Intensitas Hujan di Bogor Tertinggi di Indonesia

- Editor

Senin, 29 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Intensitas hujan di wilayah Indonesia bagian barat, termasuk Jakarta dan sekitarnya, meningkat disebabkan adanya aliran Madden Julian Oscillation. Hujan di Bogor tercatat sangat lebat dan tercatat berintensitas tertinggi di Indonesia pada periode 26-27 April.

Madden Julian Oscillation (MJO) adalah gelombang atmosfer yang merambat dari bagian barat Indonesia ke timur di atas zona khatulistiwa dan secara periodik bergantian antara fase basah dan kering. Kali ini, MJO membawa massa udara basah sehingga meningkatkan curah hujan di daerah yang dilaluinya.

”MJO basah aktif di wilayah Indonesia bagian barat,” kata Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto, di Jakarta, Sabtu (27/4/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

SUMBER: BMKG–Hujan di sekitar Atang Sanjaya pada 26-27 April mencapai akumulasi 144 milimeter per hari. Intensitas hujan yang dikategorikan sangat lebat ini merupakan yang tertinggi di Indonesia dalam kurun tersebut.

Berdasarkan peta sebaran hujan Jabodetabek pada 26-27 April 2019, terpantau hujan merata dengan intensitas sedang hingga lebat. Hujan tertinggi terjadi di sekitar Atang Sanjaya (Bogor) dengan akumulasi 144 milimeter (mm) per hari. Intensitas hujan yang dikategorikan sangat lebat ini merupakan yang tertinggi di Indonesia dalam kurun tersebut.

Selain di Jabodetabek, hujan dengan intensitas sangat lebat juga tercatat di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesnan Kalimantan Barat sebesar 125 mm per hari, Gunung Sitoli Nias 85 mm per hari, dan Bengkulu 80 mm per hari.

Memasuki kemarau
Menurut Siswanto, saat ini sebenarnya sudah memasuki pancaroba, bahkan sebagian wilayah Indonesia timur memasuki kemarau. ”Untuk Jakarta, kemarau baru bulan Mei. Tetapi, interaksi dengan MJO dari barat menimbulkan pusaran di Samudra Hindia dan Selat Karimata. Ini menyebabkan barat ada peningkatan hujan hingga beberapa hari ke depan,” tuturnya.

Analisis Bidang Klimatologi BMKG menunjukkan, MJO mulai aktif pada 20 April 2019 dan diprediksi berlangsung hingga awal dasarian pertama Mei 2019. Berdasarkan kondisi ini, sejak awal dasarian ketiga April 2019 terbentuk wilayah konvektif atau basah di bagian barat Indonesia dan meluas ke Indonesia bagian tengah dan timur hingga awal dasarian pertama Mei 2019. Curah hujan diprakirakan berkisar 50-150 mm per dasarian.

BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat sejak 25 April hingga 27 April 2019. Keberadaan MJO ini menambah gejolak cuaca di Indonesia yang saat ini terdapat pusat tekanan rendah di Samudra Hindia barat daya Sumatera dan perairan barat Aceh dan sirkulasi siklonik di Sulawesi Barat, serta konvergensi di Laut Sulawesi hingga Selat Makassar dan Kalimantan Timur. Belokan angin terdapat di Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Utara.

Hujan lebat berpeluang terjadi di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua.

Oleh AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 27 April 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 21 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB