Tidak Terpantau oleh Satelit Pemantau Cuaca
Kawasan hutan penyangga Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Riau, di Kecamatan Siak Kecil, Bengkalis, dirambah sekelompok orang. Dari pengamatan udara, satu dari banyak lokasi perambahan terjadi kebakaran lahan dan aktivitas pembukaan hutan dengan menggunakan alat berat.
”Berdasarkan koordinat, lokasi perambahan dengan alat berat dan kebakaran berada di Dusun Sungai Linau, Desa Lubuk Muda, Kecamatan Siak Kecil, Bengkalis. Besar kemungkinan lokasi itu merupakan kawasan hutan eks HPH PT National Timber. Untuk memastikannya lebih baik berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Bengkalis,” kata Supartono, Kepala Bidang II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau seusai patroli udara dengan menggunakan helikopter Sinar Mas Forestry, Sabtu (21/2).
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bengkalis Herman Mahmud yang dihubungi secara terpisah juga belum dapat memastikan secara persis lokasi kebakaran dan perambahan liar dimaksud. Namun, setelah dikirimi koordinat lahan yang terbakar, dia dapat memastikan hutan yang terbakar merupakan kawasan penyangga Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Kecamatan Siak Kecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bengkalis Sanny Handityo mengungkapkan, anggotanya telah terjun ke lokasi perambahan dan kebakaran di Siak Kecil sejak Sabtu pagi. Petugas sudah berhasil menyita alat berat di lokasi tersebut.
”Anggota saya sudah di lokasi, tetapi saya belum dapat laporan secara rinci. Saya masih menunggu laporan lapangan. Yang jelas, kami belum dapat menemukan tersangka pelaku. Alat berat yang disita tidak ada yang menjaganya,” kata Sanny.
Kompas yang ikut dalam patroli udara itu melihat jumlah kebakaran di Siak Kecil sudah dalam tahap mengkhawatirkan. Setidaknya lebih dari 20 titik kebakaran dari ukuran kecil, 1 hektar sampai 10 hektar. Dari seluruh lokasi itu, belum ada upaya pemadaman dari pemerintah daerah dan petugas pemadam perusahaan.
”Hari ini, anggota saya sudah turun ke lokasi perambahan. Tim saya sudah menemukan dua lokasi perambahan. Besok Minggu (hari ini), kami akan menghancurkan kayu-kayu di lokasi itu. Dari pengamatan kami, pemadaman lewat jalur darat sangat sulit dilakukan. Hampir tidak mungkin pemadaman dapat dilakukan tim Manggala Agni,” kata Supartono.
Terpola
Dari pengamatan Kompas, kebakaran yang berlangsung pada hari Sabtu sangat teratur dan terpola jelas. Lahan terbakar kebanyakan berada di dekat permukiman penduduk dan areal perkebunan kelapa sawit yang sudah tertanam pada tahun-tahun sebelumnya. Beberapa lokasi kebakaran berlangsung pada kawasan hutan yang kayunya sudah ditebang terlebih dahulu.
Jalur transportasi darat ke lokasi kebakaran sangat sulit dijangkau kendaraan darat. Beberapa lokasi kebakaran terjadi di pinggiran kanal dari lahan gambut.
”Pola ini memang sama persis dengan kebakaran bertahun-tahun sebelumnya. Namun, ada perbedaan mendasar. Selama ini, kebakaran terjadi di dekat suaka margasatwa Bukit Batu, tetapi kali ini lebih banyak di dekat SM Giam Siak Kecil,” ujar juru bicara SMF, Nurul Huda, yang ikut berpatroli.
Uniknya, fakta kebakaran yang terlihat dari patroli udara justru tidak terekam oleh satelit pemantau cuaca. Pantauan satelit Aqua Terra yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, pada hari Jumat dan Sabtu, tidak menggambarkan penyebaran kebakaran di Giam Siak Kecil itu.
Laporan satelit pada Jumat sore menyebutkan, Riau tidak memiliki titik api (nihil kebakaran). Pada Sabtu pagi, terpantau tiga titik panas di Riau, tetapi yang diyakini sebagai titik api (kebakaran) hanya berada di Kabupaten Rokan Hilir. (SAH)
Sumber: Kompas, 22 Februari 2015
Posted from WordPress for Android