Gerakan “Menghadap Laut”, Solidaritas Mengatasi Sampah

- Editor

Senin, 20 Agustus 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Kelautan dan Perikanan mengadakan gerakan bertajuk “Menghadap Laut”, yaitu kegiatan membersihkan daerah pesisir dari sampah, di Pantai Ancol Timur, Jakarta Utara, Minggu (19/8/2018). Kegiatan ini diharapkan dapat memicu inisiatif masyarakat luas untuk menjaga lingkungan laut dari sampah.

“Gerakan Menghadap Laut” digelar untuk memperingati HUT ke-73 Kemerdekaan RI. Selain di Jakarta, gerakan ini juga diadakan di 76 titik di seluruh Indonesia, seperti di Pantai Ulee Lheue, Aceh; Pantai Morotai; Pantai Losari, Makassar; hingga Teluk Youtefa, Papua.

“Kegiatan ini masih menyasar komunitas-komunitas lingkungan sebagai peserta. Kenapa? Nanti mereka yang akan bergerak langsung ke nelayan-nelayan di pesisir. Ini jadi semacam multiplier effect,” kata Ketua Harian Pandu Laut Nusantara Prita Laura di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

SEKAR GANDHAWANGI UNTUK KOMPAS–Salah satu peserta gerakan Menghadap Laut sedang membersihkan sampah di Pantai Ancol Timur, Jakarta Utara, Minggu (19/8/2018).

Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat yang peduli terhadap isu lingkungan. Sebanyak 20.000 orang dari beragam latar belakang tercatat sebagai peserta, baik yang berasal dari komunitas peduli lingkungan, mahasiswa, hingga organisasi non-profit. Selain itu, ada 28 kapal layar pinisi dan kapal layar wisata yang terlibat di seluruh Indonesia.

SEKAR GANDHAWANGI UNTUK KOMPAS–Ketua Harian Pandu Laut Nusantara, Prita Laura

Masyarakat di sejumlah daerah bahkan mengadakan kegiatan serupa secara sukarela. Menurut Prita, mulanya, dana yang tersedia untuk kegiatan ini hanya dapat digunakan untuk membiayai enam titik. Namun, antusiasme warga untuk terlibat dapat mengatasi kendala ini.

“Masyarakat di daerah banyak yang mendanai sendiri kegiatan ini. Bahkan di suatu daerah, ada ibu-ibu yang sukarela memasak untuk para peserta. Orang-orang Indonesia kalau bersatu keren banget,” kata Prita.

Sebanyak 2,85 ton sampah berhasil dikumpulkan selama kegiatan berlangsung lebih kurang empat jam di Pantai Ancol Timur. Ada tujuh kategori sampah yang dikumpulkan, yaitu sampah plastik fleksibel; plastik kemasan nonfleksibel; kaleng dan baterai; kain; kaca atau beling; karet, styrofoam, dan sandal; serta sampah lain. Masing-masing peserta diminta untuk mengambil sampah dari satu kategori saja.

Sebelum dibersihkan, sejumlah sampah terhampar di sepanjang bibir Pantai Ancol Timur. Sampah-sampah bahkan dapat ditemukan di area perairan pantai.

“Saya miris melihat ada banyak sampah di laut,” kata Wisnu (20), salah satu peserta gerakan Menghadap Laut.

SEKAR GANDHAWANGI UNTUK KOMPAS–Salah satu peserta gerakan Menghadap Laut sedang membersihkan sampah di Pantai Ancol Timur, Jakarta Utara, Minggu (19/8/2018). Sebanyak 2,85 ton sampah berhasil dikumpulkan pada kegiatan ini.

Menurut data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik dan Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS), jumlah sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Dari angka itu, sebanyak 3,2 juta ton sampah merupakan sampah plastik, sedangkan yang terbuang dan mencemari lingkungan adalah 85.000 ton sampah plastik.

Sebanyak 84.000 mikroplastik dapat dihasilkan dari satu kantong plastik yang tidak terolah. Bila mencemari laut, mikroplastik dapat dikonsumsi oleh biota laut, seperti ikan.

Menurut hasil penelitian dari Universitas Hasanuddin, sebanyak 28 persen ikan terbukti mengandung mikroplastik. Penelitian dilakukan pada 76 ikan dari 11 spesies di Indonesia.

“Laut akan memengaruhi kehidupan kita, baik untuk masyarakat pesisir maupun bukan. Selama ini kita masih berpikir bahwa kita makhluk darat. Kita ini masyarakat kepulauan dengan 70 persen wilayah peairan, jadi kita harus jaga laut,” kata Prita.

Sejumlah Salah Kelola Sampah Plastik 2018–wahyuandrie

Inisiatif pribadi
Isu sampah yang mencemari lingkungan turut menjadi perhatian bagi sejumlah masyarakat. Masyarakat kini mulai mengedukasi diri sendiri mengenai bahaya sampah, khususnya sampah plastik. Mereka bahkan mulai mengurangi penggunaan plastik.

Hal serupa terjadi pada Dhaka Gora (25), mahasiswa Institut Teknologi Indonesia yang menjadi peserta Menghadap Laut. “Dari yang saya baca, ikan dan air sekarang mengandung mikroplastik. Itu ‘kan seram. Padahal yang mengonsumsi bukan cuma saya, tapi kita se-Indonesia,” kata Dhaka.

Oleh sebab itu, ia mulai mengurangi pemakaian plastic, seperti dengan mengganti sedotan plastik dengan sedotan stainless steel yang dapat dipakai berulang kali. “Semua harus dimulai dari diri sendiri dulu Keluarga juga saya ajak untuk pakai sedotan stainless,” lanjut Dhaka.

SEKAR GANDHAWANGI UNTUK KOMPAS–Salah satu peserta gerakan Menghadap Laut sedang membersihkan sampah di Pantai Ancol Timur, Jakarta Utara, Minggu (19/8/2018). Jumlah sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Dari angka itu, sebanyak 3,2 juta ton sampah merupakan sampah plastik, sedangkan yang terbuang dan mencemari lingkungan adalah 85.000 ton sampah plastik.

Hal serupa dilakukan oleh Refli (40), warga Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Partisipasinya dalam menjaga lingkungan dilakukan dengan membuang sampah pada tempatnya.

“Setelah makan, bungkus makanannya tidak dibuang sembarangan. Saya bawa sendiri dulu daripada dibuang sembarangan,” kata Refli sambil menunjukkan sampah yang dimaksud.

Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Balok Budiyanto mengatakan, kebersihan lingkungan dapat merupakan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu, masyarakat harus sama-sama peduli.

SEKAR GANDHAWANGI UNTUK KOMPAS–Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Balok Budiyanto

“Saya imbau agar masyarakat peduli dan menjaga lingkungannya dan tidak membuang sampah sembarangan, terutama plastik. Kalau laut kita bersih, ikannya banyak masyarakat akan sejahtera,” kata Balok. (SEKAR GANDHAWANGI)–ADHI KUSUMAPUTRA

Sumber: Kompas, 20 Agustus 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB