BRIN Perkuat Koordinasi demi Optimalisasi Dana Riset Berorientasi Hasil

- Editor

Rabu, 4 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Untuk mewujudkan sinergi antarlembaga tersebut, mulai Januari 2020, akan ada aturan baru menyusul pembentukan BRIN.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro memberikan penghargaan Pusat Unggulan Iptek kepada 18 lembaga litbang pemerintah di Jakarta, Senin (2/12/2019).

Mulai tahun depan, seluruh agenda riset akan terkoordinasi dan tidak lagi sekadar menjadi pengisi kegiatan para peneliti lembaga riset. Sudah saatnya riset berorientasi hasil yang tepat guna bagi masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, pembentukan BRIN membuat kegiatan riset akan terkoordinasi. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari duplikasi hasil riset antarlembaga penelitian.

”Kita tidak ingin riset hanya menjadi pengisi kegiatan (peneliti) saja. Orientasinya ke depan harus pada hasil. Jika perlu, saling berkolaborasi,” katanya di Jakarta, Senin (2/12/2019).

Menurut Bambang, keberadaan BRIN juga memastikan agar tidak ada lagi satu obyek diteliti lebih dari dua lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) secara terpisah. Perlu ada sinergi agar hasilnya optimal. Selain itu, anggaran yang terbatas juga bisa digunakan secara fokus agar hasilnya efisien.

Misalnya, riset sektor kelautan saat ini dieksplorasi oleh berbagai lembaga litbang. Ada Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI, atau riset dari Kapal Riset (KR) Baruna Jaya milik Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT).

”Intinya, kami ingin agar peneliti-peneliti yang berkualitas tersebut bisa saling bersinergi. Hal itu akan lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara,” katanya.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro.

Untuk mewujudkan sinergi antarlembaga tersebut, mulai Januari 2020, akan ada aturan baru menyusul pembentukan BRIN. Menurut Bambang, lembaga litbang dari kementerian dan lembaga tetap menjadi bagian instansi masing-masing, sementara agenda dan prioritas riset akan berada di bawah kendali BRIN.

Terencana baik
Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN Muhammad Dimyati mengatakan, dengan prinsip holding yang diusung BRIN, segala kegiatan lembaga riset akan terencana dengan baik. Mulai dari perencanaan program, anggaran, hingga sumber daya akan mengacu pada konsep BRIN.

”Sebelum akhir Desember ini ditargetkan keputusan presiden terkait BRIN akan keluar. Dalam Desember ini, pembentukan organisasi diharapkan selesai,” katanya.

Menurut Dimyati, kegiatan riset nantinya akan fokus pada Program Prioritas Riset Nasional 2020-2024. Fokus tersebut antara lain di bidang pangan, kesehatan, transportasi, maritime, dan kebencanaan. Jumlahnya tidak kurang dari 49 poin.

”Misalnya, kita ingin mewujudkan padi dengan produktivitas lebih dari 10 ton per hektar atau mendorong penggunaan energi nuklir untuk menggantikan energi nonfosil,” ujarnya.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN Muhammad Dimyati.

Unggulan iptek
Dalam rangka memperkuat kelembagaan riset, Kemenristek/BRIN juga memberikan penghargaan kepada sejumlah lembaga litbang. Sebanyak 18 lembaga litbang pemerintah ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) oleh Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro di Auditorium BPPT Jakarta, Senin.

PUI dipilih berdasarkan rekam jejak dan kinerja lembaga tersebut. Kini, status mereka ditingkatkan menjadi pusat unggulan level nasional. Mereka akan mendapatkan hibah pembinaan, riset, dan inovasi. Harapannya, ke depan mereka akan naik kelas sebagai Kawasan Sains dan Teknologi atau Sains Tecno Park (STP) yang saat ini berjumlah 18 STP.

Bambang mengungkapkan, saat ini ada 329 lembaga litbang yang dimiliki pemerintah. Sebanyak 101 merupakan lembaga penelitan non-kementerian, sedangkan 228 lainnya milik kementerian. Adapun hingga 2019 sudah ada 137 lembaga yang menjadi PUI.

Selain itu, diberikan juga penghargaan kepada 15 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) berkinerja utama. Tidak hanya pada level pemerintah, penghargaan juga diberikan kepada lembaga litbang inovatif atau Inovative Industrial Research and Development Institution (IIRDI Award) kepada tujuh industri atas dedikasinya dalam bidang riset.

”Dedikasi lembaga litbang sangat diperlukan. Sebab, riset menjadi syarat bagi suatu negara naik kelas, kompetitif, dan disegani,” kata Bambang.

IMG_20191203_210136KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN–Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan penelitian bioplastik di laboratorium pelayanan analisis kimia, Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek), Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/4/2019). Bioplastik berbasis limbah kelapa sawit ini berpotensi dikembangkan sebagai pengganti plastik konvensional karena memiliki sifat tahan terhadap air dan kelembaban.

Menghasilkan paten
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan ajang arisan bagi para lembaga litbang. Penghargaan tersebut hanya akan diberikan atas dasar kesungguhan dan komitmen dari para pimpinan dan peneliti. Bambang mengingatkan para peraih penghargaan untuk menjaga performa.

”Suatu saat kita harus bangga dengan inovasi kita. Jepang dengan otomotif dan Korea Selatan dengan teknologinya, misalnya, adalah hasil dari riset dan inovasi yang berkelanjutan,” kata Bambang.

Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Perguruan Tinggi Kemenristek/BRIN Patdono Suwignjo mengatakan, sebelum menjadi PUI, Kemenristek/BRIN telah melakukan pembinaan kepada para lembaga litbang yang terpilih. Pembinaan ini ditujukan agar lembaga litbang memiliki keunggulan spesifik di bidangnya masing-masing.

”Kita meyakini, tidak ada lembaga penelitian yang mampu unggul di bidang apa saja. Maka, kami dampingi agar lembaga menemukan kekuatannya masing-masing. Hingga kini sudah ada 833 paten yang dihasilkan,” ujarnya.

Oleh FAJAR RAMADHAN

Editor HAMZIRWAN HAM

Sumber: Kompas, 2 Desember 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB