Naufal Shafiy Putra Angkasa namanya. Di usia 19 tahun 10 bulan, Naufal berhasil menyelesaikan studinya dengan mengantongi gelar sarjana teknik di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Wisudawan termuda dari Departemen Teknik Perkapalan itu telah menjalankan prosesi wisuda pada Sabtu lalu (24/9). Ia mengaku memang tertarik sejak awal dalam bidang konstruksi kapal.
Dikutip dari laman resmi kampus pada Senin (26/9/2022), pria yang akrab disapa Shafiy itu memiliki misi untuk berkontribusi pada kemaritiman Indonesia yang menurutnya masih tertinggal dengan negara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengambil Topik TA Terkait Metode Penyambungan Plastik Daur Ulang
Shafiy menjelaskan bahwa laut Indonesia masih banyak yang tercemar oleh sampah plastik yang belum bisa diolah. Nah, faktor ini jadi salah satu penyebab rusaknya ekosistem laut.
Karena itu pula, topik Tugas Akhir (TA) Shafiy mengusung judul Analisis Teknis dan Ekonomis Metode Penyambungan Plastik Daur Ulang. Pada penelitiannya, alumnus SMAN 2 Sidoarjo itu menggunakan sistem pengeleman dan plastic webbing untuk kulit lambung kapal.
Jadi wisudawan termuda, tak dapat dipungkiri bahwa Shafiy juga menemui sejumlah kendala dalam meraih gelar Sarjana Teknik. Karena umurnya yang terbilang masih muda, ketidakstabilan emosi kerap ia rasakan.
Hal itu lumrah dirasakan mengingat umurnya yang masih remaja. Namun, berkat bantuan teman-teman dan keluarganya Shafiy bisa melewati rintangan kecil tersebut semasa kuliah.
Meski Terpaut Usia Cukup Jauh, Shafiy Tidak Kesulitan Bergaul
Semasa kuliahnya, Shafiy mengaku tak pernah kesulitan dalam bergaul dan berkomunikasi dengan teman seangkatan. Meskipun terpaut umur yang cukup jauh, dirinya bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik.
“Solidaritas teman Teknik Perkapalan yang tinggi sudah diasah saat kaderisasi, umur tidak menjadi batasan bahkan sudah seperti keluarga sendiri,” terang pria asal Sidoarjo tersebut.
Saat dirinya masih menjadi mahasiswa, Shafiy selalu membaca ulang materi yang diberikan. Ia tak pernah menelan mentah-mentah ilmu yang diberikan oleh dosen.
Tak sampai di situ, Shafiy juga berkecimpung pada proyek riset Baito Deling. Di sana, ia belajar proses pembuatan kapal dengan laminasi bambu.
“Biasanya kapal terbuat dari alumunium dan kayu, tetapi saya tertarik bergabung dengan Baito Deling karena membuat kapal dari bambu,” ungkap wisudawan ITS itu.
Shafiy Aktif Mengikuti Organisasi
Menurut Shafiy, mahasiswa tidak hanya fokus pada bidang akademik, tetapi juga pengalaman non akademik. Oleh karenanya, ia juga aktif pada Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan (HIMATEKPAL).
Di sana, Shafy menjabat sebagai staf divisi pengembangan sumber daya manusia (PSDM) sebelum akhirnya menjadi kepala divisi PSDM pada tahun berikutnya.
Shafiy juga merasa perlu membekali diri pada dunia pemasaran. Di tahun ketiganya, ia menjadi digital marketer Baito Deling dan mempelajari project management.
Ilmu yang ia dapatkan semasa di Baito Deling membuatnya bersyukur karena dapat berguna untuk jenjang kariernya nanti. Prinsip Shafiy yaitu, belajar tidak mengenal waktu dan usia. Kepada para juniornya, wisudawan termuda ITS ke-126 itu juga memberikan pesan.
“Jadilah manusia yang bermanfaat untuk sekitar sehingga memberi dampak positif pada diri kita juga,” pungkasnya.
Anisa Rizki – detikEdu
Sumber: Detik.com, Senin, 26 Sep 2022