Banyak hal bisa dilakukan dengan teknologi, yang memudahkan para siswa memahami pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah ataupun di luar sekolah. Sebab, pada dasarnya proses belajar berlangsung seumur hidup dan di mana pun seseorang tinggal.
Perusahaan Microsoft, misalnya, dalam British Educational and Training Tecnology Asia 2014 di Singapura, awal Desember lalu, memperlihatkan program khusus Teacher Dashboard yang bisa didapatkan dalam paket Microsoft Office 365. Dengan Teacher Dashboard, guru bisa mengunggah materi pelajaran hingga tugas-tugas yang harus diselesaikan para siswa.
Dalam Teacher Dashboard, guru bisa membuat kelas berisi nama para siswa. Murid dapat mengakses tugas atau materi yang disiapkan itu, kemudian segera dapat mengirimkan tugas yang diselesaikan, dan saat itu juga guru bisa langsung mengevaluasi dan mengirimkan umpan balik kepada siswa. Guru juga dapat melihat evaluasi kelas secara keseluruhan, sejauh mana siswa memahami materi yang diberikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Program Teacher Dashboard tergolong baru. Meski demikian, sudah ada sekolah-sekolah di sejumlah negara yang menggunakannya. Program itu juga bisa diakses secara online atau offline karena berbasis komputasi awan sehingga guru atau siswa tak perlu khawatir karena tugas bisa dikirim dan diselesaikan di mana pun.
Selain program untuk guru, Microsoft juga memiliki program YouthSpark untuk anak muda. Peluncuran YouthSpark ini didasari tingginya angka pengangguran yang didominasi mereka yang berusia muda.
Kebanyakan pengangguran disebabkan tidak terpenuhinya kualifikasi antara pekerjaan dan para pelamar kerja. Karena itu, anak muda diarahkan untuk mengetahui apa saja kualifikasi yang dibutuhkan guna mendapat pekerjaan tertentu. Anak muda juga diarahkan membuka lapangan kerja.
Di laman YouthSpark, anak muda bisa memilih impian mereka di masa depan, lalu mereka diarahkan bagaimana cara meraihnya, mulai dari kompetensi yang harus dikuasai hingga jurusan apa yang harus diambil di universitas.
Mikroskop
Perusahaan Intel lain lagi. Mereka memproduksi laptop khusus bagi dunia pendidikan. Laptop itu hanya diproduksi untuk sekolah atau daerah di suatu negara yang bekerja sama dengan Intel. Laptop yang tahan banting itu didesain khusus agar bisa dibawa anak-anak karena ringan dan tahan benturan. Untuk membuktikan ucapannya, Director Education Sector Asia Pacific Region Intel Technology Asia Sam Al-Schamma pun menjatuhkan laptop bewarna putih itu ke lantai.
Ia menunjukkan kamera di laptop itu bisa menjadi mikroskop dengan lensa tambahan. Begitu didekatkan pada kemeja, tampak jalinan serat kain yang ukurannya jadi ratusan kali. Begitu pula butiran gula yang tampak halus, saat dilihat dengan ”mikroskop”, seperti bongkahan-bongkahan batu kasar.
Tak hanya itu, Al-Schamma juga menunjukkan bagaimana software (perangkat lunak) di laptop itu bisa mendeteksi kecepatan suatu benda. Ia pun mendekatkan kamera pada bandul yang bergerak, lalu memperlihatkan tampilan grafis di layar laptop yang menunjukkan angka kecepatan bandul itu bergerak.
”Ini pengalaman dalam proses belajar yang ingin kami berikan kepada siswa. Proses pembelajaran jadi lebih menarik dan menyenangkan bagi anak-anak. Intinya bukan pada teknologinya, melainkan pada guru yang punya ide mengajari siswanya dengan metode menarik,” kata Al Schamma. (Amanda Putri)
Sumber: Kompas, 12 Januari 2015