebelum dibabat hampir habis) dengan 166 jenis dari keseluruhan 202 jenis mangrove di Indonesia.
Semakin merosot
Luas mangrove di Indonesia semakin merosot dari tahun ke tahun. Pada tahun 1990, luas mangrove yang tersisa hanya 2,49 juta hektar. Ini berarti Indonesia telah kehilangan 40 persen area mangrovenya.
Penyebabnya antara lain pengambilan kayu, peralihan fungsi untuk tambak, dan area pertanian. Luas mangrove sepanjang 1.000 km di pantai Pulau Jawa kini tinggal 10 persen. Sebagai contoh, mangrove sepanjang 32 km di pantai Jakarta, kawasan Suaka Margasatwa Angke, dan kawasan Taman Wisata Alam Angke Kapuk kini tinggal 10 persen.
Mangrove begitu penting untuk membentengi pantai Indonesia. Kita sebaiknya ikut melestarikan dan mengembangkan lingkungan, termasuk lingkungan pantai.
Pramudito, Penulis Lepas, Tinggal di Depok, Jawa Barat
Ilustrasi: Distri
Sumber: Kompas anak, 18 Mei 2014