Harun Alrasid Berpulang

- Editor

Kamis, 14 Agustus 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia Harun Alrasid meninggal pada usia 84 tahun, Selasa (12/8) pukul 23.45, di kediamannya di Perumahan Dosen Universitas Indonesia, Jalan Daksinapati Timur III Nomor 4, Rawamangun, Jakarta Timur. Penasihat hukum pada masa Presiden Abdurrahman Wahid itu meninggal karena faktor usia.

Putra ketiga Harun, Amrin Fadillah Harun, mengatakan, ayahnya tidak mengalami masalah kesehatan. Sebelum bulan puasa lalu, ayahnya sempat dibawa ke Rumah Sakit Dharma Nugraha, Jakarta Timur, karena mengalami pusing. Namun, dari hasil pemeriksaan dokter, organ-organ penting, seperti jantung, hati, dan paru-paru, dinyatakan dalam kondisi normal.

”Ayah hanya diinfus karena mengalami dehidrasi. Setelah membaik, beliau minta pulang. Bahkan, beliau sempat menantang dokter bermain tenis,” kata Amrin yang ditemui di rumah duka, Rabu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk memantau kondisi ayahnya di rumah, keluarga menyewa perawat rumah sakit hingga Harun mengembuskan napas terakhir.

Sesuai dengan wasiat almarhum, mantan Atase Kebudayaan KBRI di Bangkok itu dimakamkan satu pusara dengan istri pertamanya, Murdiani Harun, di Tempat Pemakaman Umum Penggilingan Layur, Jakarta Timur. Murdiani meninggal pada tahun 1991. Harun meninggalkan seorang istri, 5 anak, dan 9 cucu.

d61ffb0798cf4d55b330869ed91cf9ecSosok tegas
Harun dikenal sebagai tokoh hukum yang tegas dan konsekuen dalam penegakan hukum. Ketika menjadi Wakil Ketua Komisi Pemilihan Umum tahun 1999, dia menolak pemberian fasilitas mobil dinas. Dia lebih memilih menggunakan bus kota.

”Buat apa mobil dinas? Masih banyak orang susah yang perlu dibantu di negeri ini,” ujarnya kala itu.

Hal itu juga diakui Amrin. ”Ayah selalu mengusir orang yang membawa hadiah ke rumah. Dia tegas menolak barang-barang itu,” kata Amrin.

Di rumah duka hadir pula sejumlah tokoh hukum nasional, seperti Jimly Asshiddiqie, Adnan Buyung Nasution, dan Yusril Ihza Mahendra.

”Beliau terkenal tegas. Selain itu, beliau juga dapat menghargai perbedaan pendapat ketika berdiskusi,” kata Yusril, mantan Menteri Hukum dan Perundang-undangan.

Adnan Buyung menganggap almarhum merupakan rekan sekaligus gurunya.

Kemarin, sidang di Mahkamah Konstitusi pun didahului dengan mengheningkan cipta untuk menghormati jasa Harun Alrasid. (A07)

Sumber: Kompas, 14 Agustus 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB