Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, meluncurkan dua purwarupa kendaraan multiguna pedesaan, yaitu mobil yang memiliki empat fungsi, untuk berdagang, mengangkut penumpang, mengangkut barang, dan menjalankan mesin pertanian, Jumat (19/12). Akhir tahun 2015, kendaraan ini direncanakan diproduksi massal.
”Kami mencoba merancang kendaraan yang sesuai untuk kebutuhan masyarakat pedesaan supaya perekonomian mereka meningkat,” kata Koordinator Tim Peneliti Kendaraan Multiguna Pedesaan (KMP) ITS I Nyoman Sutantra. Tim dari ITS mulai merancang kendaraan tersebut tahun 2012.
Penelitian dilakukan melalui konsorsium yang terdiri dari ITS, PT Inka (Persero), PT Railindo Global Karya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, serta sejumlah industri kecil dan menengah di Jawa Timur. Penelitian dibiayai Kementerian Riset dan Teknologi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kendaraan tersebut dinamai Progea, kependekan dari Produktif Gulirkan Energi Alternatif, karena mesin dari kendaraan ini nantinya dirancang untuk memakai bahan bakar gas (compressed natural gas). Untuk itu, tim dari ITS telah membuat mesin berbahan bakar gas yang dinamai Sinjai (Mesin Jawa Timur Indonesia). Komitmen pemerintah daerah untuk membangun stasiun bahan bakar gas pun diperlukan.
Purwarupa Progea itu merupakan kendaraan yang memiliki kapasitas mesin 650 cc. ”Produk kendaraan berkapasitas mesin di bawah 1.000 cc ini masih kosong dan kami coba masuk,” kata Sutantra.
Keunikan mobil Progea adalah bak mobil yang dapat dengan mudah dibongkar dan dipasang. Bak mobil memiliki empat kaki sehingga ketika kaki itu difungsikan, bak mobil akan terlepas dan terangkat sedikit. Ketika mobil digerakkan maju, mobil langsung terpisah dari bak tersebut.
Ada empat tipe bak mobil yang dibangun sesuai fungsinya, yaitu berupa kios untuk berdagang, untuk mengangkut penumpang, untuk mengangkut barang, dan untuk membawa mesin produksi pertanian. ”Mobil ini nanti diproduksi massal oleh PT Inka dan PT Railindo Global Karya,” ujar Sutantra.
Deputi Menteri Bidang Relevansi dan Produktivitas Ilmu Pengetahuan Kementerian Riset dan Teknologi Agus Puji Prasetyono mengatakan, pihaknya memberikan bantuan dana penelitian KMP Rp 1 miliar untuk satu tahun. (DEN)
Sumber: Kompas, 20 Desember 2014