Raihlah impianmu setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau jatuh diantara bintang-bintang. Ungkapan itu yang tepat disematkan kepada Ahmad Munjizun, pemuda kelahiran Desa Batunyala, Praya Tengah, Lombok Tengah, yang berhasil meraih gelar doktor di Amerika Serikat.
JIZUN, panggilan akrab doktor muda ini, memang baru saja menyelesaikan studi S3-nya dengan spesialisasi ilmu kuda di North Carolina State University, salah satu kampus terbaik di Amerika Serikat.
Kepada Radar Lombok, Jizun berbagi kisah tentang perjuangannya sebelum akhirnya bisa lulus dari North Carolina State University lewat jalur beasiswa Fulbright, dengan gelar Doctor of Philosophy in Animal Science.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tentunya untuk menempuh pendidikan di luar negeri lewat jalur beasiswa bukanlah perkara yang mudah. Dan Jizun bukan orang yang beruntung begitu saja. Diperlukan tekad yang kuat untuk bisa menggapainya.Tapi keinginannya untuk terus belajar dan menggapai cita-cita memang patut diacungi jempol.
Bermula ketika masa kecil Jizun lebih banyak dihabiskan untuk membantu orang tuanya beternak sapi dan kuda. Alih-alih merasa terbebani karena tidak bebas bermain sebagaimana anak-anak diusianya. Pekerjaan itu justru dianggap Jizun sebagai sebuah kesempatan untuk belajar bertanggung jawab, belajar artinya kebersamaan dan paling penting adalah belajar mengatasi masalah yang dihadapi. Layaknya seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan. Jizun pun mampu memandu adik-adiknya kala itu.
“Saya coba melihat dari sisi lain, i know (saya tahu) itu (pekerjaan mengurus sapi dan kuda) suatu keharusan karena itu adalah tanggung jawab saya. Tapi disatu sisi itu adalah sesuatu yang enjoyable (menyenangkan). Secara umum itu juga yang menjadi inspirasi saya untuk kemudian mengambil jurusan peternakan,” katanya membuka percakapan.
Tapi sebelum akhirnya diterima di Fakultas Peternakan (Faterna) Universitas Mataram (Unram) pada tahun 2009. Jizun sebenarnya lebih banyak memiliki ketertarikan dibidang pendidikan matematika dibandingkan ilmu peternakan. Buktinya pada semester awal masa perkuliahan. Jizun sempat berencana akan pindah jurusan ke Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan (FKIP) mengambil jurusan ilmi pendidikan matematika.
Menariknya ada satu momen, dimana Jizun mengikuti seminar dari salah satu guru besar Faterna Unram yakni Profesor Suhubdi Yasin.
Dalam seminarnya menampilkan foto-foto dan pengalaman bagaimana hebat dan suksesnya alumni Faterna Unram dapat kuliah ke luar negeri lewat beasiswa. Bahkan sampai bisa memboyong keluarga mereka ke Australia.
“Dia (Profesor Suhubdi) sempat bilang kalau saya alumni peternakan Unram bisa duduk seperti kalian ini bisa dapat beasisiwa gratis di kampus terbaik dunia. Maka pasti kalian juga bisa, (sekolah ke luar negeri),” kata Jizun meniru perkataan salah satu dosen favoritnya.
Sejak saat itu, Jizun mulai tergiur dengan beasiswa dan membatalkan niatnya untuk keluar dari Faterna Unram. Dan itu juga yang menjadi pemantik semangatnya untuk melanjutkan kuliah S2 di University of Queensland, Australia.
Demi mewujudkan mimpi-mimpinya untuk kuliah ke luar negeri. Selama kuliah S1 di Faterna Unram. Jizun termasuk mahasiswa aktif dan berprestasi. Tidak hanya dibidang akademik tapi juga organisasi di dalam maupun luar kampus. Di akademik Jizun beberapa kali menjuarai lomba karya tulis ilmiah dan termasuk sebagai mahasiswa penerima beasiswa PPA dan mendapat predikat Mawapres Unram tahun 2012.
Sedangkan di organisasi dia sempat menjabat sebagai Ketua MT An Nahl Faterna Unram dan Kepala Departemen PSDM BEM Unram serta di Formula (Forum Silaturahmi Mahasiswa Pemuda Lombok Tengah) dengan jabatan yang sama yakni Kepala Departemen PPSDM.
Dengan banyaknya suka duka dan lika-liku dunia perkuliahan yang dijalani Jizun. Serta buah tekad dan usahanya yang sungguh-sungguh dalam menggapai cita-cita.
Di tahun 2013, Jizun berkesempatan untuk mengikuti sebuah program magang NTCA (Norther Territory Cattlemen’s Association) Indonesia-Australia Pastoral selama 2 bulan di Australia. Setelah berhasil melewati semua tahapan seleksi.
“Waktu magang dua bulan di Australia with very little to no english (Skill bahasa inggris kurang). Bahkan hampir tidak bisa bahasa inggris. Tapi alhamdulillah saya satu-satunya yang diterima (magang) dari Unram karena modal nekat,” ujarnya.
Selama dua bulan mengikuti program magang NTCA di Australia. Banyak hal yang bisa dipelajari Jizun. Terutama tentang sistem peternakan sapi di Australia. Ditambah paparan secara langsung pada English native speakers juga membuatnya menjadi starting poin yang ideal untuk mulai belajar bahasa inggris lebih intensif.
Bagi Jizun pengalaman itu juga yang menguatkan tekad dan cita-citanya untuk balik ke Australia melanjutkan S2 nya. “Waktu di Australia saya struggle dengan bahasanya susah mengutarakan, mendengarkan dan mengerti apa orang bilang. But i didn’t give up, ada namanya kamus, tanya temen kalau tidak bisa ada banyak cara untuk bisa bahasa inggris,” terangnya.
Jizun kemudian lulus dari Faterna Unram dengan IPK yang memuaskan pada April 2014 lalu. Meski begitu dia tetap rajin datang ke kampus. Hikmahnya Jizun mendapat informasi termutakhir tentang beasiswa. Termasuk informasi tentang pendaftaran ELTA (English Language Teachers Association) NTB III dari Australia Award Scholarship dan beasiswa LPDP ke Australia.
ELTA adalah beasiswa yang memberikan pelatihan bahasa juga selama tiga bulan. Adapun beasiswa LPDP, tidak hanya membiayai saat kuliah. Tetapi juga menyediakan pelatihan bahasa inggris selama 6 bulan. Dua beasiswa inilah yang kemudian mengantarkan Jizun kuliah di University of Queensland Australia.
Menurut Jizun kunci untuk mendapatkan beasiswa di University of Queensland Australia adalah sabar mengikuti prosesnya. Tapi yang paling penting dan utama adalah pastikan bahwa kalian memulainya dengan mendaftar beasiswa tersebut. Sebab percuma banyak mencari dan mendengar tips dan trik mendapatkan beasiswa dari orang-orang hebat tapi nyatanya tidak dimulai dengan mendaftar beasiswa itu sendiri.
Jizun berpesan bagi anak muda yang ingin melanjutkan pendidikannya. Ada banyak lembaga yang menawarkan sejumlah beasiswa untuk mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Maka akan sangat disayangkan jika peluang tersebut tidak diambil.
Dan benar saja peluang tersebut diambil oleh Jizun. Setelah menyelesaikan pendidikan S2-nya di University of Queensland Australia dengan konsen keilmuan ternak kuda. Jizun kembali melanjutkan studi S3-nya di North Carolina State University, Amerika Serikat tahun 2019 dengan jurusan yang sama yakni ilmu ternak kuda. Kali ini Jizun mendapatkan beasiswa Fulbright dari Pemerintah Amerika Serikat.
“Kuncinya adalah daftar and follow all the processes you will get there (Dan ikuti semua proses, kamu akan dapat beasiswa,” ucapnya.
Berbicara mengenai kuliah di luar negeri. Jizun meyakini bahwa tidak hanya menambah pengetahuan yang dipelajari. Tapi juga menambah wawasan tentang budaya baru, menemukan teman baru dari berbagai belahan dunia, menambah network, serta pengalaman. Keuntungan lain yakni mendapatkan akses ke berbagai jurnal yang lebih luas serta fasilitas luar biasa yang bisa dinikmati sebagai seorang mahasiswa.
Mimpi-mimpi Jizun yang sudah dirajut sejak lama perlahan mulai terwujud. Kini Jizun telah wisuda sebagai seorang doktor muda dari salah satu universitas ternama di Amerika Serikat. Jizun pun siap untuk mengaplikasikan ilmunya untuk kepentingan orang banyak. Saat ini Jizun disibukkan dengan aktivitas intershipnya di salah satu peternakan pembiakan kuda Thoroughbred di Kentaucky Amerika Serikat.
Sebagaimana motivasi dalam hidupnya, Jizun sang pembelajar. Jizun memiliki mimpi besar untuk menjadi seorang yang berpengaruh dan menghadirkan satu legasi yang membawa dampak positif bagi peradaban manusia.(BUDI RATNASARI — LOMBOK TENGAH)
Sumber: RADAR LOMBOK, 26 Mei 2023