Di antara sepuluh profesi termahal 2000-2001, lawyer dipandang sebagai profesi paling boom. Semuanya memungkinkan para pelaku memperoleh penghasilan minimal Rp1 miliar dalam setahun. Kali ini ada empat profesi “baru” yang masuk daftar untuk menggantikan empat profesi “lama”. Apa saja profesi itu?
Minta advis hukum atau pembelaan di pengadilan sebenarnya tidaklah murah. Namun toh tetap banyak yang melakukan itu, terlebih semenjak krisis ekonomi melanda negeri ini. Pasalnya, hingga kini justru makin bertambah saja pihak yang memiliki problema yang menyangkut hukum.
Inilah yang membuat rezeki para pengacara (lawyer)diyakini tetap melejit. Hasil riset Warta Ekonomi menunjukkan, profesi ini masih bakal menjadi satu dari sepuluh profesi termahal pada 2001. Tahun lalu profesi itu juga pernah masuk daftar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pendapat dari berbagai kalangan pun tampaknya menguatkan keberadaan pengacara sebagai salah satu profesi termahal pada tahun ini. “Pengacara adalah profesi yang sangat boom,” kata Mustofa, deputi managing partner dari KAP(Kantor Akuntan Publik) Hans Tuanakota & Mustofa. Demikian pula pendapat Haryanto Sahari, country senior partner PwC (PricewaterhouseCoopers).
Berdasarkan pengakuan seorang pengacara kondang di Tanah Air, profesi ini memungkinkan pelakunya mendapatkan ratusan dolar Paman Sam setiap jam dari suatu kasus tertentu. “Kami cuma mematok US$300-US$500 setiap jam. Kalau dirupiahkan, diambil kursnya berapa pada waktu itu,” ujar Ruhut Sitompul. Kliennya bisa perseorangan ataupun perusahaan. Yang disebut terakhir ini jumlahnya tidak banyak tetapi stabil.
Kalau dihitung dalam sehari seorang pengacara bisa bekerja sampai sepuluh jam, maka bisa dibayangkan betapa menggiurkan penghasilannya setiap bulan, jika ditukarkan nilainya ke dalam rupiah saat ini. Menurut Ruhut pula, mereka yang berada di jalur nonlitigasi alias tidak menangani kasus di pengadilan malah lebih tinggi lagi tarifnya per jam. Rata-rata minimal tarif yang dipatok mencapai US$1.000 per jam.
Warta Ekonomi memang menempatkan pengacara ke dalam daftar sepuluh profesi termahal sebagaimana tahun lalu. Namun, untuk tahun ini dimasukkan setidaknya empat profesi “baru” untuk menggantikan empat profesi “lama”: agen asuransi, headhunter, pengamat ekonomi dan dokter spesialis. Pertimbangannya, keempat profesi “baru” itu memang layak untuk dimasukkan karena semuanya memenuhi kriteria. Sementara itu, empat yang “lama” tergusur sebab tidak lagi memenuhi salah satu kriteria “baru” seperti besarnya penghasilan.
Memang bukan hanya beberapa profesinya yang bergeser melainkan juga kriterianya. Dalam daftar kriteria profesi termahal tahun sebelumnya, besarnya penghasilan belum tercantum. Sebaliknya, satu poin kriteria seperti adanya kolaborasi dengan pihak asing tidak lagi menjadi dasar pertimbangan untuk penentuan profesi termahal.
Begitu juga beberapa poin lainnya. Adapun soal kelangkaan lebih dipertajam menjadi keharusan adanya keahlian atau keterampilan khusus. Selengkapnya, “Profesi-profesi Termahal Versi Warta Ekonomi” untuk tahun 2000/2001 yang dibuatkan daftarnya secara acak adalah distributor MLM (multilevel marketing), entertainer, agen asuransi, konsultan manajemen, pengacara, headhunter, pengamat ekonomi, broker properti, dokter spesialis dan pekerja di bidang teknologi informasi (lihat tabel).
Sejumlah profesi, terutama empat yang “baru” kali ini masuk daftar, dibahas secara lebih mendalam pada bagian-bagian selanjutnya dalam liputan utama edisi khusus ini. Di samping itu, dari beberapa di antaranya, diketengahkan pula profesi- profesi yang lebih terspesialisasi dengan imbalan yang pastinya jauh lebih tinggi lagi. Contohnya adalah konsultan manajemen keuangan dan agen asuransi jiwa.
Pengamat manajemen Hari Sudarmaji berpendapat bahwa pengacara, dokter, konsultan dan broker adalah profesi-profesi yang pelakunya mendapatkan balas jasa karena keahliannya dibutuhkan orang. “Mereka yang berprofesi demikian beda dengan orang-orang yang menduduki jabatan, misalnya presiden direktur.”
Rp 1 Miliar per Tahun
Berbeda dengan kriteria yang dipatok pada tahun lalu, ada sejumlah poin penting yang kali ini bisa dipakai guna memastikan suatu profesi masuk termahal atau tidak. Poin yang terutama bukan lain adalah besarnya penghasilan yang bisa diperoleh pelaku yang menjalani profesi bersangkutan. Warta Ekonomi memasang angka minimal Rp1 miliar per tahun sebagai syarat bagi sebuah profesi termahal.
Angka itu merupakan akumulasi penghasilan yang diperoleh dalam satu tahun. Sebagai contoh, seperti yang disebutkan di atas, katakanlah seorang pengacara menerima US$50 per jam untuk satu kasus. Jika ia bekerja sampai sepuluh jam sehari, berarti yang bersangkutan mendapatkan US$10.000 per bulan. Dalam setahun ia bisa memperoleh penghasilan mendekati Rp1,2 miliar. Hanya, mengingat sesungguhnya tidak cuma kesepuluh profesi sebagaimana disebutkan di atas yang mampu mendatangkan penghasilan lebih dari Rp1 miliar pertahunnya, kriteria lainnya juga tidak kalah penting untuk dapat menyeleksi sejumlah profesi sebagai yang termahal. Dengan kata lain, kriteria lainnya pun mesti terpenuhi.
Penghasilan di atas Rp1 miliar dari suatu profesi jelas tidak dapat ditangkap begitu saja oleh para pelakunya jika mereka tidak memiliki keahlian atau keterampilan khusus. Menurut definisinya, profesi memang adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan pendidikan atau pelatihan yang spesial, misalnya dokter spesialis. Mereka yang ingin menekuni profesi ini harus sudah menyelesaikan program pendidikan dokter spesialis setelah lepas dari kedokteran umum.
Sekadar contoh, karena keahliannya di bidang bedah toraks dan kardiovaskuler, Prof. Puruhito tetap eksis sebagai dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Spesialisasi ini dikenal sebagai profesi yang dapat memberi penghasilan tinggi hingga Rp200 juta per bulan.
“Profesi dokter jantung juga termasuk profesi termahal. Contohnya, katakanlah di sebuah rumah sakit, satu dokter–dalam tim berjumlah tiga atau empat–melakukan operasi jantung rata-rata lima kali, sedangkan biaya operasi jantung by-pass sekitar Rp60 juta. Jelaslah profesi ini memang menjanjikan,” kata Hari Sudarmaji. Selain itu, untuk dapat berpenghasilan besar, tentunya profesi yang ditekuni memang benar-benar laris manis atau banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Profesi semacam entertainer, contohnya, memenuhi kriteria yang satu ini. Apalagi tatkala masyarakat sedang dihantam kesulitan ekonomi dan dipusingkan dengan persoalan politik, entertainer merupakan obat yang mujarab.
“Honor tinggi itu merupakan refleksi dari pengakuan masyarakat. Untuk menjadi mahal, ia harus sudah teruji kemampuannya dan disukai masyakarat. Harga baru bisa ditentukan setelah kemampuannya terukur dan kemampuan pasar membayar terlihat,” jelas Tantowi Yahya, pemimpin Cee Pee Production. Tantowi sendiri boleh dikatakan seorang entertainer yang komplet, mulai dari master of ceremony (MC), presenter hingga penyanyi aliran country.
Profesi termahal ternyata dapat menghasilkan pribadi-pribadi yang mempunyai daya jual tinggi. Sebaliknya, dengan selling point tinggi, mereka yang terjun ke suatu profesi termahal berpeluang untuk memperoleh penghasilan yang jauh lebih besar lagi. Dalam hal ini, profesi pengamat ekonomi bisa dijadikan salah satu contoh. Di tengah kemelorotan dan penantian pulihnya perekonomian nasional, pandangan para pengamat ekonomi tidak pelak laku mereka jual kepada siapa pun di negeri ini yang haus informasi atau sekadar ingin menambah wawasan. Pengamat ekonomi seperti Sjahrir tidaklah diragukan memiliki daya jual yang tinggi bagi publik. Menurut pengakuannya, ia sudah lima belas tahun menjadi pembicara di seminar-seminar. “Herannya, sejak saat itu sampai sekarang masih banyak permintaan kepada saya untuk menjadi pembicara seminar,” tutur ekonom yang juga adalah penulis lepas di berbagai media massa dan penulis buku ini.
Menyangkut kriteria terkait dengan industri yang tengah tumbuh, profesi headhunter bisa diambil sebagai contoh. Industri otomotif yang kini marak lagi di Tanah Air membuat eksekutif dari sektor ini menjadi buruan para headhunter. Fee besar pasti diperoleh karena mereka mencarikan orang-orang yang berprestasi di bidangnya bagi perusahaan setempat atau bahkan dari luar.
“Pernah perusahaan otomotif dari India, Tata, mencari orang dari lima negara, termasuk Indonesia. Saya bisa menghubungi Mercedes-Benz, BMW, Opel dan Indomobil, menawarkan kepada (eksekutif) mereka untuk pindah ke India. Dari situ saya dapat bagian,” kata Pri Notowidigdo, managing partner Amrop International. Dalam pandangan Hari Sudarmadji, headhunter juga memiliki penghasilan tinggi. “Yang dibayar adalah garansinya,” ujarnya. Ia mengestimasikan, dalam headhunting, andaikata setiap penempatan diganjar sekitar 30% dari gross income setahun, kalau kepala yang diburu berpenghasilan Rp1 miliar per tahun, Rp300 juta bisa bersih masuk kantong. “Jadi, kalau setahun headhunter bisa menempatkan sepuluh orang, berarti dia mendapatkan Rp3 miliar. Ini bisa masuk termahal.”
Profesi yang layak dijuluki termahal juga mesti memenuhi kriteria kebal krisis ekonomi. Kalau kita ambil contoh distributor MLM (multilevel marketing), ini adalah salah satu profesi yang tidak terpengaruh krisis. Berdasarkan data Asosiasi Penjual Langsung Indonesia, jumlah pelaku sepanjang empat tahun terakhir ini terlihat meningkat pesat. Akhir 1999 saja tercatat sekitar 4 juta orang yang terlibat. Dalam pemasaran berjenjang, makin bertambahnya jaringan distributor sama saja dengan bahwa mereka yang telah berada di atas kian banyak meraup fulus.
“Sekarang ini saya punya ribuan downline dan saya menikmati keberhasilan yang saya raih,” kata Irwansyah, 31, distributor MLM untuk produk-produk Sun Hope International. Bergabung dengan Sun Hope pada September 1998, Irwansyah mulanya (1999) hanya bisa meraih Rp40 juta per bulan. Tahun 2000 ia berhasil memperoleh Rp150 juta per bulan dan menerima bonus sejumlah uang untuk dibelikan Mercy C-240.
Sementara itu, Anjuando Naibaho (27) sukses menggapai crown agency manager, posisi tertinggi di Centranusa Insancemerlang (CNI), perusahaan yang juga bergerak di bisnis MLM. Penghasilannya saat ini mencapai lebih dari Rp1 miliar per tahun. Kriteria terakhir untuk profesi termahal adalah prospektif tidaknya suatu profesi. Agen asuransi, misalnya, jelas tergolong profesi yang prospektif dan karenanya layak masuk daftar termahal versi Warta Ekonomi. Belajar dari pengalaman dari masa-masa krisis yang rawan kerusuhan, makin bertambah banyak orang yang sadar betapa pentingnya memproteksi diri dan harta benda mereka. Pada masa mendatang, profesi selaku agen asuransi tentu saja tetap menjanjikan.
“Mengacu pada business results pada 2000, tahun ini bisnis asuransi masih potensial. Kami optimisitis growth-nya minimal 30 persen, kalau diukur dari jumlah produk baru,” ujar Angger Yuwono, associate marketing group head AIG Lippo. Menurut Angger, yang juga ketua bidang jiwa Dewan Asuransi Indonesia, penghasilan seorang agen asuransi tidak terbatas. Tentunya ini tergantung pada kerja keras agen bersangkutan.
Salah satu agen asuransi yang bisa dipandang spektakuler dari segi penghasilannya adalah Lim Lie Sia. Lim (38) adalah agen asuransi jiwa dari Prudential BancBali. Bergabung dengan Prudential BancBali pada September 1996, hingga akhir 1996 penghasilannya baru Rp70 juta. Tahun-tahun berikutnya terus menanjak pesat sampai terakhir pada tahun lalu ia memperoleh Rp2,4 miliar. Katanya, “Prospek bisnis asuransi di Indonesia bagus sekali. Pasar industri asuransi di sini masih besar.” Hal yang jelas, seperti dikatakan oleh Hari Sudarmaji, dalam hal hubungan antara profesi yang prospektif dan tingkat penghasilan berlaku pula hukum supply and demand. “Jika suatu profesi supply-nya tinggi, otomatis nilainya turun. Namun, sepanjang Anda tidak dapat masuk ke profesi tersebut dengan leluasa, maka profesi itu terlindungi.”
HENDRARTO DARUDOYO, SONAR SIHOMBING, GENUK CHRISTIASTUTI, ATI OKTAVIA, RINA RAHARDJANTI, ENYAMIN FRANSISKUS SIDABUTAR, PRANANDA HERDIAWAN, HENDARU, AHADI YULIASMONO DAN TIM RISDOK
Tabel: Profesi-profesi Termahal 2000/2001
—————————————————————–
No. Profesi Ancar-ancar Penghasilan
—————————————————————–
1. Distributor MLM Rp100 juta-Rp200 juta per bulan
2. Entertainer Rp15 juta-Rp20 juta per acara
3. Agen asuransi Rp1 miliar-Rp2 miliar per tahun
4. Konsultan manajemen Rp2,5 miliar per tahun
5. Pengacara US$1.000 per jam/kasus
6. Headhunter Rp1 miliar-Rp3 miliar per tahun
7. Pengamat ekonomi Rp100 juta per bulan
8. Broker properti Rp1 miliar-Rp2 miliar per tahun
9. Dokter spesialis Rp10 juta per malam
10. Pekerja TI Rp10 juta per jam
—————————————–
Sumber: Hasil riset Warta Ekonomi
—————————————–
Boks: Kriteria Profesi Termahal
—————————————————————–
1. Berpenghasilan besar yang diakumulasikan dalam setahun
2. Membutuhkan keahlian/keterampilan khusus
3. Banyak dibutuhkan masyarakat
4. Menghasilkan individu yang memiliki selling point tinggi
5. Terkait dengan industri yang tengah tumbuh
6. Kebal krisis ekonomi
7. Prospektif
—————————————————————–
Sumber: Rangkuman wawancara
Warta Ekonomi Online Edisi 14 Mei 2001