Kasus Infeksi akibat Ketahanan Antimikroba Meningkat

- Editor

Sabtu, 21 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jumlah kasus infeksi akibat ketahanan antimikroba karena penggunaan antibiotik yang tidak sesuai ketentuan meningkat. Infeksi ini mengakibatkan proses penyembuhan pasien menjadi lebih lama.

Sejumlah zat bersifat kebal terhadap antibiotik salah satunya extended spectrum beta lactamase (ESBL) yang dapat dihasilkan bakteri Escherichia coli dan Klebsiella pneumonia. Ketahanan ini disebut resistensi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR).

Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) Kementerian Kesehatan Harry Parathon mengatakan, apabila pasien terjangkit AMR, proses terapi yang ditetapkan dokter dapat terganggu. Penyembuhan pun dapat berlangsung lebih lama. Risiko kematian pun meningkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dampak lainnya adalah terjadi kegagalan bedah. Harry menceritakan pernah menemukan kasus tidak berhasilnya operasi pada kerongkongan seorang pasien akibat infeksi AMR. “Menurut riwayat kesehatannya, dia mengonsumsi antibiotik tidak sesuai ketentuan,” katanya dalam Seminar Nasional Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia XV di Jakarta, Jumat (20/10).

Berdasarkan data yang dikumpulkan KPRA, jumlah kasus atau prevalensi ESBL di Indonesia meningkat. Pada 2013 prevalensinya sebesar 26-56 persen. Adapun pada 2016 prevalensinya sebesar 45-89 persen.

Berdasarkan pengamatan resistensi antimikroba pada 2016 di 9 kota besar yang dihimpun KPRA, lebih dari setengahnya memiliki prevalensi di atas 50 persen. Tiga kota tertinggi meliputi Aceh (82 persen), Semarang (79 persen), dan Medan (78 persen).

Harry mengatakan, kasus AMR yang mengakibatkan infeksi saat perawatan di rumah sakit sebesar 5-19 persen. “Kami pernah menemukan perpindahan AMR melalui stetoskop,” ucapnya.

Karena itu, Harry mengimbau agar rumah sakit memperhatikan sterilitas sebelum menangani pasien sesuai dengan protokol yang berlaku. Tidak hanya tenaga kesehatannya, alat-alat rumah sakit juga harus diperhatikan.

Dia mengatakan, AMR dapat dicegah dengan memberikan antibiotik sesuai dengan kebutuhan pasien. AMR muncul karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Bisa saja pasien tidak membutuhkan antibiotik, tetapi tetap diberikan. Ada juga penggunaan dengan dosis berlebihan.

Sekretaris Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit Indonesia Pusat Sintak Gunawan menambahkan, pasien juga perlu disiplin dalam menggunakan antibiotik. “Jangan membeli antibiotik sembarangan,” katanya.

Tingkat lanjutnya, menurut Sintak, pasien dapat mengambil tes resistensi mikroba untuk mengetahui antibiotik yang kebal pada tubuhnya. Sampelnya berupa urine, darah, atau tinja.(DD09)

Sumber: Kompas, 21 Oktober 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB