Perdagangan elektronik atau e-dagang dinilai memperbesar pasar usaha kecil dan menengah. Penggunaan fasilitas internet dalam berdagang telah memutus rantai distribusi. Usaha kecil dan menengah bisa melipatkan pasar mereka dengan fasilitas ini.
Berbagai kalangan yang ditemui Kompas, Senin (16/2), mengatakan, e-dagang telah memperbesar pemasaran produk mereka dibandingkan dengan hanya menggunakan jalur distribusi konvensional.
Febrianto, pemilik usaha kecil dan menengah (UKM) keris toko Java Store Antique di Thamrin City, Jakarta, mengatakan, pemasaran dalam jaringan (daring) menambah pengunjung tokonya. Akan tetapi, calon pembeli tetap ingin berinteraksi langsung dengannya. Penjualan langsung memberikan kontribusi 80 persen dari keseluruhan omzet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dewi Sjafitri, pemilik UKM kerajinan sepatu dan tas dari bahan kulit toko Disya Kriya, menuturkan, omzetnya yang berasal dari pelanggan di situs tokonya itu berkontribusi sekitar 40 persen. Setiap bulan Dewi menjual sekitar 50 sepatu dan 10 tas.
Aman Lase, pemilik usaha batik tulis dan songket di salah satu lapak Thamrin City, mengatakan, penjualan produknya secara daring meningkat 25 persen, yaitu sekitar 100 potong per bulan.
”Saya baru tiga bulan memulai usaha secara daring,” kata Aman. Ia tertarik mencoba bisnis lewat sebuah blog gratis. Dengan penjualan tersebut, dia tidak perlu gudang yang besar dan modal yang terlalu besar.
Bimala Dewi Irzani (40), pengusaha kue KukiKuki, yang ditemui di Depok, menyebutkan, sejak awal sampai sekarang, dirinya tidak membuka toko konvensional sebagai tempat berjualan, tetapi memasarkan produk melalui internet atau daring.
KukiKuki berdiri pada 2009. Saat itu, Bimala yang hobi membuat kue sejak remaja sering mengunggah gambar kue buatannya ke blog pribadi. Melihat ini sebagai peluang bisnis, Bimala akhirnya membuka toko daring www.kueulangtahun.org. Kini, melalui toko daring tersebut, pesanan kue berdatangan.
Di Bandung, Jawa Barat, Andris merintis usaha nasi liwet instan sekitar tahun 2011 dan terus berkembang hingga kini. Ia melayani pesanan dari sejumlah daerah di luar Jabar, bahkan dia juga mengekspor ke Amerika Serikat. Andris menjual dua produk inti, yakni nasi liwet instan dan nasi uduk warna.
”Dengan sarana e-dagang, hasilnya sangat signifikan, terutama dalam memperluas pasar dengan waktu relatif cepat. Dari omzet yang kami peroleh, 25 persennya ditunjang dari e-dagang,” ujarnya.
Di Yogyakarta, Koordinator Kampung Cyber Antonius Sasongko menuturkan, belasan usaha UKM di Patehan memanfaatkan internet untuk mempromosikan produk mereka. Salah seorang warga Kampung Cyber, Heri Sutanto (40), mengatakan, internet memang mendatangkan manfaat bagi para pelaku usaha di kampung tersebut. Sejak dua tahun lalu, Heri membuka toko daring yang diberi nama Farrel Art melalui laman dan Facebook.
Dalam sebulan, pemasukan Heri sebesar Rp 45 juta hingga Rp 50 juta. Pelanggannya tersebar di sejumlah wilayah Indonesia dan negara lain, misalnya Jepang dan AS. ”Setiap bulan, saya selalu mengirim baju batik dan aneka kerajinan ke AS. Saya bisa dapat jaringan ke sana juga lewat Facebook,” ucapnya.
Umbuk Haryanta (39), yang juga pengusaha di Kampung Cyber, pemilik toko batik Farras, berjualan kain dan pakaian batik sejak tahun 2006. ”Mulai dua tahun lalu, saya pakai internet, baik melalui Facebook maupun blog, untuk berjualan. Ternyata bisa meningkatkan pendapatan saya sekitar 20 persen,” ujar warga Dusun Sembungan itu.
Di Surabaya, Jawa Timur, Desyana Patri, pelaku UKM kerajinan batik dan kulit, mengatakan, manfaat e-dagang adalah kepastian gagal bayar relatif kecil dan omzet terus tumbuh hingga 20 persen.
Ketua e-UKM Kota Bandung Yogi Nugraha menuturkan, banyaknya UKM yang belum berpromosi dalam e-dagang salah satunya disebabkan persoalan kesulitan akses teknologi. Dari 5.000 UKM di Bandung, yang telah melakukan pemasaran lewat e-dagang baru sekitar 140.
Chief Executive Officer Bukalapak.com Achmad Zaky mengatakan, pihaknya juga mempunyai program pelatihan bagi UMKM. Model pelatihan berbentuk kopi darat. Pertemuan sudah berlangsung di Bekasi, Semarang, dan Surabaya. Tujuannya, memberikan wawasan dan kiat dalam memanfaatkan e-dagang.
(B03/B04/ETA/HRS/SEM/HEN/MED/ELD)
Sumber: Kompas, 17 Februari 2015
Posted from WordPress for Android