Kembangkan Bisnis Rintisan Siswa SMK

- Editor

Kamis, 17 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kemampuan berwirausaha hendaknya juga diajarkan kepada siswa-siswa SMK. Sebab, selain memiliki keterampilan bekerja di bidang tertentu, mereka juga membutuhkan keterampilan untuk membangun dan mengelola kewirausahaan.

“Pemagangan siswa kelas XI di perusahaan atau industri murni untuk memperdalam keahlian pada jurusan yang dipilih siswa. Akan tetapi, dengan adanya program mengembangkan bisnis rintisan, siswa juga belajar membuka lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain,” kata guru Kewirausahaan SMKN 27 Jakarta Pusat, Suryaningsih, pada acara Generasi Milenial, Penggerak Semangat Kewirausahaan di Indonesia, Rabu (16/3), di Jakarta.

Kegiatan tersebut diadakan oleh Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Bank Permata. Hadir Wakil Direktur Utama Bank Permata Julian Foong, anggota Dewan Pembina PJI yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja, Kepala Seksi Manajemen SMA/SMK Dinas Pendidikan DKI Jakarta Dudung Durohim, serta animator Chikita Fawzi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Program kewirausahaan muda ini mengumpulkan tiga bisnis rintisan dari SMKN 27, SMK Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Ditkesad), dan SMK Bina Informatika. Para peserta merupakan siswa kelas X yang berkumpul dan membentuk perusahaan siswa. Mereka diharuskan mencari dan membuat produk untuk dijual dan mengelola penghasilannya.

Produk-produk tersebut adalah pengusir tikus dan serangga dari sari buah bintaro oleh SMK Farmasi Ditkesad, tempat pensil multifungsi oleh SMKN 27, dan komik digital oleh SMK Bina Informatika. Bisnis rintisan itu dijalankan selama satu tahun pelajaran, setelah itu dilikuidasi. Siswa diperbolehkan melanjutkan bisnis secara pribadi atau berkelompok di luar program kewirausahaan muda.

Hanya dua pilihan
Sarwono, dalam sambutannya, mengungkapkan pentingnya kecakapan di dalam kewirausahaan. Selain memandirikan, hal itu juga membuat generasi muda memiliki daya saing.

“Kita punya waktu 25 tahun hingga bonus demografi terjadi. Pilihan kita hanya dua, mengasah kemampuan atau tertinggal cuma menjadi penonton,” ucap Sarwono. Bonus demografi, lanjutnya, merupakan berkah apabila generasi muda disiapkan sedari dini dengan kemampuan bersaing yang baik.

Penasihat Manajemen PJI Robert Gardiner menjelaskan, pihaknya akan memilih tim terbaik tingkat nasional untuk mengikuti lomba wirausaha muda se-Asia Pasifik. (DNE)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Maret 2016, di halaman 12 dengan judul “Kembangkan Bisnis Rintisan Siswa SMK”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB