Kefasihan digital yang dimiliki oleh perempuan mampu mempersempit celah kesenjangan jender dengan pria. Namun, perempuan Indonesia masih tertinggal dalam kefasihan digital untuk pengembangan karier menjadi pemimpin.
Hal tersebut disampaikan Country Managing Director Accenture Indonesia Neneng Goenadi kepada pers saat peluncuran hasil riset Accenture di Jakarta, Rabu (30/3/2016). Hadir juga sebagai pembicara Pemimpin Redaksi Majalah Femina Petty Fatimah. Acara dimoderatori oleh Marketing Communication Lead Accenture Nia Sarinastiti.
Berdasarkan hasil riset terbaru dari Accenture tahun 2016 lewat publikasi “Menjadi Sederajat: Bagaimana Digital Membantu Mempersepit Celah Jender di Ruang Lingkup Kerja”, negara maju butuh waktu 25 tahun lebih cepat dari 50 tahun untuk mencapai kesetaraan jender di dunia kerja dengan pemanfaatan teknologi digital, sedangkan negara berkembang butuh waktu 40 tahun lebih cepat dari 85 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Peringkat Indonesia menjadi kedua terendah dari 31 negara terkait kesadaran wanita terhadap pemanfaatan teknologi digital. Kefasihan wanita Indonesia juga masih rendah, yaitu di peringkat ke-26,” kata Neneng.
Survei tersebut dilakukan pada sekitar 4.900 responden perempuan dan laki-laki dari 31 negara. Hal tersebut dilakukan untuk menilai sejauh mana mereka telah menggunakan teknologi digital dalam kehidupan pribadi, pendidikan, hingga pekerjaan. Sampel ini mewakili tiga generasi (generasi milenial, generasi X, dan generasi baby boomers). Metode yang digunakan adalah Digital Fluency Model (Model Kefasihan Digital Accenture).
Untuk menilai secara aktual, kegiatan diskusi kelompok juga dilakukan terhadap perempuan selama 7 hingga 10 bulan. Petty Fatimah menguraikan, responden perempuan yang dipilih terbagi atas latar belakang pendidikan dan jenis pekerjaan.
“Hasilnya 60-70 persen peserta wanita masih menggunakan internet untuk media sosial. Mereka belajar bahasa asing dan mencari ilmu baru lewat free tutorial,” kata Petty. Ia menambahkan, sejumlah responden itu telah menggunakan internet sejak sekolah dasar (SD).
(C02)
Sumber: Kompas Siang | 30 Maret 2016