Kesadaran Gunakan Alat Kontrasepsi Rendah

- Editor

Kamis, 3 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kesadaran masyarakat menggunakan alat kontrasepsi di Indonesia masih rendah. Hal ini menyebabkan program keluarga berencana tidak berjalan karena tidak berhasil menekan angka kelahiran anak.

Pelaksana Tugas Deputi Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sanjoyo mengatakan, penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang spiral (IUD) dan implan atau susuk sangat rendah. Persentase pengguna alat kontrasepsi jangka panjang hanya sekitar 18 persen. Sisanya menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek berupa pil dan suntik.

“Padahal, alat kontrasepsi jangka pendek kurang efektif karena akseptor (pengguna) sering lupa. Jika suntik atau minum pil tidak dijalani secara rutin, angka drop out KB akan meningkat,” ujar Sanjoyo dalam seminar Keluarga Peduli Kesehatan Reproduksi yang diselenggarakan BKKBN di Jakarta, Rabu (2/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, sebanyak 62 persen peserta KB menggunakan alat kontrasepsi modern dan tradisional. Pengguna IUD baru 4 persen, susuk 3 persen, suntik 32 persen, dan pil 14 persen.

Hal ini mengakibatkan angka kelahiran di Indonesia tinggi. Menurut Sanjoyo, jumlah kelahiran di Indonesia pada 2014 mencapai 4 juta bayi per tahun dengan angka kelahiran 2,6. “Pada 2025, kami menargetkan angka kelahiran menurun jadi 2,1. Dengan angka itu, baru tercapai program dua anak cukup pada KB,” katanya.

Selain itu, tenaga petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) sangat minim. Saat ini, hanya ada sekitar 17.000 PLKB di seluruh Indonesia. Padahal, beberapa tahun lalu, jumlah PLKB mencapai 70.000 orang. Kekurangan petugas lapangan, menurut Sanjoyo, disebabkan banyaknya kader yang mendapat promosi jabatan, sedangkan pengaderan untuk penggantinya tidak berjalan lancar.

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang KB, BKKBN mengembangkan berbagai strategi, di antaranya memberikan layanan promosi dan konseling kesehatan reproduksi fasilitas kesehatan dan kelompok-kelompok kegiatan masyarakat.

Promosi tersebut dapat berupa pengaturan proses reproduksi berdasarkan siklus kehidupan manusia, mulai dari proses konsepsi, janin, kehamilan, kelahiran, bayi dan anak, remaja, usia reproduksi sampai lanjut usia, baik laki-laki maupun perempuan. Kegiatan promosi dapat di lakukan di puskesmas, saat kegiatan kelompok masyarakat, di sekolah, dan dalam lingkungan keluarga. (B06)

Sumber: Kompas Siang | 2 September 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB