Kehidupan di Luar Bumi; Perburuan Bernilai 100 Juta Dollar AS

- Editor

Senin, 27 Juli 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mencari adalah salah satu upaya ilmiah terpenting manusia. Keyakinan pada “mencari” itu pula yang membuat fisikawan Stephen Hawking mendukung proyek Breakthrough Initiatives mencari kehidupan lain di luar Bumi, yang diluncurkan di London, Inggris, Senin (20/7).

Proyek 100 juta dollar AS atau setara Rp 1,2 triliun (kurs Rp 12.000 per dollar AS) itu, sejauh ini upaya termahal membuktikan makhluk di Bumi tidaklah sendirian. “Di suatu tempat di alam semesta, mungkin, kehidupan cerdas bisa jadi sedang menonton pancaran cahaya kita, menyadari apa yang mereka maksud,” kata Hawking saat peluncuran program di Royal Society.

Kini, kata Hawking, saatnya berkomitmen menemukan jawaban, mencari kehidupan di luar Bumi. “Kita hidup. Cerdas. Kita harus tahu,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

epa04854128 British scientist Stephen Hawking speaks during a press conference in London, Britain, 20 July 2015. Russian billionaire Milner and Hawking announced a global science initiative for the search of civilised life in the universe.  EPA/ANDY RAIN
epa04854128 British scientist Stephen Hawking speaks during a press conference in London, Britain, 20 July 2015. Russian billionaire Milner and Hawking announced a global science initiative for the search of civilised life in the universe. EPA/ANDY RAIN

Menurut Yuri Milner, miliuner AS pendiri sekaligus penyumbang dana inisiatif itu, teknologi sampai tahap membawa kemungkinan mendengar bermacam tanda kecerdasan makhluk hidup di luar Bumi ke dalam pijakan ilmiah yang tepat. “Teknologi terkini memberi kita kesempatan nyata menjawab salah satu pertanyaan terbesar manusia: Apakah kita sendirian?” kata investor Twitter dan Facebook.

Proyek itu diprogram 10 tahun. Tim akan mendeteksi pancaran sinyal dari jutaan bintang terdekat Bumi. Mereka mengamati langit sepuluh kali lebih banyak dari program sebelumnya dan memindai spektrum radio lima kali lebih banyak, dengan 100 kali lebih cepat.

Untuk semua itu, dua teleskop tercanggih saat ini dilibatkan: Teleskop Green Bank (sepanjang 100 meter) di West Virginia, AS, dan Teleskop Parkes (64 meter) di New South Wales, Australia. Teleskop Lick di California, AS, juga diikutsertakan.

Milner menegaskan, data-data yang diperoleh akan dibagikan terbuka, sekaligus berharap ada masukan dari jejaring sosial atas upaya pencarian itu. Publik diundang terlibat mencari sinyal dari luar Bumi melalui proyek SETI@home.

Secara khusus, Hawking menyatakan, demi memahami alam semesta, dunia harus tahu atom, apa yang mengikat, kontur ruang dan waktu, lahir dan matinya bintang-bintang, tarian galaksi, dan rahasia lubang hitam.

Bahkan, itu semua belum cukup. “Itu tak bisa menjelaskan segalanya. Itu menjelaskan cahaya bintang-bintang, tetapi tidak berbagai cahaya yang bersinar dari planet Bumi,” kata Hawking. Untuk memahami itu, manusia harus tahu kehidupan. “Yakni, pikiran,” katanya.

Sebelumnya, Juli 2014, di markas besar NASA di Washington, AS, panel ilmuwan program luar angkasa menyatakan bahwa manusia akan menemukan kehidupan di luar Bumi dalam 20 tahun ke depan.

Untuk itu, NASA berencana meluncurkan Transiting Exoplanet Surveying Satellite tahun 2017. “Coba bayangkan peristiwa ketika kita menemukan tanda-tanda kehidupan yang potensial,” kata Matt Mountain, Direktur Space Telescope Science Institute di Baltimore, AS. Mereka yakin, kesendirian makhluk di Bumi tak lama lagi. (BBC/GSA)
————————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Juli 2015, di halaman 14 dengan judul “Perburuan Bernilai 100 Juta Dollar AS”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB