Gairah Galangan Kapal

- Editor

Selasa, 1 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pertamina Targetkan Miliki Separuh Angkutan Migas
Pemesanan kapal pengangkut minyak dan gas bumi serta produk turunannya oleh PT Pertamina (Persero) diharapkan mampu menggairahkan industri galangan kapal di dalam negeri. Apabila situasi memungkinkan, Pertamina berencana menambah kapal.

Langkah ini dipilih dibandingkan dengan menyewa kapal untuk keperluan pengangkutan minyak mentah ataupun bahan bakar minyak.

Dalam kunjungan ke galangan kapal milik PT Daya Radar Utama Unit 5 di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (27/2), tiga kapal pesanan Pertamina tersebut tengah dalam pengerjaan. Ketiga kapal yang masing-masing berukuran 17.500 DWT (dead weight tonnage/bobot mati) tersebut dijadwalkan rampung akhir tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Direktur Pengembangan Bisnis PT Daya Radar Utama Steven Angga Prana, pengerjaan kapal pengangkut minyak mentah milik Pertamina tersebut merupakan ujian bagi perusahaan. Pasalnya, pembuatan kapal tersebut lebih rumit ketimbang membuat kapal angkutan penumpang.

“Ini semacam menjadi uji kepercayaan bagi kami sebab standar pembuatan kapal angkut minyak ini adalah standar internasional yang harus melalui prosedur ketat. Pemesanan kapal semacam ini menggairahkan industri galangan kapal di dalam negeri,” ucap Steven.

Dukungan
Sebelumnya, kata Steven, PT Daya Radar Utama berpengalaman mengerjakan pemesanan kapal untuk angkutan penumpang (feri), kapal perintis, kapal pesiar, dan kapal perang pesanan TNI Angkatan Laut.

Pihaknya berharap dukungan pemerintah untuk menggairahkan industri galangan kapal nasional supaya mampu bersaing dengan perusahaan sejenis di luar negeri.

New Sheep Coordinator Pertamina I Ketut Wardana mengatakan, Pertamina berangan- angan ingin memiliki separuh kapal dari 273 kapal yang dipakai untuk mengangkut migas. Dari jumlah itu, Pertamina baru memiliki 66 kapal dan pada 2018 nanti diharapkan bertambah menjadi 76 kapal. Adapun sisanya adalah kapal sewaan.

“Ada keinginan bahwa dari semua kapal yang dipakai Pertamina, separuhnya milik sendiri dan separuhnya kapal sewa. Namun, dengan situasi harga minyak sekarang ini, sepertinya hal itu belum bisa diwujudkan segera,” ucap Wardana.

6292ca67a0314636b82d92527393d9aeKOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA–Pekerja menyelesaikan pembuatan kapal tanker pesanan Pertamina di galangan kapal PT Daya Radar Utama di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (27/2). Untuk mengamankan kebutuhan energi nasional, hingga 2017 sebanyak 11 kapal siap dikirimkan galangan kapal. Selain delapan kapal dengan bobot mati 17.500 DWT dari galangan kapal dalam negeri, Pertamina juga akan menerima tiga kapal medium dengan bobot mati 40.000 DWT dari galangan kapal di Tiongkok.

Saat ini, Pertamina tengah merampungkan delapan unit pemesanan kapal ke sejumlah perusahaan galangan kapal di Indonesia.

Kedelapan unit itu adalah 3 unit dikerjakan PT Daya Radar Utama di Lamongan serta 2 unit dikerjakan PT Anggrek Hitam Shipyard di Batam dan 3 unit dikerjakan PT Multi Ocean Shipyard di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

Serap tenaga kerja
Direktur Teknik PT Daya Radar Utama M Affandi mengatakan, tiga kapal pesanan Pertamina yang dikerjakan perusahaannya itu membutuhkan waktu 24 bulan. Adapun tenaga kerja yang diserap mencapai 1.500 orang.

“Secara teknis, panjang kapal 157 meter, lebar 28 meter, dan tinggi 12 meter. Kapal itu nantinya bisa memuat minyak bervolume 23.000 meter kubik,” kata Affandi.

Harga per unit kapal pesanan Pertamina di galangan kapal PT Daya Radar Utama di Lamongan mencapai 23 juta dollar AS dan tingkat pemakaian kandungan dalam negeri mencapai 30 persen sampai 35 persen. Sebagian besar komponen kapal, terutama yang berkaitan dengan teknologi, masih diimpor.

Menaikkan kapasitas
Galangan kapal PT Daya Radar Utama di Lamongan berdiri di atas lahan seluas 40 hektar dengan panjang garis pantai mencapai 600 meter.

Saat ini, kapasitas maksimum kapal yang bisa diproduksi di galangan tersebut adalah kapal berukuran 40.000 DWT. Dalam jangka panjang, perusahaan ini akan menaikkan kapasitasnya sehingga mampu memproduksi kapal berukuran hingga 100.000 DWT. (APO)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Februari 2016, di halaman 18 dengan judul “Gairah Galangan Kapal”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB