Keselamatan faktor utama dalam penerbangan. Oleh karena itu, pesawat terbang dilengkapi beragam peralatan demi menopang penerbangan yang aman. Di antara sejumlah peralatan keselamatan pada ribuan pesawat yang terbang di seluruh dunia, ada peralatan buatan pabrik Indonesia.
Sejumlah peralatan yang menjadi bagian dari sistem keselamatan, navigasi, dan komunikasi pesawat tersebut diproduksi perusahaan asal Amerika Serikat, Honeywell Aerospace, dari salah satu pabriknya yang terletak di Kawasan Industri Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Aneka peralatan itu dipakai mulai dari pesawat kecil hingga pesawat berbadan lebar.
”Produk-produk berteknologi tinggi itu dipakai pesawat-pesawat di seluruh dunia,” kata Direktur Utama Honeywell Indonesia Alex J Pollack, di pabrik Honeywell Aerospace, Bintan, Jumat (30/1). Beberapa produk hanya dibuat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah produk itu antara lain Enhanced Ground Proximity Warning System (EGPWS) atau alat pengidentifikasi daratan horizontal (dataran) ataupun vertikal (gunung dan tebing) tak normal di sekitar pesawat. Jika pesawat mendekati daratan, tapi posisi sirip sayap (flap) dan roda pesawat (landing gear) tidak pada posisi siap mendarat, alat mengingatkan pilot.
”EGPWS mengingatkan pilot atas posisi pesawat terhadap daratan sekitar,” kata Andrew Kirk, Direktur Senior Perencanaan dan Pelaksanaan Regional Honeywell Aerospace Asia Pasifik, yang juga pemimpin pabrik Honeywell Aerospace di Singapura dan Indonesia.
Ada pula KSN 770 yang menggabungkan beberapa fungsi sekaligus, seperti sistem navigasi, global positioning system (GPS), komunikasi, hingga pemetaan daratan yang ditampilkan citranya di layar monitor. Perangkat itu bisa digunakan untuk memantau kondisi cuaca dan lalu lintas udara sekitar pesawat.
Selain itu, sejumlah peralatan dibuat dan dirakit di Indonesia, termasuk kotak hitam pesawat dan traffic collision allerting systems (TCAS) untuk mencegah tabrakan antarpesawat. Produk-produk itu tak hanya digunakan untuk pesawat komersial, tetapi juga pesawat militer.
Beberapa produk perusahaan di Bintan akan dikirim ke pabrik Honeywell lain di seluruh dunia untuk diperkaya. Ada juga yang dikirim ke pabrikan pesawat seperti Embraer, Boeing, dan Airbus. Sebagian produk dijual kepada operator pesawat dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di Asia Pasifik, Honeywell Aerospace memiliki sejumlah fasilitas produksi, perawatan, perbaikan, dan pemeriksaan pesawat di Tiongkok, Malaysia, Filipina, dan Singapura. Di Indonesia, pabrik difokuskan memproduksi sistem avionik, suku cadang, dan komponennya. Pabrik di Malaysia membuat sistem avionik lebih maju dan perawatan menyeluruh mesin daya.
Adapun pabrik di Tiongkok dan Singapura untuk fungsi lebih kompleks. Pabrik di Tiongkok antara lain untuk pengembangan dan produksi bagian mesin daya serta peranti lunak. Di Singapura, fasilitas fokus untuk produksi mesin pesawat, pusat desain sistem pengendalian bahan bakar, dan produk avionik.
Dalam 10 tahun ke depan, Indonesia diprediksi jadi negara dengan pertumbuhan penumpang pesawat keempat dunia. Itu mendorong perkembangan industri penerbangan dan pendukungnya di Tanah Air. Fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan infrastruktur diyakini kian menumbuhkan industri peralatan pendukung pesawat.
Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake mengatakan, industri AS yang membawa teknologi tinggi ke Indonesia diharapkan memperkuat kemitraan Indonesia dan AS. Itu memungkinkan terjadi transfer teknologi. (M ZAID WAHYUDI)
Sumber: Kompas, 16 Februari 2015