Brokoli Terbukti Kurangi Risiko Kanker

- Editor

Senin, 20 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pendapat yang menyatakan bahwa brokoli sangat baik untuk kesehatan tubuh terbukti benar. Penelitian terbaru menemukan, brokoli dan sejumlah sayuran sejenisnya, seperti bunga kol, kol, sawi hijau, kubis brussel, sejenis sawi, dan kale, terbukti mengandung molekul yang bisa menonaktifkan gen yang diketahui berperan dalam berbagai jenis kanker.

Kajian yang dipimpin Pier Paolo Pandolfi, Direktur Pusat Kanker dan Institut Penelitian Kanker, di Beth Israel Deaconess Medical Center ini diterbitkan di jurnal bergengsi Science pada 16 Mei 2019.

KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA–Acep (30) menunjukkan brokoli sebagai hasil pertanian Desa Suntenjaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (29/1/2019). Brokoli ini memiliki standar supermarket dan berkualitas ekspor karena berbunga padat dan segar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Kami menemukan pemain penting baru yang memicu perkembangan kanker dan ini dapat dihambat dengan senyawa alami yang ditemukan dalam brokoli dan sayuran sejenis lainnya,” kata Pandolfi. ”Jalur ini muncul tidak hanya sebagai pengatur pertumbuhan tumor, tetapi juga dapat kita jadikan target untuk opsi terapi.”

Gen PTEN diketahui sebagai salah satu penekan tumor secara alami, tetapi gen ini sering mengalami mutasi atau terhapus. Padahal, mutasi bawaan PTEN dapat menyebabkan sindrom yang ditandai dengan meningkatnya kerentanan kanker dan cacat perkembangan. Dengan melakukan serangkaian percobaan pada tikus dan sel manusia yang rentan kanker, Pandolfi dan tim menemukan adanya gen lain yang disebut WWP1 yang menghasilkan enzim penghambat aktivitas PTEN.

KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO–Sayur kol kiriman petani di sentra sayuran, seperti Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, juga Kopeng, Salatiga, dibongkar di Padar Sayur Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Setelah mendapatkan data ini, para peneliti melakukan berbagai uji untuk menonaktifkan kryptonite atau perusak gen PTEN ini. Dengan menganalisis bentuk fisik enzim dan melakukan serangkaian uji coba, para peneliti akhirnya menemukan molekul kecil di dalam brokoli dan sayuran lain sejenisnya yang mampu menekan gen WWP1 dan secara otomatis mengaktifkan kembali penekan tumor PTEN sehingga mengurangi risiko kanker. Senyawa ini kemudian diberi nama indole-3-carbinol.

Sekalipun sudah diketahui bahwa senyawa dalam brokoli mampu menekan risiko kanker, tetapi dibutuhkan jumlah besar agar bisa bermanfaat.

Menurut Yu-Ru Lee, anggota tim peneliti, kita harus makan minimal 2,7 kg brokoli atau kubis brussel mentah untuk mendapatkan manfaat antikanker sayuran ini. Itulah sebabnya tim Pandolfi mencari cara lain untuk memanfaatkan data baru ini. Tim berencana mempelajari lebih lanjut fungsi WWP1 dengan tujuan akhir mengembangkan penghambat gen ini secara lebih kuat.

”Baik inaktivasi genetik atau farmakologis WWP1 dengan teknologi CRISPR atau I3C dapat mengembalikan fungsi PTEN dan selanjutnya melepaskan aktivitas penekan tumornya,” kata Pandolfi. ”Temuan ini membuka jalan menuju pendekatan reaktivasi penekan tumor yang telah lama dicari untuk pengobatan kanker.”

Oleh AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 20 Mei 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB