Gempa Langka Terjadi di Utara Jawa

- Editor

Selasa, 20 Desember 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa berkekuatan M 6,3 terjadi di Laut Jawa dan dirasakan hingga Padang, Sumatera Barat, Rabu (19/10) pukul 07.25. Sumber gempa dengan kedalaman 625 meter di bawah permukaan laut ini tergolong amat Iangka dan memberi informasi baru tentang kegempaan di Indonesia.

”Meski gempa bumi ini termasuk klasifikasi kuat, sumber hiposenternya dalam (deep focus earthquake) sehingga tak berpotensi merusak dan tak berpotensi tsunami,” kata Kepala Bidang informasi Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG Daryono.

Pusat gempa berada pada koordinat 4,98 LS dan 108,15 BT. Gempa dirasakan di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Padang rata-rata dalam skala intensitas II skala informasi gempa (SIG) BMKG atau skala III modified mercalli intensity (MMI).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung, Irwan Meilano, gempa itu jarang terjadi dan belum dipetakan. Gempa dalam itu menambah perspektif bagi kalangan ilmuwan dan dipertimbangkan masuk revisi peta gempa nasional. ”Pada peta gempa nasional tahun 2012, kedalaman sumber gempa maksimum hanya 300 km,”ucapnya.

Sesar turun
Jika ditinjau kedalaman hiposenter gempa dan mekanisme sumbernya berupa sesar turun (deep normal), menurut Daryono, aktivitas amat mungkin dipengaruhi gaya tarikan lengan lempeng dari zona subduksi.

“Gaya tarikan lempeng ke bawah (slabpull) lebih dominan. Sebab, di kedalaman Zona Transisi Mantel bawah ada ketidakseimbangan gaya dipengaruhi gaya apung lempeng (slab bouyancy) dan dominasi pada gaya menarik lempeng ke bawah,” ujarnya.

Aktifnya gempa dalam di Laut Jawa itu menunjukkan proses subduksi lempeng dalam di utara Pulau Jawa masih berlangsung. Peneliti tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Widjo Kongko, menambahkan, dari data katalog tsunami yang dimilikinys, kawasan utara Jawa pernah dilanda tujuh kali tsunami yakni pada tahun 1722, 1757, 1823, 1861, 1862, 1863, dan 1889. ”Tsunami dipicu gempa yang sebagian sumbernya di utara Jawa,” ucapnya.

Belajar dari gempa kali ini, perlu kajian potensi sumber gempa atau tsunami di Jawa Utara. Selain itu, perlu kajian potensi dampaknya pada infrastruktur dan permukiman di area itu.

Kepala Pusat Data Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sejumlah wilayah di utara Banten, Jawa Barat, dan Jakarta ada guncangan hingga 8 detik. Guncangan sebenarnya lemah, tetapi terasa kuat di gedung bertingkat karena efek mangayun. Jadi, para penghuni apartemen perlu disiapkan menghadapi gempa (AIK/YUN)

Sumber: Kompas, 20 Oktober 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB