Prototipe mobil mini dengan bahan bakar ramah lingkungan karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Jawa Timur, menjuarai kompetisi Chem-E-Car 2017 di Minneapolis, Amerika Serikat, 27-30 Oktober 2017. Nantinya, inovasi itu akan dikenalkan kepada dunia industri agar bisa dikembangkan dan dimanfaatkan secara luas.
Kompetisi Chem-E-Car ialah ajang tahunan diikuti mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi dunia dalam merancang mobil mini berbahan bakar dari sumber energi kimia. Kompetisi itu digelar American Institute of Chemical Engineers (AIChE).
Prototipe mobil Spektronics Aero Superior karya tim Spektronics ITS meraih juara pertama kategori balapan seusai unggul dari 42 tim asal sejumlah negara, seperti AS, Arab Saudi, China, Korea Selatan, dan Yunani. Tim Spektronics ITS jadi satu-satunya peserta dari Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tim mahasiswa yang ikut kompetisi itu adalah Koordinator Tim Spektronics ITS Rifky Putra Herminanto, M Irfan Nurul Fajar, Miftahul Hadi, dan Timotius Giovandi.
Rifky, Senin (30/10), yang saat dihubungi di Minneapolis, AS, mengatakan, tiap tim diberi dua kesempatan menempuh jarak 23,5 meter dengan mengangkut beban air 157 mililiter. Tim yang bisa mendekati atau melewati garis finis dinyatakan jadi juara.
Tim Spektronics ITS berhenti 2 sentimeter (cm) sebelum garis akhir sehingga meraih juara pertama. “Kami mendapat hasil itu di kesempatan kedua. Sebelumnya, mobil terhenti 73 sentimeter sebelum finis,” kata Rifky.
Adapun posisi kedua ditempati tim dari University of California, Irvine, Amerika Serikat, setelah berhenti 9 cm sebelum garis akhir. Sementara Tim University of North Alabama, AS, ada di posisi ketiga setelah berhenti 14 cm sebelum garis finis.
Spektronics Aero Superior adalah jenis mobil mini yang memakai reaksi hidrogen peroksida (H2O2) untuk berjalan. Gas buangan dari bahan bakar prototipe mobil mini itu berupa gas oksigen bertekanan dan air sehingga ramah lingkungan.
Rektor ITS Joni Hermana menyampaikan, pihaknya akan menyampaikan inovasi itu kepada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi serta Kementerian Perindustrian. Peran kedua kementerian itu dibutuhkan demi menjembatani prestasi mahasiswa dengan industri.
Selain itu, Spektronics Aero Superior akan ditampilkan dalam beberapa pameran untuk menarik minat pengusaha. “Jangan sampai prestasi ini jadi kebanggaan di kampus saja. Inovasi karya mahasiswa ini harus dikembangkan agar bisa untuk kepentingan umum,” ucapnya. (ADY)
Sumber: Kompas, 31 Oktober 2017