keanekaragaman biota laut; Laut Dalam di Indonesia Timur Diteliti

- Editor

Senin, 19 Mei 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan meneliti keanekaragaman biota laut dalam di wilayah perairan Maluku dan perairan Indonesia timur lain. Hal itu untuk mengumpulkan informasi tentang potensi laut di wilayah itu yang belum tersentuh dan diduga telah banyak diketahui pihak asing secara ilegal.

Pelaksana Tugas Pusat Penelitian Laut Dalam Augy Syahailatua di Ambon, Minggu (18/5), mengatakan, pihaknya akan melakukan lokakarya untuk memetakan titik-titik yang diteliti serta pembagian tugas kepada para peneliti. Karena jumlah peneliti terbatas, wilayah perairan Maluku menjadi prioritas utama.

”Peneliti yang ada baru 22 orang, yang dibutuhkan sekitar 75 orang. Sarana pendukung seperti kapal baru dan peralatan masih kurang. Butuh satu kapal lagi dengan peralatan yang mampu menjelajahi kedalaman laut hingga 10.000 meter,” kata Augy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebelumnya, Kepala LIPI Lukman Hakim, di Ambon, Selasa (13/5), meresmikan perubahan status eselonisasi dari Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Biota Laut Ambon menjadi Pusat Penelitian Laut Dalam. Hal itu menandai penelitian keanekaragaman biota laut dalam di kawasan timur Indonesia.

Menurut Lukman, kondisi wilayah Maluku dan Indonesia timur lain yang didominasi perairan perlu dijamah peneliti karena keanekaragaman biota laut di wilayah itu tertinggi di dunia. Hal itu terbukti dari adanya ekspedisi ilmiah internasional yang singgah di perairan Maluku.

Keinginan meneliti perairan itu dipicu sejumlah temuan Greogory Everhadus Rumphius yang dipublikasikan dalam buku berjudul D’Amboinsche Rariteitkame tahun 1705. Publikasi itu menjadi panduan bagi peneliti berikutnya untuk menyusun The Nature History of Ambon.

Penelitian tersebut membantu mempercepat pembangunan di kawasan itu, tetapi terkendala minimnya anggaran. ”Alokasi anggaran 0,8 persen dari APBN,” kata Lukman. (FRN)

Sumber: Kompas, 19 Mei 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:41 WIB

Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial

Berita Terbaru

Profil Ilmuwan

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Selasa, 29 Apr 2025 - 12:44 WIB

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB