Data Peta Pemulihan Gambut dari APP Belum Diterima Badan Restorasi

- Editor

Rabu, 8 Juni 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Restorasi Gambut sedang menyiapkan peta semua kawasan kesatuan hidrologi gambut untuk dijadikan dasar pegangan. Dalam proses itu, Asia Pulp & Paper satu-satunya perusahaan yang tak menyerahkan peta konsesinya. Peta data kesatuan hidrologi gambut, menurut rencana, diterbitkan Kamis (9/6).

Peta itu merupakan Peta Indikatif untuk menunjukkan areal yang akan jadi pusat kerja restorasi. Peta dibuat berdasarkan sejumlah kriteria, antara lain lahan yang terbakar, tutupan lahan, dan jaringan kanal.

Saat ini, ada dua data luas lahan gambut: 15 juta hektar versi pemerintah dan 20 juta hektar versi organisasi masyarakat sipil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari peta itu akan bisa dilihat berapa luas lahan gambut yang sering terbakar dan berapa yang masih bagus. “Semua pihak menunggu peta itu. Ada yang waswas, ada yang senang,” kata Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead dalam sambutan pembukaan acara Konsultasi Publik “Kerangka Pengaman Sosial Restorasi Gambut”, Selasa, di Jakarta.

Prioritas penanganan lahan gambut hingga 2019 mencakup 2 juta hektar di empat provinsi. Lahan gambut seluruh Indonesia tersebar di tujuh provinsi.

“Ada satu kelompok perusahaan yang belum kooperatif dalam penyediaan data ini. Pihak APP belum bersedia menyerahkan petanya,” ujarnya. Puluhan perusahaan semuanya menyerahkan peta, termasuk berbagai perusahaan besar lain.

Dalam menjalankan tugasnya, pihak BRG selalu melibatkan semua pemangku kepentingan, yaitu kementerian sektor, masyarakat setempat/lokal, pemerintah daerah tingkat kabupaten dan provinsi, lembaga swadaya masyarakat/LSM, serta perusahaan. Peta yang dibuat juga berdasarkan data dan peta yang didapatkan dari semua pemangku kepentingan dan instansi.

Peran perusahaan
Demi akurasi, BRG mengajak perusahaan besar berbagi data sehingga data pemerintah bisa ditumpangkan data perusahaan. Data itu untuk mengecek bersama-sama sehingga adil bagi semua pihak. “Kalau ada gap akan kelihatan data pemerintah dan data perusahaan,” kata Nazir.

Menurut dia, sikap perusahaan berbeda-beda. “Nah, satu ini yang bandel, APP ini. Tawar-menawarnya sudah lama sejak Februari,” ucap Nazir.

Dihubungi Selasa sore, Senior Manager Sustainability & Stakeholder Asia Pulp & Paper Trisia Megawati mengatakan, pihaknya telah menyerahkan data spasial lahan gambut dalam konsesi APP yang menggunakan LiDAR 9 (Light Detection and Ranging) resolusi tinggi kepada Kementerian LHK tanggal 11 Mei 2016.

“Setelah itu dilanjutkan dengan paparan teknis yang digelar Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang juga dihadiri perwakilan dari Badan Informasi Geospasial (BIG) dan BRG,” demikian dituliskan dalam pesan pendek Head Communication APP Randy Salim. (ISW)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Juni 2016, di halaman 14 dengan judul “Data Peta dari APP Belum Diterima Badan Restorasi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB