Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla meresmikan kampus Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, di Gowa, Sabtu (23/6/2018). Kampus ini berdiri di lahan seluas 40 hektar dan menghabiskan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun.
Selain kampus Fakultas Teknik, juga turut diresmikan JK Centre of Technology dan gedung Institute Microfinance Center di Kampus Unhas Tamalanrea.
”Yang paling cepat berkembang di dunia adalah teknologi. Teknologi mengubah dan meningkatkan kehidupan. Kemajuan bangsa karena ada nilai tambah dan juga kemampuan. Nilai tambah ditentukan oleh kemampuan teknologi. Akan tetapi, teknologi ditentukan riset dan kajian. Itulah mengapa kita membangun kampus ini. Kita mau melihat ke depan. Dari kampus ini kita harapkan lahir inovasi untuk menunjang industri dan berbagai sektor. Jika perlu karya-karya akan memiliki hak paten,” kata Wapres.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/RENY SRI AYU–Wapres Jusuf Kalla memberikan keterangan kepada wartawan seusai peresmian Kampus Teknik Unhas.
Itulah mengapa kita membangun kampus ini. Kita mau melihat ke depan. Dari kampus ini kita harapkan lahir inovasi untuk menunjang industri dan berbagai sektor. Jika perlu, karya-karya akan memiliki hak paten.
Kampus Fakultas Teknik Unhas di Gowa dibangun sejak 2009, terpisah dari kampus Unhas Tamalanrea. Proyek pembangunan yang menelan biaya Rp 1,2 triliun berasal dari bantuan pinjaman Jepang dan dana APBD serta APBN.
Lahan yang digunakan memanfaatkan bekas Pabrik Kertas Gowa. Kampus juga dilengkapi berbagai sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung aktivitas akademik, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Di kampus ini terdapat beberapa pusat penelitian, antara lain JK Center of Technology, dan JK Center of Scientific Activities. Pembangunan kampus Teknik Gowa ini tidak terlepas dari gagasan Jusuf Kalla, yang juga merupakan Ketua Ikatan Alumni Unhas.
KOMPAS/RENY SRI AYU–Salah satu sudut Fakultas Teknik Unhas di Gowa. Kampus ini diresmikan Wapres Jusuf Kalla.
Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan, pembangunan kampus Fakultas Teknik ini tak lepas dari andil Jusuf Kalla. Dibangun dengan konsep futuristik, kampus ini diharapkan juga ikut jadi penentu masa depan bangsa.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii mengatakan, kampus ini diresmikan bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang.
”Sejak tahun 1968, bantuan Jepang ke Sulsel sudah mencapai 40,2 yen atau Rp 5 triliun. Harapan kami, kampus ini juga bisa jadi jembatan hubungan pembangunan SDM antarkedua negara,” kata Masafumi.–RENY SRI AYU
Sumber: Kompas, 23 Juni 2018
——————
Gelar Doktor Honoris Causa Ke-12 untuk Jusuf Kalla
RUDI GUNAWAN/ BIRO PERS WAPRES–Wakil Presiden menerima piagam penganugerahan gelar doctor honoris causa dari Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Prof Dr Masrurah Mokhtar, di Kampus UMI, Makassar, Sabtu (23/6/2018).
Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima penganugerahan gelar doctor honoris causa ke-12. Gelar terakhir diperoleh Jusuf Kalla dari Universitas Muslim Indonesia dalam bidang pemikiran politik Islam di Kampus UMI, Sabtu (23/6/2018). Pemberian gelar dilakukan bersamaan dengan Milad Ke-64 UMI.
Dalam orasinya yang berjudul Aktualisasi Prinsip Islam dalam Penguatan Semangat Kebangsaan, Jusuf Kalla mengatakan, Islam adalah salah satu faktor pemersatu bangsa. Secara khusus, prinsip Islam memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan semangat kebangsaan di Indonesia.
Berkat Islam, orang-orang dari suku Aceh, misalnya, merasa dekat dan bersahabat dengan orang-orang dari suku Bugis atau Makassar, dan seterusnya antarsuku-suku lain di Nusantara.
”Berkat Islam, orang-orang dari suku Aceh, misalnya, merasa dekat dan bersahabat dengan orang-orang dari suku Bugis atau Makassar, dan seterusnya antarsuku-suku lain di Nusantara,” kata Jusuf Kalla.
RUDI GUNAWAN/BIRO PERS WAPRES–Wapres Jusuf Kalla membacakan orasi dalam acara penganugerahan gelar doctor honoris causa di Kampus UMI, Makassar.
Sebagai faktor pemersatu, lanjut Wapres, Islam mendorong tumbuh dan menguatnya ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan dan solidaritas sesama Muslim di antara berbagai suku dan etnis yang berbeda. Ukhuwah Islamiyah pada akhirnya akan mendorong tumbuhnya ukhuwah wathaniyah, yakni persaudaraan dan solidaritas sesama warga Tanah Air.
”Karena itu, kita harus tetap menempatkan Islam dalam ketinggian dan kemuliaannya dan tidak mereduksinya ke dalam realitas dan fenomena empiris-sosiologis seperti semangat kebangsaan atau nasionalisme. Karena iman seseorang Muslim tidak lengkap jika dia tidak mencintai tanah airnya,” ucap Wapres.
Rektor UMI Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar mengatakan, keputusan pemberian gelar kepada Jusuf Kalla sudah melalui kajian yang serius dan mendalam oleh anggota senat setelah mempelajari nilai dan mempertimbangkan gagasan, semangat, dan jasanya.
”Beliau adalah tokoh yang memiliki karakter dan konsisten. Berbagai terobosan dan kebijakan beliau mendapat pengakuan, baik dalam maupun luar negeri,” ucap Masrurah.
RUDI GUNAWAN/BIRO PERS WAPRES–Wapres Jusuf Kalla berfoto bersama sivitas akademika UMI sesaat sebelum membacakan orasi dalam pemberian gelar doctor honoris causa.–
RENY SRI AYU
Sumber: Kompas, 23 Juni 2018