Emisi Karbon Menurun di 27 Kota Dunia

- Editor

Senin, 17 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebanyak 27 kota besar di dunia dengan total jumlah penduduk 54 juta orang telah dapat menurunkan emisi gas rumah kaca. Dalam periode 5 tahun penurunnya mencapai 10 persen dari emisi puncaknya. Pencapaian ini merupakan bukti komitmen mereka pada Kesepakatan Paris.

Kota-kota tersebut adalah Barcelona, Basel, Berlin, Boston, Chicago, Kopenhagen, Heidelberg, London, Los Angeles, Madrid, Melbourne, Milan, Montreal, New Orleans, New York City, Oslo, Paris, Philadelphia, Portland, Roma, San Francisco , Stockholm, Sydney, Toronto, Vancouver, Warsawa, dan Washington DC.

Hal ini disampaikan Walikota Paris dan Kepala C40 Kota Anne Hidalgo pada pembukaan Global Climate Action Summit, di San Francisco, Amerika Serikat, Kamis (13/9/2018). Kota kota besar ini mencakup sepertiga dari keanggotaan C40 yang berjumlah 90 kota dunia, tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penurunan emiski karbon di 27 kota ini rata-rata 2 persen per tahun. Sementara pertumbuhan populasi 1,4 persen per tahun, dan ekonomi mereka rata-rata naik 3 persen per tahun. “Total pendapatan bruto penduduk di 27 kota tersebut sekitar 6 triliun dollar Amerika,” kata Anne.

AFP/AMY OSBORNNE–Seorang wanita memakai tanda di kepalanya di Civic Center Plaza setelah berbaris dalam aksi global ‘Bangkit Untuk Iklim’ pada 8 September 2018 di pusat kota San Francisco, California. – “Rise For Climate” adalah hari aksi global yang menuntut solusi iklim nyata dari para pemimpin lokal.

Para ilmuwan terkemuka dunia memperkirakan emisi gas rumah kaca dapat mencapai puncaknya pada 2020 dan kemudian turun sangat tajam. Saat ini, emisi global masih meningkat. Namun Anne berkeyakinan dunia dengan emisi karbon yang rendah memungkinkan tercapai.

Riset C40 dan Arup’s Deadline 2020 menunjukkan upaya yang dilakukan kota-kota besar untuk mewujudkan tujuan tertinggi Perjanjian Paris – menjaga peningkatan suhu global hingga 1,5 derajat celsius. Kota-kota di Eropa, Amerika Utara dan Australia harus mencapai puncak penurunan emisi mereka paling lambat 2020, dengan semua kota secara global mencapai tonggak yang sama sekitar tahun 2030.

Penurunan emisi gas rumah kaca kota-kota itu faktor utamanya adalah dekarbonisasi jaringan kelistrikan, mengoptimalkan penggunaan energi di gedung, menyediakan alternatif kendaraan bagi warganya yang lebih bersih dan terjangkau dan mengurangi limbah dan meningkatkan tingkat daur ulang sampah.

Kota-kota ini menurunkan emisinya melalui aksi iklim yang berani dan investasi dalam infrastruktur dan kebijakan yang berkelanjutan. Hal ini dicapai melalui kolaborasi pemerintah Pusat dan daerah serta pebisnis yang beroperasi di dalam kota, serta warga negara, untuk memberikan tindakan kolektif yang dibutuhkan untuk mengurangi emisi karbon.

Hingga kini, walikota lebih dari 60 kota C40 secara terbuka berkomitmen menerapkan rencana aksi iklim pada tahun 2020 yang melampaui komitmen nasional, dan untuk mencapai tujuan tertinggi Perjanjian Paris di tingkat lokal.

“Kita akan melihat lebih banyak kota mencapai emisi puncak pada tahun-tahun mendatang, sehingga menjadi emisi netral paling lambat 2050,” kata Anne.

Michael R Bloomberg, selaku Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Aksi Iklim dan Presiden Dewan C40 mengatakan, “Kota-kota menunjukan upaya mereaka mengurangi jejak karbon sekaligus memperkuat ekonomi lokal mereka, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.”

Bersama Walikota San Francisco Jerry Brown, Michael mengatakan telah melakukan berbagai aksi untuk memenuhi Kesepakatan Paris. “Kami telah mencapai banyak progres dalam bidang iklim yaitu menyediakan energi yang lebih murah, banyaknya lapangan dan udara bersih. Selain itu juga membuka peluang bisnis baru yang dihasilkan dengan penerapan teknologi maju,” katanya.

Karena itu 10 tahun terakhir AS dapat mengurangi emisi karbon terbesar dibandingkan negara lain di dunia, lanjut Michael, “Tahun lalu AS dapat mengurangi emisi ke tingkat terendah dalam waktu 25 tahun. Negara ini sudah setengah jalan dalam pengurangan emisi 26 persen pada tahun 2025.” Ia sendiri di perusahaannya – Bloomberg – juga meningkatkan efisiensi energi di perusahaannya hingga sekitar 50 persen.

Sementara itu Aktor Harrison Ford selaku Wakil Ketua Conservation International juga tampil menyampaikan pernyataannya tentang pentingnya melindungi lingkungan hutan serta dukungannya bagi riset iklim sebagai upaya untuk menekan emisi GRK dan dampak perubahan iklim.

“Selama hutan hujan Amazon dan Sumatera ditebangi, dibakar, lahan tempat perlindungan penduduk pribumi dirambah, lahan basah dihancurkan, target iklim tidak akan tercapat dan kita akan kehabisan waktu. Kita membutuhkan alam sekarang lebih dari sebelumnya, Jadi mari kita tendang para monster (perusak hutan),” tegas Ford.

Pencapaian tiap kota
Walikota San Francisco, London Breed, juga memaparkan pencapaiannya. “Emisi gas rumah kaca di San Francisco memuncak pada tahun 2000. Sejak saat itu kami berhasil menurunkannya hingga 30 persen dari tingkat 1990, sementara pertumbuhan ekonomi kami sebesar 111 persen dan meningkatkan populasi kami sebesar 20 persen,” katanya.

Namun, untuk sepenuhnya mewujudkan ambisi Kesepakatan Iklim Paris, kata Breed, kita harus terus membuat komitmen yang berani dan mempercepat tindakan yang mengurangi emisi dan menggerakkan kita menuju masa depan energi yang bersih. Itulah sebabnya, selain secara resmi bergabung dengan kampanye energi bersih nasional Sierra Club, San Francisco berkomitmen mengurangi pembuangan sampah hingga 50 persen pada tahun 2030 dan memastikan semua bangunan kami bersih nol emisi pada tahun 2050.

Sementara itu Giuseppe Sala, Walikota Milan memaparkan, “Evolusi yang stabil tercapai dalam kehidupan kota Milan yaitu dalam upaya mengurangi, mendaur ulang dan menggunakan kembali limbah, hingga 60 persen total sampah. Selama lebih dari 20 tahun terakhir tercapai reduksi emisi karbon secara progresif. Kini satu dari setiap 7 warga menggunakan mobil listrik atau sepeda. Hasil signifikan seperti itu tidak mungkin tercapai tanpa keterlibatan dan komitmen warga Milan.”

“Dengan pengurangan 24 persen emisi gas rumah kaca sejak tahun 1990, Toronto bangga menjadi pemimpin dalam perubahan iklim,” kata John Tory, Walikota Toronto. Dia mengatakan, Dewan Kota pada Juli 2017 dengan suara bulat mengadopsi target tambahan pengurangan 65 persen emisi gas rumah kaca pada tahun 2030.

Pernyataan juga dilontarkan Walikota Clover Moore dari Sydney. “Emisi rumah kaca di Kota Sydney memuncak pada tahun 2007 dan telah menurun setiap tahun sejak – meskipun perekonomian kami berkembang sebesar 37 persen. Kami telah mencapai ini karena mengembangkan rencana jangka panjang dengan target yang ambisius dan tetap berpegang teguh pada rencana tersebut selama lebih dari satu dekade. Kami memiliki salah satu program sel surya atap terbesar di Australia, dan mengganti lampu jalan dengan LED dan kami bekerja dengan para pemimpin industri untuk mengurangi emisinya,” katanya.–YUNI IKAWATI DARI AMERIKA SERIKAT

Sumber: Kompas, 15 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB