Gempa 5,6 SR di Banten Selatan di Zona Subduksi

- Editor

Senin, 21 Desember 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa berkekuatan M 5,6 atau skala Richter di sebagian Jawa Barat dan Banten bagian selatan, Sabtu (19/12) pukul 22.03, bersumber di zona subduksi. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, pusat gempa berada di Samudra Hindia sekitar 146 kilometer barat daya Cianjur, Jawa Barat, berkedalaman hiposenter 20 kilometer.

Guncangan gempa terasa hingga Palabuhanratu, Sukabumi, Cianjur, Bandung, dan Bogor pada skala intensitas II-III MMI. Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, pusat gempa bumi pada lajur bidang kontak antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di zona megathrust. “Hasil analisis mekanisme sumber gempa bumi, ini terjadi karena proses patahan naik. Namun, meskipun dipicu patahan naik di kedalaman dangkal, karena kekuatannya relatif kecil, kami tak mengeluarkan peringatan dini tsunami,” katanya. (AIK)
——————
Pelaku Kekerasan Seksual Didominasi Orang Terdekat

Pelaku kekerasan seksual terhadap perempuan didominasi orang terdekat. Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dari 70 kasus yang mendapat pendampingan Sapa Institute pada 2015, semua pelakunya orang terdekat: kekasih, ayah tiri, dan ayah kandung. “Kekerasan seksual dilakukan ayah kandung kepada anak perempuannya pertengahan tahun ini. Kasus terungkap setelah korban melapor kepada polisi,” kata Direktur Sapa Institute Sri Mulyati dalam evaluasi akhir tahun 2015 di Kabupaten Bandung, Sabtu (19/12). Sapa Institute adalah LSM pendamping perempuan dan anak korban kekerasan di Kabupaten Bandung. Entin, warga Paseh, penyintas korban kekerasan dalam rumah tangga, mengatakan, masih banyak perempuan di sejumlah daerah hidup ketakutan. Mereka khawatir kasus itu membuka aib keluarga dan diri sendiri. Pemikiran itu, kata Entin, keliru. Hal itu akan membuat pelaku menikmati tindakan menyimpangnya. (CHE)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Desember 2015, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB