Penelitian Reuters Institute dan University of Oxford Inggris mengungkapkan bahwa Instagram akan menjadi platform media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk mencari informasi aktual dan berita.
Instagram diyakini akan melampaui Twitter sebagai media sosial sumber informasi masyarakat. Media sosial berbagi foto dan video itu memiliki tingkat penggunaan yang tinggi di kalangan generasi Z.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kecenderungan itu terungkap dalam penelitian hasil kerja sama antara Reuters Institute dan University of Oxford berjudul ”Reuters Institute Digital News Report 2020”, yang dirilis pada Selasa (16/6/2020).
Penelitian ini diawaki oleh Direktur Reuters Institute Rasmus Kleis Nielsen yang juga professor of political communication di University of Oxford dan empat koleganya; Nic Nielsen, Richard Fletcher, Anne Schulz, dan Simge Andi.
REUTERS INSTITUTE—Jumlah penggunaan media sosial Instagram dan Twitter sebagai sumber berita di sejumlah negara.
Dengan lebih dari 80.000 responden di 40 negara, penelitian ini bertujuan melihat kecenderungan konsumen berita digital. Ternyata ditemukan bahwa Instagram akan menjadi platform yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk mencari informasi aktual dan berita.
”Lintas kelompok usia, jumlah pengguna Instagram untuk mencari informasi berita telah berlipat ganda sejak 2018. Dan, semakin mungkin untuk melampaui Twitter (pada 2021),” tulis Newman.
Hal ini ditunjukkan dengan besarnya responden pada kelompok usia 18-24 yang menggunakan Instagram. Di Argentina, hampir setengah (49 persen) pada rentang usia ini menggunakan Instagram. Di Jerman, pengguna mencapai 38 persen.
Newman menilai karena kelompok usia yang biasa disebut dengan generasi Z ini memiliki hubungan identifikasi yang lemah terhadap situs berita konvensional dan lebih cenderung mengakses berita lewat media sosial. Kecenderungan ini terlihat di seluruh negara.
Kecenderungan terhadap penggunaan Instagram juga dinilai diakibatkan karena peran kalangan selebritas dan influencer. ”Penting untuk diingat bahwa media sosial digunakan untuk mengonsumsi berbagai jenis konten, bukan hanya berita,” kata Newman.
Namun, media konvensional juga dianggap lebih tepercaya dibandingkan dengan media sosial, platform percakapan instan, dan situs video soal informasi mengenai Covid-19. Kepercayaan publik terhadap media konvensional cenderung tinggi; jauh lebih dipercaya dibandingkan dengan politisi ataupun media sosial.
REUTERS DIGITAL INSTITUTE—Persentase kanal berita yang digunakan oleh masyarakat di sejumlah negara. Ada peningkatan pada televisi dan media sosial, tetapi penurunan di media cetak.
Penelitian ini memiliki 80.000 responden di 40 negara; 23 negara Eropa, 6 negara di Amerika, 8 negara Asia Pasifik, dan 2 negara Afrika. Indonesia tidak menjadi salah satu negara yang terlibat.
Di Indonesia, Muhammad Ridwan, peneliti dari Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), mengatakan bahwa Twitter masih menjadi situs media sosial pemimpin diskursus peristiwa aktual oleh warganet.
Menilik pada dinamika reaksi warganet mengenai kondisi normal baru pandemi Covid-19, Twitter memiliki jumlah percakapan paling besar, mencapai 80 persen. Kemudian baru diikuti Instagram sebesar 4 persen, dan Facebook 3 persen. Sisanya adalah media massa daring dengan 13 persen.
”Twitter ini sangat ramai karena Twitter ini sangat mudah, sangat familiar. Apalagi ada sistem trending topics ini. Hal ini membuat orang berusaha membuat isu yang ia pedulikan menjadi trending,” kata Ridwan. Ridwan menggunakan platform Drone Emprit untuk meneliti dinamika informasi tersebar di internet.
LP3ES—Jumlah percakapan yang terjadi di media sosial mengenai normal baru Covid-19 di Indonesia, menurut hasil analisis LP3ES.
Adapun berdasarkan riset We Are Social pada Januari 2020, platform media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Youtube, dengan cakupan 88 persen pengguna. Whatsapp di posisi kedua dengan 84 persen, kemudian Facebook (82 persen), Instagram (79 persen), dan Twitter (56 persen).
Berdasarkan catatan We Are Social, Indonesia memiliki 160 juta pengguna media sosial atau sekitar 59 persen penetrasi media sosial di seluruh populasi Indonesia.
Menuju mobile
Secara umum, temuan dari Reuters Institute ini menunjukkan bahwa semakin cepatnya transformasi media dari konvensional menjadi digital, dan secara khusus pada platform yang diakses melalui ponsel pintar (mobile platform).
Di masa pandemi Covid-19, konsumsi media juga dinilai meningkat secara substantif. Televisi dan berita daring disebut mengalami peningkatan secara signifikan.
REUTERS INSTITUTE—Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sejumlah entitas terkait krisis Covid-19. Media massa dianggap memiliki kepercayaan publik sebanding dengan pemerintahan pusat. Responden sebanyak 8.522 dari enam negara (AS, Argentina, Inggris, Jerman, Spanyol, dan Korea Selatan).
Di sisi lain, konsumsi media cetak menurun. Hal ini karena kebijakan lockdown yang diterapkan di banyak negara membatasi distribusi media fisik. Hal ini memicu perpindahan konsumsi ke media digital secara cepat.
”Garis besarnya adalah kami melihat berpindahnya pengguna ke media digital termasuk mobile media yang semakin cepat. Ini juga disertai dengan meningkatnya perhatian terhadap misinformasi di media sosial dan dari politikus,” kata Kleis Nielsen.
Oleh SATRIO PANGARSO WISANGGENI
Editor KHAERUDIN KHAERUDIN
Sumber: Kompas, 17 Juni 2020