Institut Pertanian Bogor membentuk tim kerja untuk mencegah penularan virus hepatitis di kalangan mahasiswa. Tim tersebut bertugas menyosialisasikan kepada 24.000 mahasiswa, dengan 3.600 di antaranya mahasiswa angkatan baru, tentang pola hidup sehat.
Direktur Kemahasiswaan IPB Sugeng Santoso di Kampus Baranangsiang, Kamis (10/12) mengatakan, sosialisasi juga ditujukan ke pengelola kantin dalam dan luar kampus serta pengelola tempat tinggal mahasiswa.
Sebanyak 25 mahasiswa IPB di Kampus Dramaga sampai Kamis masih dirawat akibat terjangkit hepatitis A. Peristiwa ini dianggap kejadian luar biasa dan menandakan kesadaran hidup bersih masih perlu ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan pendataan internal, ada 29 mahasiswa yang diduga terserang hepatitis A. Dari 29 mahasiswa itu, 23 orang dirawat di rumah sakit, 2 orang dirawat di rumah, 3 orang sudah keluar dari perawatan, dan 1 orang meninggal. Yang meninggal adalah Senna Desvia Hutapea yang masuk IPB tahun 2012 atau angkatan 49 Fakultas Kehutanan.
Ketua Komite Medik Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi (RS KBP) Arvan Martovan mengatakan, Senna dirawat pada 21-25 November 2015 dan diduga terkena hepatitis.
Kepala Bidang Pelayanan Medik RS KBP Yulia Yasmi menambahkan, Desember ini jumlah pasien hepatitis A yang masuk melonjak tajam dibandingkan bulan lalu. November 2015, pasien hepatitis A hanya 1-2 orang, sedangkan Desember ini lebih dari 15 orang yang dirawat.
Sugeng mengatakan, peristiwa seperti ini baru pertama kali terjadi di IPB. “Bagi kami, ini kejadian luar biasa,” katanya.
Namun, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Camalia Wilayat Sumaryana, kejadian itu masih merupakan peningkatan kasus. Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Kusnadi menambahkan, pihaknya telah memeriksa tujuh dari sembilan asrama mahasiswa IPB di Kampus Dramaga dan terdata 32 mahasiswa sedang sakit.
Sugeng dan Arvan menduga para mahasiswa itu terkena hepatitis karena hidup tidak bersih. Mereka, misalnya, memakai peralatan makan tidak bersih, mengonsumsi makanan dan minuman tidak higienis, dan fisik kurang sehat. (BRO)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Desember 2015, di halaman 15 dengan judul “IPB Sosialisasikan Pencegahan”.