Emas Digital; Membongkar Akar Mata Uang Dunia

- Editor

Minggu, 12 Januari 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sepanjang tahun 2014 akan ada fenomena baru menarik, berdampak pada perubahan struktur ekonomi global dan menghadirkan model baru transaksi ekonomi dan perdagangan yang belum ada presedennya. Ketika mata uang digital menjadi impian selama dua dekade sejak ledakan eksponensial internet terjadi, Bitcoin yang dimulai pada tahun 2009 memperoleh momentumnya ketika lembaga tradisional perbankan di berbagai negara mulai melirik fenomena ini.

Tahun 1999, seorang anak muda Shawn Fanning berusia 18 tahun, berhasil mengubah industri musik selamanya ketika mengembangkan jasa digital pertukaran musik disebut Napster. Teknologi yang disebut peer-to-peer ini memungkinkan orang memperoleh musik digital dalam kualitas sama produksi label secara gratis, memorakporandakan keseluruhan industri musik, walaupun akhirnya kalah di pengadilan pada tahun 2001.

Gagasan Napster tetap hidup dalam bentuk yang kita kenal sebagai BitTorrent, memungkinkan siapa saja memperoleh produk digital secara gratis, seperti majalah, buku, video, musik, dan sejenisnya. Tahun 2009, gagasan ini diwujudkan dalam bentuk mata uang digital dan pada akhir 2013 mulai muncul mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bitcoin di Kanada, memungkinkan penggunanya membeli produk fisik menggunakan Bitcoin.

Secara sederhana, Bitcoin adalah nama baru digital bagi mata uang berbasis internet. Bitcoin sendiri menjadi rumit bersamaan dengan kerumitan matematis di balik penciptaan dan operasionalisasinya. Sama dengan mata uang fisik di dunia nyata, Bitcoin bisa digunakan sebagai alat transaksi jual-beli maupun diolah untuk memperoleh keuntungan, seperti halnya permainan valuta asing (valas).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kita bisa menggunakan Bitcoin membuat transaksi bisnis online tanpa peraturan rumit seperti biaya jasa atau kerumitan lain ketika menerima transaksi kartu kredit. Bitcoin adalah sepotong kode imajiner tanpa nilai intrinsik. Emas memiliki nilai intrinsik untuk digunakan dalam perhiasan, perangkat elektronik, atau membuat gigi emas.

Kesamaan antara Bitcoin, emas, dan perak adalah ketiganya sama-sama langka. Bitcoin adalah hadiah jawaban yang benar bagi persoalan matematika tertentu. Penghargaan atas Bitcoin terbentuk karena persoalan matematika tersebut, sehingga disebut juga sebagai crypto-currency, mata uang terenskripsi berdasarkan algoritma matematika rumit.

Fenomena Bitcoin dimulai tahun 2009 oleh sekelompok orang atau seseorang dengan nama Satoshi Nakomoto, yang belum tentu orang Jepang, tetapi memiliki keahlian kriptologi canggih di jejaring internet. Anonimitas penciptaan Bitcoin ini menjadi populer karena mengikuti paradigma penting perkembangan digitalisasi, privasi seseorang di internet adalah kebebasan dan kenikmatan menyeluruh para penggunanya.

Bitcoin adalah pola baru dalam tata hubungan internasional di era globalisasi, ketika dominasi lembaga-lembaga tradisional seperti pemerintah, bank sentral, Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, dan lainnya tidak lagi didominasi mata uang tradisional seperti dollar AS yang menguasai kehidupan dunia.

Teknologi kriptografi menjadi bentuk baru desentralisasi kekuasaan, mampu memberikan nilai terhadap mata uang baru yang sebanding dengan kepercayaan yang dibangun. Dan, fenomena ini mencapai momentumnya dalam dunia keuangan dan ekonomi hegemonik yang harus mencari bentuk barunya.

Mungkin filsuf dan pengarang kelahiran Rusia, Ayn Rand benar menulis ”So you think money is the root of all evil? Have you ever asked what is the root of all money?” Kalau semua kejahatan di dunia berakar pada uang, pernahkah Anda bertanya dari mana akar uang yang beredar di dunia?

Oleh: René L Pattiradjawane

Sumber: Kompas, 12 Januari 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Melayang di Atas Janji: Kronik Teknologi Kereta Cepat Magnetik dan Pelajaran bagi Indonesia
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 4 Juli 2025 - 17:25 WIB

Melayang di Atas Janji: Kronik Teknologi Kereta Cepat Magnetik dan Pelajaran bagi Indonesia

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB