Sebanyak 63 mahasiswa S-1 dari 45 perguruan tinggi negeri dan swasta mendapatkan dukungan dana riset di bidang sumber daya pangan lewat program Indofood Riset Nugraha. Selain mendapatkan dana untuk melakukan riset terkait pangan yang jadi tugas akhir/skripsi, penerima beasiswa juga mendapatkan pembekalan untuk menjadi pemimpin dan peneliti berkualitas di masa depan.
Ketua Tim Pakar Indofood Riset Nugraha (IRN) Purwiyatno Hariyadi, dalam acara penandatanganan nota kesepahaman Bantuan Dana Riset antara Indofood dan 63 Mahasiswa dalam Program Indofood Riset Nugraha (IRN) 2019 di Jakarta, Rabu (11/9/2019), mengatakan, dukungan industri untuk mendukung penelitian sungguh bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU–Sebanyak 63 mahasiswa S-1 dari 45 perguruan tinggi mendapat beasiswa penelitian dari program Indofood Riset Nugraha 2019. Acara penyerahan beasiswa Indofood Riset Nugraha dilakukan di Jakarta, Rabu (11/9/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Apalagi penelitian bidang pangan ini tidak diharuskan yang sesuai dengan produksi Indofood. Jadi, ada peluang bagi Indofood ataupun industri lain untuk bisa memanfaatkan riset dari program IRN,” kata Purwiyatno.
Menurut Purwiyatno, program IRN bukan hanya membuka peluang guna membiayai riset untuk tugas akhir/skripsi mahasiswa S-1 yang terbuka dari bidang ilmu dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. ”Ada juga program pendampingan untuk membantu mahasiswa menyiapkan proposal penelitian yang sesuai kaidah IRN. Sebab, banyak yang mengajukan, tapi di syarat administrasi dan isi proposal tidak memenuhi syarat. Ada kesempatan bagi peserta untuk memahami penulisan proposal sampai melakukan penelitian yang berkualitas,” ujar Purwiyatno yang juga Guru Besar Bidang Teknologi Pangan di IPB University.
Selama dua hari, penerima beasiswa IRN mengikuti serangkaian pelatihan, di antaranya leadership camp dan coaching clinic. Para mahasiswa dibantu untuk meningkatkan kemampuan menganalisis data, mempresentasikan hasil penelitian, dan penulisan jurnal ilmiah yang baik. Selain itu, mereka juga akan mengikuti proses audit yang dilakukan dalam dua tahap.
Pada 2019, ujar Purwiyatno, ada 318 proposal penelitian yang masuk ke panitia. Namun, hanya 212 proposal yang memenuhi syarat administrasi. Setelah diidentifikasi, 63 proposal penelitian dari 63 mahasiswa S-1 di 45 perguruan tinggi dinyatakan layak mendapatkan beasiswa IRN 2019.
Franciscus Welirang, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, mengatakan, program IRN sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan Indofood dimulai sejak 1998. Tahun ini mengambil tema pengembangan sistem pangan berkelanjutan berbasis potensi dan kearifan lokal untuk peningkatan kecerdasan, kesehatan, dan prestasi.
”Kami ingin mengangkat peran penting para peneliti. Keberadaan para peneliti penting bagi negara jika bangsa ini mau maju dan berdaya saing,” ujar Franciscus.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU–Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (kiri) menyerahkan beasiswa riset Indofood Riset Nugraha (IRN) 2019 secara simbolis kepada tiga mahasiswa S-1 penerima beasiswa. Beasiswa ini untuk mendukung penelitian di bidang sumber daya pangan.
Menurut Franciscus, hasil penelitian untuk mengangkat potensi keanekaragaman pangan yang dimiliki bangsa sebenarnya cukup menarik yang bisa dikembangkan untuk mendukung ketahanan pangan dan kemandirian pangan bangsa.
”Kami mau terlibat untuk kemajuan dan ketahanan pangan bangsa dengan menghargai kearifan lokal, khususnya pangan yang ada. Lewat IRN, kami mendorong mahasiswa agar lebih peka dalam mengidentifikasi dan mengeksplorasi pangan di sekitar, terutama sumber lokal. Ini bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia di bidang penelitian pangan,” ucap Franciscus.
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk selaku Ketua Program IRN Suaimi Suriady mengatakan, obyek penelitian yang dilakukan yakni sumber daya pangan lokal yang berasal dari darat atau laut dengan bidang penelitian teknologi pangan, gizi dan kesehatan masyarakat, teknologi produksi, budidaya pertanian/agroteknologi, serta peternakan. Program IRN mendapat penghargaan Asia Responsible Entrepreneurship Awards 2010 untuk kategori Investment in People Award dari Enterprise Asia serta Penghargaan Peduli Pendidikan 2011 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Penelitian terbaik
Program IRN, ujar Suaimi, terus dikembangkan. Mulai tahun 2019, ada penghargaan bagi tiga peneliti terbaik dengan kriteria meliputi lima aspek, yakni pelaksanaan penelitian, mutu penelitian, teknik presentasi, penguasaan, materi, dan sikap peneliti. Pemenang bakal mendapat hadiah scientific tour untuk mempelajari proses penelitian dan prasarana penelitian di Singapura.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU–Tiga mahasiswa penerima beasiswa Indofood Riset Nugraha (IRN) 2018 dipilih menjadi tiga peneliti terbaik yang diumumkan di Jakarta, Rabu (11/9/2019). Mereka mendapat penghargaan berupa scientific tour ke Singapura.
Peneliti Terbaik IRN 2018-2019 yakni Mariska Pricilla, mahasiswa Universitas Surya Tangerang, dengan judul penelitian Efek Hipoglikemik Beras Analog Berbahan Dasar Umbi Garut (Marantha arundinaceae L.) dan Kacang Tunggak (Vigna unguiculuta L.) terhadap Kadar Gula Darah dan Hispatologi Pankreas Tikus Diabetic; Muhammad Fahrurozi Absiri, mahasiswa IPB University dengan judul penelitian Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor Alkanitas 50mg/L dengan Salinitas Berbeda pada Sistem Resirkulasi; serta Sayyidul Fath, mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Aceh, dengan judul penelitian Optimalisasi Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) Menggunakan Rizobakteri Pertumbuhan Tanaman.
”Saya merasa senang mahasiswa bisa didukung melakukan riset lewat program IRN. Saya hanya mengajukan proposal penelitian dan biaya yang dibutuhkan. Nanti juga ada audit untuk pertanggungjawaban beasiswa IRN,” kata Mariska.–ESTER LINCE NAPITUPULU
Editor MARIA SUSY BERINDRA
Sumber: Kompas, 12 September 2019