Kesetaraan Jender Tercapai Lewat Kefasihan Digital

- Editor

Kamis, 31 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kefasihan digital yang dimiliki oleh perempuan mampu mempersempit celah kesenjangan jender dengan pria. Namun, perempuan Indonesia masih tertinggal dalam kefasihan digital untuk pengembangan karier menjadi pemimpin.

Hal tersebut disampaikan Country Managing Director Accenture Indonesia Neneng Goenadi kepada pers saat peluncuran hasil riset Accenture di Jakarta, Rabu (30/3/2016). Hadir juga sebagai pembicara Pemimpin Redaksi Majalah Femina Petty Fatimah. Acara dimoderatori oleh Marketing Communication Lead Accenture Nia Sarinastiti.

Berdasarkan hasil riset terbaru dari Accenture tahun 2016 lewat publikasi “Menjadi Sederajat: Bagaimana Digital Membantu Mempersepit Celah Jender di Ruang Lingkup Kerja”, negara maju butuh waktu 25 tahun lebih cepat dari 50 tahun untuk mencapai kesetaraan jender di dunia kerja dengan pemanfaatan teknologi digital, sedangkan negara berkembang butuh waktu 40 tahun lebih cepat dari 85 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Peringkat Indonesia menjadi kedua terendah dari 31 negara terkait kesadaran wanita terhadap pemanfaatan teknologi digital. Kefasihan wanita Indonesia juga masih rendah, yaitu di peringkat ke-26,” kata Neneng.

Survei tersebut dilakukan pada sekitar 4.900 responden perempuan dan laki-laki dari 31 negara. Hal tersebut dilakukan untuk menilai sejauh mana mereka telah menggunakan teknologi digital dalam kehidupan pribadi, pendidikan, hingga pekerjaan. Sampel ini mewakili tiga generasi (generasi milenial, generasi X, dan generasi baby boomers). Metode yang digunakan adalah Digital Fluency Model (Model Kefasihan Digital Accenture).

Untuk menilai secara aktual, kegiatan diskusi kelompok juga dilakukan terhadap perempuan selama 7 hingga 10 bulan. Petty Fatimah menguraikan, responden perempuan yang dipilih terbagi atas latar belakang pendidikan dan jenis pekerjaan.

“Hasilnya 60-70 persen peserta wanita masih menggunakan internet untuk media sosial. Mereka belajar bahasa asing dan mencari ilmu baru lewat free tutorial,” kata Petty. Ia menambahkan, sejumlah responden itu telah menggunakan internet sejak sekolah dasar (SD).
(C02)

Sumber: Kompas Siang | 30 Maret 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB