Ditemukan Genus Manusia Baru dari Filipina

- Editor

Jumat, 12 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota baru genus manusia telah ditemukan di goa di Luzon, Filipina. Spesies yang kemudian diberi nama Homo luzonensis ini diketahui hidup sekitar 50.000 tahu lalu di Luzon atau sezaman dengan manusia kerdil dari Flores, Homo floresiensis.

Temuan ini dilaporkan Florent Detroit, paleoantropologis dari Muséum National d’Histoire Naturelle, Perancis, dan timnya dari National Museum of the Philippines serta Australian National University (ANU) di jurnal Nature pada 11 April 2019.

–Lokasi temuan genus manusia baru Homo luzonensis di Goa Callao, Pulau Luzon, Filipina, yang diperkirakan hidup di kawasan ini sekitar 50.000 tahun lalu. Foto dari Archaeology Project, Sciencenews.org.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari aspek tampilan dan ukuran, beberapa fosil yang ditemukan ini memiliki kemiripan dengan spesies Homo. Namun, jika dibandingkan keseluruhannya secara lebih rinci, tidak ada spesies Homolain yang benar-benar sama dengan Homo luzonensis.

”Fosil yang kami temukan termasuk tulang jari dewasa serta gigi. Kami juga menemukan tulang paha seorang anak. Ada beberapa fitur yang sangat menarik, misalnya giginya sangat kecil,” kata Philip Piper dari ANU, sebagaimana dirilis dalam siaran pers kampus ini, Kamis (11/4/2019).

Menurut Piper, ukuran gigi mencerminkan ukuran tubuh keseluruhan mamalia. ”Dari giginya, kami menduga Homo luzonensis relatif kecil. Persisnya seberapa kecil, kami belum tahu. Kami perlu menemukan beberapa elemen kerangka lain sehingga bisa mengukur ukuran tubuh dengan lebih tepat,” ujarnya.

Sejak ratusan ribu tahun lalu
Para peneliti sejauh ini belum bisa mengonstruksi asal-usul Homo luzonensis dan kapan mereka telah tinggal di Pulau Luzon. Namun, penggalian terpisah baru-baru ini di dekat Goa Callao menemukan bukti adanya pembantaian badak oleh alat-alat batu yang berasal dari zaman sekitar 700.000 tahun yang lalu. Temuan ini menunjukkan bahwa genus homo atau homonin telah ada di Luzon sejak ratusan ribu tahun lalu.

”Tidak ada fosil hominin yang ditemukan dalam penggalian (di Goa Callao), tetapi ini memberikan kerangka waktu kehadiran hominin di Luzon. Apakah itu Homo luzonensis yang membantai dan memakan badak masih harus dikaji,” kata Piper.

Florent Detroit mengatakan, berdasarkan fosil tulang kaki yang ditemukan, Homo luzonensis ini diperkirakan memiliki ketinggian sekitar 1 meter atau rata-rata lebih pendek dengan manusia modern saat ini. Dengan temuan ini, para peneliti melihat keterkaitan fosil manusia dari Luzon ini dengan Homo floresiensis atau manusia kerdil yang ditemukan di Pulau Flores.

Seperti Flores, Pulau Luzon juga merupakan pulau yang terpisah dengan daratan besar sejak sangat lama sehingga berpotensi menciptakan spesiasi (proses dalam evolusi yang mengarah pada pembentukan spesies baru yang berbeda) atau evolusi kehidupan yang khas di kepulauan. Temuan Homo luzonensis di Filipina dan sebelumnya Homo floresiensis di Indonesia semakin menguatkan pentingnya kawasan kepulauan Asia Tenggara sebagai sumber keberagaman dan evolusi manusia.

Oleh AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 11 April 2019

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB