Gerakan Tanah; Jangka Panjang Perlu Perbaikan Tata Ruang

- Editor

Rabu, 31 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Belajar dari longsor Banjarnegara, Jawa Tengah, pemerintah mengubah kebijakan penanganan bencana ini dengan lebih menekankan pembangunan peringatan dini. Sejumlah kawasan rentan longsor dipasangi sistem peringatan dini. Namun, dalam jangka panjang, yang lebih dibutuhkan adalah penataan ruang.


Sepanjang tahun 2014, tanah longsor merupakan bencana paling mematikan di Indonesia ditinjau dari jumlah kejadian dan jumlah korban. ”Upaya mitigasi bencana longsor dapat dilakukan secara struktural dengan menata geometri lereng, perbaikan sistem drainase, perkuatan dan perlindungan lereng, serta relokasi masyarakat ke daerah lebih aman bila tingkat risikonya sangat tinggi,” papar Faisal Fathani, ahli longsor dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (30/12).

Mitigasi struktural butuh waktu dan mahal. Merelokasi warga biasanya ditentang warga. ”Upaya pengurangan risiko bencana yang efektif pada kondisi ini adalah mitigasi nonstruktural, yaitu peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dan penerapan sistem peringatan dini,” kata Faisal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut dia, UGM dan Badan Geologi ditugasi pemerintah memasang alat deteksi dini longsor. Desember 2014 sampai Januari 2015, Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan mendukung pembangunan sistem peringatan dini bencana longsor di 20 wilayah rawan bencana di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta.

Setiap sistem peringatan dini yang dipasang, kata Faisal, terdiri atas 2 unit ekstensometer, 1 unit tiltmeter, penakar hujan (1), repeater (1), sistem sirine/lampu peringatan (1), satu set server lokal dengan monitor, komputer, dan menara antena penerima. ”Seluruh sensor dan repeater dilengkapi sel surya, kotak panel dengan baterai kering dan kontrol dengan sistem telemetri menggunakan frekuensi radio yang dapat dipantau melalui internet dan tidak memerlukan biaya bulanan,” tuturnya.

Sejauh ini, UGM sudah memasang alat di Kecamatan Kalibening dan Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara. Selanjutnya akan dipasang di tiga kecamatan di Banjarnegara, Magelang (1), Pekalongan (1), Banyumas (1), Kulonprogo (1), dan Bandung Barat (1).

Tata ruang
Secara terpisah, Kepala Badan Geologi Surono mengatakan, lembaganya sudah memasang empat stasiun deteksi dini longsor, masing-masing terdiri atas sensor ekstensometer dan curah hujan, yaitu di Dusun Garungcangak, Desa Garunglor, dan di Dusun Palus, Desa Palus. Keduanya di Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo. Alat juga dipasang di Dusun Ciraliwung, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat, serta Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

Menurut Surono, sekalipun ada alat deteksi dini longsor, itu bukan solusi jangka panjang. ”Secara teori, yang rawan longsor itu zona, tetapi yang longsor titik atau zona sempit. Pilihan terbaik jika retak-retak di bukit, di bawah banyak hunian atau aktivitas penduduk, pindahkan penduduk daripada pasang alat,” katanya.

Untuk mitigasi bencana gerakan tanah, ujarnya, secara jangka panjang lebih baik menata ruang daripada peringatan dini longsor. ”Kecuali di kawasan tambang dan di zona dengan gerakan tanah lambat.”

Faisal mengatakan, alat deteksi longsor hanya bagian dari sistem peringatan dini. Lebih penting dan utama terbangun kesadaran, kesiapsiagaan, dan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana. (AIK)

Sumber: Kompas, 31 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB