Gempa Meksiko Bukti Aktifnya Cincin Api Pasifik

- Editor

Minggu, 9 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa dan tsunami kecil yang terjadi di Meksiko, Jumat (8/9), membuktikan sangat aktifnya zona tumbukan lempeng di sepanjang Samudra Pasifik. Peristiwa ini memberi peringatan tentang pentingnya kesiapsiagaan di zona subduksi aktif cincin api Pasifik, termasuk Indonesia.

Data Badan Survei Geologi AS (USGS) menyebutkan, gempa bumi itu berkekuatan M 8,1 dengan episenter berada di laut pada jarak 87 kilometer (km) arah barat daya kota Pijijiapan, Meksiko, pada kedalaman 69 km.

Tak lama setelah gempa, Pusat Peringatan Dini Tsunami Samudra Pasifik (PTWC) yang berpusat di Hawaii mengeluarkan peringatan tsunami. Indonesia yang bergabung dalam PTWC juga mendapatkan peringatan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Hasil monitoring muka laut menunjukkan, tsunami kecil terjadi di wilayah Meksiko, yaitu di Salina Cruz setinggi 48 sentimeter, Puerto Angel 29 cm, dan Huatulco 69 cm. Meski demikian, hasil permodelan tsunami yang dilakukan BMKG menunjukkan, tsunami tak berdampak bagi wilayah Indonesia,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono di Jakarta, Jumat siang.

Sebagaimana Indonesia, wilayah Meksiko berada di jalur cincin api Pasifik. Zona ini merupakan jalur gunung api dan tumbukan lempeng yang membentang 40.000 km. Sebanyak 90 persen gempa di bumi, dan 80 persen di antaranya gempa terkuat, terjadi di jalur ini.

“Wilayah Indonesia yang berada di hadapan zona subduksi Pasifik adalah timur Sangihe Talaud (Sulawesi Utara) dan utara Papua,” kata Daryono.

Perulangan pendek
Menurut Daryono, sebagian zona subduksi aktif memiliki perulangan gempa yang pendek, termasuk wilayah subduksi di Meksiko ini. Meski demikian, gempa dan tsunami juga bisa terjadi di tempat yang sama setela jeda hingga ratusan tahun. “Jangan sampai mengabaikan ancaman tsunami yang bisa bersumber dari zona subduksi mana pun, bahkan meski wilayah tersebut tidak punya catatan sejarah tsunami signifikan,” katanya.

Ketua Pusat Studi Gempa Bumi Nasional Masyhur Irsyam menambahkan, sekalipun frekuensinya relatif jarang dibandingkan dengan bencana lain, seperti banjir dan longsor, gempa dan tsunami merupakan penyebab kerusakan dan korban jiwa tertinggi dalam sejarah bencana di Indonesia. (AIK)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Gempa Meksiko Bukti Aktifnya Cincin Api Pasifik”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB