Identifikasi Sumber Air

- Editor

Rabu, 19 Agustus 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jadikan Penampungan Hujan sebagai Gaya Hidup
Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia mendorong pemerintah agar mengidentifikasi dan menginventarisasi ketersediaan air beserta sumber dayanya di musim kemarau yang diprediksi masih berlangsung hingga November 2016. Pencarian sumber air dan pemanfaatan teknologi tepat guna dan canggih perlu diterapkan.

Para ahli ini merespons bencana kekeringan dan ancaman kekeringan akibat El Nino yang diprediksi berlangsung hingga tiga bulan lagi. Sejumlah daerah melaporkan kesulitan mencari air bersih dalam tiga bulan terakhir.

“Banjir dan kekeringan tak dapat dipisahkan. Harus diingat, setelah kekeringan akan terima hujan lebat sehingga penyelesaian kekeringan itu sekaligus menyelesaikan banjir,” kata Agus Maryono, Ketua Kelompok Kerja Banjir dan Kekeringan, Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI), Selasa (18/8) di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Agus yang juga pengajar di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini mengatakan, kekeringan muncul karena masyarakat tak lagi terbiasa menabung dan memanen air hujan. Air hasil destilasi alam itu dibiarkan terbuang, bahkan menjadi banjir.

Ia memperkenalkan model penampungan air yang terinspirasi kearifan lokal masyarakat desa memanen air hujan. Ia menggunakan bahan pralon dan tangki air yang dilengkapi penyaring sehingga mudah diterapkan di rumah-rumah ataupun gedung.

Pihak IABI mendorong agar cadangan air permukaan, seperti revitalisasi serta pembuatan embung, situ, dan telaga, diperbanyak. Ini bisa dimanfaatkan untuk budidaya ikan.

2aada74d30574558a33df58cf8bbde87KOMPAS/ICHWAN SUSANTO–Ketua Kelompok Kerja Bencana Banjir dan Kekeringan Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia Agus Maryono, Selasa (18/8), menunjukkan mekanisme pemanenan air hujan yang bisa dilakukan di rumah ataupun gedung-gedung di Indonesia. Air yang dipanen ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari. Satu dari berbagai upaya preventif ini diharapkan digalakkan lagi untuk mengurangi dampak bencana hidrologis, seperti banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau.

Atap bangunan seluas 100 meter persegi bisa menampung air 3 meter kubik sekali hujan. Untuk rumah yang sempit seperti di Jakarta, keterbatasan penempatan tangki bisa diatasi dengan penampung air komunal.

Upaya lain adalah pembuatan sumur resapan dan biopori untuk menambah cadangan air tanah. Hal-hal ini, katanya, akan dikomunikasikan ke semua pemda. Diharapkan, berbagai upaya preventif ini dijadikan syarat penerbitan izin mendirikan bangunan.

Selain itu, IABI mendorong penemuan sumber air baru. Mata air dengan debit 1 liter per detik bisa dikonsumsi 1.000 jiwa.

Sekretaris Jenderal IABI Lilik Kurniawan mendorong agar potensi sumber air ini diinventarisasi. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan menghadapi kekeringan. Di sebagian wilayah Indonesia, kekeringan tetap berlangsung tiga bulan ke depan.

Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan BPPT Tri Handoko Seto mengatakan, kekuatan El Nino sama dengan tahun 1997. Saat ini tak terdeteksi ada Indian Ocean Dipole-yang membawa banyak hujan.

“Ini melegakan, dampaknya bisa tak separah 1997. Namun, kondisi hutan dan daerah aliran sungai yang kurang baik membuat kekeringan klimatologis berdampak serius pada kekeringan hidrologis,” katanya. (ICH)
———————————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Agustus 2015, di halaman 14 dengan judul “Identifikasi Sumber Air”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB