Cakupan Imunisasi Diperluas

- Editor

Jumat, 7 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Eliminasi penyakit campak dan rubella pada 2020 menjadi komitmen negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, sehingga cakupan imunisasi untuk mencegah serangan dua penyakit itu terus diperluas. Karena itu, kampanye imunisasi campak dan rubella di Indonesia akan dilanjutkan dengan memasukkan vaksin tersebut ke dalam program imunisasi rutin secara nasional.

Pemerintah menargetkan vaksinasi MR diberikan kepada 66,9 juta anak berusia 9 bulan-15 tahun pada kampanye imunisasi. Tahap pertama, Agustus-September 2017, imunisasi MR diberikan kepada 34,96 juta anak di Jawa dan pada Agustus-September 2018 di luar Jawa terhadap 31,96 juta anak.

“Agustus ini, vaksin MR diberikan di semua sekolah dan September nanti vaksin MR diberikan di fasilitas kesehatan. Tahun ini alokasi anggaran imunisasi MR sekitar Rp 800 miliar,” kata Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Jane Soepardi pada Kongres Internasional Ilmu Kesehatan Anak Bidang Penyakit Tropis, Minggu (6/8), di Yogyakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selanjutnya, introduksi vaksinasi MR dilakukan dengan sasaran bayi berusia 9 bulan, 18 bulan, dan siswa kelas I sekolah dasar. Introduksi pada fase pertama dilakukan pada Oktober 2017 di Jawa dan tahap kedua dilakukan Oktober 2018 di luar Jawa. “Indonesia berkomitmen mengeliminasi campak dan mengendalikan rubella tahun 2020,” ujarnya.

Hasil surveilans campak 2008-2017 mencatat, pada 2016 jumlah kasus campak sebanyak 2.541 penderita dan kasus rubella sebanyak 1.193 penderita. “Dari surveilans di 13 rumah sakit di 10 provinsi, 387 kasus terduga sindrom rubella bawaan (CRS), 26 persennya terkonfirmasi secara klinis, dan 11 persennya terkonfirmasi laboratorium,” ujarnya.

Komunikasi komprehensif
Hasil kajian efektivitas biaya imunisasi MR menunjukkan, insiden CRS diperkirakan 0,2 per 1.000 kelahiran per tahun. Pada 2015 ada 979 kasus baru CRS dari 4,89 juta kelahiran. Diperkirakan, kerugian ekonomi akibat CRS sebesar Rp 1,09 triliun.

“Untuk mendukung vaksinasi MR, perlu dikembangkan strategi komunikasi komprehensif terhadap kelompok antivaksin dan untuk menjangkau komunitas di daerah terpencil.

Pada kesempatan sama, Staf Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Dwiyanti Puspasar, menyatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015 memperkirakan angka kasus CRS di Indonesia 15,6 persen dari angka global dan 24 persen dari jumlah total kasus di Asia Tenggara. “Perlu pendataan CRS di Indonesia untuk mengetahui dampak imunisasi MR,” ujarnya.

Sindrom rubella bawaan ditandai, antara lain, gangguan pendengaran, kelainan jantung bawaan, serta katarak atau glukoma. Manifestasi klinis infeksi rubella bawaan kebanyakan baru muncul saat usia 5-8 tahun. “Infeksi rubella pada usia kehamilan sebelum 12 minggu menyebabkan janin berisiko mengalami cacat bawaan,” ujarnya.

Rencana aksi vaksinasi global disepakati 194 negara anggota WHO pada Sidang Pleno WHO (World Health Assembly), Mei 2012. Salah satu indikatornya adalah campak dan rubella dieliminasi pada 2020. Di Asia Tenggara, menurut Penasihat Regional Percepatan Pengendalian Penyakit Pengembangan Imunisasi dan Vaksin WHO di Asia Tenggara, Sunil Bahl, cakupan imunisasi MR terus diperluas. Hingga kini, 9 dari 11 negara di Asia Tenggara mengintroduksi vaksin rubella. (EVY)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Agustus 2017, di halaman 12 dengan judul “Cakupan Imunisasi Diperluas”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB