Kondensor Komponen yang Membuat AC Terasa Dingin atau Panas

- Editor

Kamis, 18 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANYAK pemilik mobil tidak sadar, kondensor AC bisa menaikkan temperatur mesin bila ditempatkan sembarangan dan menghambat transfer panas radiator ke udara. Kondensor terdiri dari pipa-pipa yang berkelok-kelok seperti ular dengan sirip-siirip guna membantu menyerap panas. Itu sebabnya, makin besar penapang kondensor, makin mudah panas dilepas, sehingga pengembunan freon menjadi cair.

Kondensor berperan membuang panas akibat pemampatan freon di kompresor saat dikompresi ke kondensor, juga panas yang diserap di dalam kabin mobil oleh freon saat bekerja di dalam evaporator. Freon yang dimampatkan kompresor ini bertekanan sekitar 16 kg/cm2 atau lebih, dengan temperatur berkisar 60 derajat Celcius lebih.

Untuk mendapatkan pendinginan yang baik, panas harus diturunkan agar gas dalam kondensor berubah menjadi cair. Inilah fungsi utama kondensor. Meski panas diturunkan, namun tekanan tetap tinggi, agar penyemprotan di evaporator oleh katup ekspansi berlangsung baik. Karena itu, kondensor ini didesain sedemikian rupa sehingga transfer panas ke udara luar dapat berlangsung lebih cepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Semula kondensor AC mobil dibuat sederhana. Pada Mobil-mobil berkabin mesin yang besar, keberadaan kondensor yang besar tidak mempengaruhi temperatur mesin. Namun kini trend mobil kecil dan ramping, kondensor harus dibuat tipis. Akibamya, pipa-pipa pada kondensor harus ditambahi sirip-sirip dan kipas guna mempercepat pembuangan panas. Pipa kondensor pun dibuat pipih, dengan beberapa lubang, agar ada banyak permukaan untuk menyerap panas. Akibatnya, bila ada kotoran kecil masuk ke sistem, kondensor bisa tersumbat.

Keberadaan kondensor tidak selalu berada di depan radiator. Tetapi, saat kondensor bekerja, panas yang dilepas menambah panas suhu radiator. Akibatnya, bila kipas radiator didesain pas-pasan, panas mesin akan naik, apalagi kalau kondensor tidak dilengkapi kipas tambahan guna membantu kerja kipas radiator.

Pada AC ”Cap Cay” (Kompas, 27/7/1995), sering ditemukan tidak adanya kipas kondensor sehingga muncul keluhan AC tidak dingin dan mesin mobil sering panas. Lain halnya dengan yang asli, keberadaan kondensor ini telah diantisipasi, sehingga tidak berpengaruh pada temperatur mesin, karena daun kipas diperbesar atau ditambah.

Dua tipe
Ada dua jenis kondensor. Pertama serpentine type adalah model sederhana yang banyak dipakai kini karena lubang masuk dan keluar pada pipa bersambung tanpa sekatan dan berlekuk-lekuk seperti ular (serpentine). Janis ini cocok untuk mobil yang mesinnya berkabin besar, karena desainnya biasanya besar dan memerlukan tempat luas. Kedua, multy-flow type untuk kabin yang sempit, karena transfer panas dirancang lebih efisien.

Bila pada jenis serpentine, pipa cukup ditekuk dan dibuat berbelok-belok, maka pada jenis multy-flow type pipanya sedikit lebih rumit. Saat masuk, pipa yang dialiri misalnya 10 buah, lalu disekat dan dilanjutkan enam pipa, lalu empat pipa dan seterusnya hingga menjadi Iebih sedikit. Ini dimaksudkan supaya pencairan cepat terjadi. Selain itu, permukaan penyerap panas bertambah besar sehingga pipa-pipanya diperkecil atau lebih pipih.

Begitu rumitnya alur pipa itu, sehingga kita akan repot bila harus manbersihkannya kalau terjadi penyumbatan. Karena itu, lubang masuk dan keluar harus segera ditutup sehabis membongkar kondensor baik di bagian mesin maupun di kondensor itu sendiri. Dengan demikian kotoran tidak masuk ke sistem yang bisa memacetkan AC.

Berbagai keluhan
Keluhan-keluhan yang umum muncul adalah AC kurang dingin, mesin cepat panas saat AC bekerja. Bila AC terasa kurang dingin, amat mungkin disebabkan pembuangan panas di bagian kondensor tidak berlangsung baik, karena cairan freon yang dibutuhkan tidak terjadi semestinya, sehingga saat freon melewati katup ekspansi masih berupa antara gas dan cair dan tidak bisa dikabutkan.

Kemungkinan ini antara lain disebabkan oIeh a) pembuangan panas pada kondenser kurang; b) sirkulasi udara di kondensor kurang baik sehingga panas tidak optimal terbuang. Mungkin letak kondensor dan radiator terlalu pendek (jarak yang baik antara radiator dan kondensor adalah lebih dari 10 mm); c) udara yang ditiup/disedot kipas tidak maksimal karena kipas tidak dilengkapi shroud (dop) hingga udara di luar area kondensor malah terhisap/tersedot; d) kondensor kotor oleh debu atau sampah yang menempel di sirip-siripnya; e) kipas kondensor kurang besar kapasitas tiup atau sedotnya; f) kondensor tersumbat salah satu lubangnya (untuk jenis malty flow).

Bila panas mesin naik saat, AC bekerja, mungkin disebabkan oleh: a) kondensor tidak dilengkapi kipas tambahan (extra fun); b) antara radiator dan kondensor mungkin ada kotoran; c) kipas radiator kurang mampu mendinginkan radiator dan kondensor (mungkin tidak dapat dilewati udara karena sempit); d) tali kipas putus atau selip.

Posisi kondensor
Meski kondensor AC bisa dipasang di mana-mana, namun untuk beberapa mobil tidak bisa diperlakukan semaunya, mengingat ada mobil-mobil tertentu yang ruangan mesinnya terlalu sempit. Namun yang penting, letak kondensor harus agak lega. Untuk itu ada beberapa pilihan.

Pertama, pada mobil-mobil yang kabin mesinnya ada di depan dan ruang antara radiator dan kipas (front grill) lega, ada dua pilihan tempat untuk pemasangan kondensor. a) Di depan radiator di belakang front grill, adalah tempat terbaik. Di situ pembuangan panas bisa berlangsung lebih baik dan efisien, karena akan terbantu oleh aliran udara/angin saat mobil berjalan. Kelemahannya, banyak debu atau kotoran tersangkut di strip kcndensor, karena pembuangan panasnya disedot kipas radiator. b) Tidak semua mobil punya ruang cukup lega antara front grill dan radiator, sehingga pilihannya dipasang di belakang radiator. Kelemahannya, udara yang ditiupkan kipas terhalang, sehingga membutuhkan tambahan ekstra fan di depan radiator guna membantu pembuangan panas.

Kedua, untuk kelompok minibus, di mana mesin ada di bawah jok depan, masih ada ruang lega antara radiator dan kipas atau bagian depan radiator. Namun jangan lupa memasang ekstra fan. Kalau tidak, mesin bisa panas saat mobil berhenti agak lama sementara AC bekerja. Ini disebabkan sirkulasi udara tidak memadai untuk pembuangan panas.

Ketiga, untuk kelompok VW, letak kondensor tidak di ruang mesin (bisa di belakang, tengah, atau samping). Akibatnya dibutuhkan selang atau pipa lebih panjang untuk penyambungan dari kompresor ke kondensor dan dari kondensor ke receiver drier. Dan jangan lupa menambahkankan ekstra fan. (Syafriwal Marbun, teknisi AC mobil)

Sumber: Kompas, 7 Desember 1995

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Gelar Sarjana
Gelombang Radio
Berita ini 336 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:13 WIB

Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu

Jumat, 2 Desember 2022 - 14:59 WIB

Misteri “Java Man”

Kamis, 19 Mei 2022 - 23:15 WIB

Empat Tahap Transformasi

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB