Hadiah IG Nobel 2015; Sepele dan Tak Dipedulikan, tetapi Tetap Ilmiah

- Editor

Senin, 21 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Berkendara di jalanan banyak polisi tidur memang menyebalkan. Jika saat melintasi gundukan itu perut terasa sakit, hati-hatilah. Itu gejala usus buntu. Penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal 2012 itu membawa Diallah Karim dan rekan meraih Ig Nobel 2015 bidang kedokteran diagnostik.

Anugerah Ig Nobel ke-25 itu diumumkan di Teater Sanders, Universitas Harvard, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, Kamis (17/9), untuk 10 bidang keilmuan. Hadiah diberikan majalah sains humor Annals of Improbable Research untuk penelitian yang tampak sepele dan menggelikan, riset yang membuat orang tertawa, tetapi kemudian berpikir.

Ig Nobel, yang berasal dari kata Ignorable Noble, sering dianggap parodi dari Nobel sesungguhnya. Hadiah Nobel yang tahun ini akan diumumkan 5-12 Oktober 2015 di Stockholm, Swedia, itu biasanya diberikan bagi penelitian-penelitian dasar yang memberi pengaruh besar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk bidang fisiologi dan entomologi, Ig Nobel diberikan kepada Justin Schmidt dari Institut Biologi Baratdaya, AS, yang membuat indeks sakitnya disengat lebah dan Michael L Smith dari Universitas Cornell, AS, yang meneliti bagian tubuh paling sakit saat disengat lebah. Hasilnya, batang kemaluan pria, lubang hidung, dan bibir atas lebih sakit saat disengat lebah ketimbang lengan atas, tengkorak, dan ujung jari tengah kaki.

Hadiah kedokteran bagi Hajime Kimata dari Jepang dan Jaroslava Durdiaková dari Universitas Comenius, Slowakia, peneliti manfaat dan konsekuensi biomedis ciuman intens.

bd5dd4a5cf51428ca5f12b994f40dcabAP PHOTO/CHARLES KRUPA–Dengan sebatang penyedot lubang kakus di bagian pantatnya, Bruno Grossi, peneliti dari Cile, memeragakan cara ayam berjalan seperti dinosaurus jika bagian pantatnya dipasangi kayu pada penyerahan penghargaan Ig Nobel Prize di Universitas Harvard, Cambridge, Massachusetts, Kamis (17/9). Grossi dan kolega dari Universitas Cile meraih penghargaan biologi. Penghargaan Ig Nobel diselenggarakan majalah sains humor Universitas Harvard, Annals of Improbable Research, untuk temuan ilmiah yang kedengaran bodoh yang sering kali mengejutkan dalam praktik sehari-hari.

Ciuman bisa mengurangi gejala alergi seperti bentol atau gatal. Adapun riset Jaroslava fokus pada intensitas asam deoksiribonukleat (DNA) pria yang tertinggal dalam campuran air ludah sesudah ciuman intens.

Ig Nobel 2015 bidang matematika bagi Elisabeth Oberzaucher dan Karl Grammar dari Universitas Wina, Austria, yang membangun pemodelan guna mengetahui berapa banyak hubungan per hari Moulay Ismael (1672-1727) dari Kekaisaran Maroko yang punya 888 anak.

Sementara itu, Rodrigo A Vásquez dan rekan dari Universitas Cile menerima hadiah bidang biologi. Risetnya adalah jika pantat ayam dipasangi tongkat, ayam akan berjalan bak dinosaurus, sedikit jongkok. Langkahnya lebih lambat. Itu karena titik pusat gravitasi ayam berubah.

“Kita tidak dapat menguji penambahan ekor ini pada Tyrannosaurus rex atau dinosaurus lainnya, tetapi bisa diuji pada ayam,” kata Rodrigo. Selain itu, untuk mengimbangi ekor yang bertambah berat, ayam akan meregangkan lehernya.

Ig Nobel bidang fisika diraih Patricia Yang dan rekan dari Institut Teknologi Georgia, AS. Penelitiannya adalah hampir semua mamalia berbobot lebih dari 3 kilogram butuh 21 detik untuk menuntaskan kencing. Artinya, gajah yang kandung kemihnya menampung 18 liter air seni butuh waktu kencing hampir sama dengan kucing. Gajah punya saluran kemih lebih panjang dan tarikan gravitasi pada air seninya lebih besar.

Hadiah bidang kimia diberikan kepada Callum Ormonde dari Universitas Australia Barat yang membuat resep mematangkan sebagian isi telur saat direbus. Anugerah sastra diberikan kepada Mark Dingemanse dari Institut Psikolinguistik Max Planck, Belanda, dan rekan yang menemukan kata “huh”. Ekspresi seseorang saat tak mendengarkan pertanyaan orang lain ada di setiap bahasa manusia.

Perwakilan Asia meraih hadiah bidang manajemen. Gennaro Bernile dari Universitas Manajemen Singapura (SMU) dan rekan menemukan pengusaha sukses adalah mereka yang berani mengambil risiko sejak kecil. Bagi mereka, bencana alam tak punya dampak pribadi yang mengerikan.

Penerima lainnya adalah Kepolisian Metropolitan Bangkok yang mendapat hadiah bidang ekonomi karena berani menggaji aparatnya lebih besar jika menolak menerima suap.

Di luar penelitian yang kadang menggelikan, proses penganugerahan Ig Nobel juga jauh dari kesan kaku penuh tata krama akademik. Para pembicara tamu, termasuk penerima Nobel sesungguhnya, hanya boleh memberi sambutan tujuh kata.

Penerima Ig Nobel yang memberi sambutan terlalu panjang akan disela Sweetie Poo, gadis berseringai licik, yang mengingatkan penerima hadiah, “Tolong berhenti. Aku bosan.”

Di sela-sela acara, undangan diberi kesempatan meluncurkan pesawat kertas ke seseorang yang jadi sasaran. Namun, hanya boleh diluncurkan pada waktu tertentu pula. Selain itu, saat seseorang berteriak “life” yang adalah tema seremoni acara, semua orang harus tertawa.

Trofi penghargaan Ig Nobel sederhana, yakni sebuah pot ditumbuhi tangkai hijau, daunnya lambang unsur kimia: karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen-unsur dasar kehidupan.
(BMJ.COM/PLOS.ORG/BBC.COM/JAPANTIMES.CO.JP/LIVESCIENCE.COM/IMPROBABLE.COM/MZW)
————————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 September 2015, di halaman 14 dengan judul “Sepele dan Tak Dipedulikan, tetapi Tetap Ilmiah”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Berita Terbaru

fiksi

Cerpen: Simfoni Sel

Rabu, 16 Jul 2025 - 22:11 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB