BJ Habibie Technology Award bagi Nurul

- Editor

Jumat, 22 Agustus 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nurul Taufiqu Rochman memperoleh penghargaan inovasi teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award 2014. Ia berdedikasi dan menghasilkan manfaat nyata lewat inovasi-inovasi nanoteknologi.

”Pak Nurul tidak hanya membuat penemuan, tetapi juga inovasi agar penemuan bisa diaplikasikan industri dan digunakan masyarakat. Ini tidak mudah karena juga butuh jiwa kewirausahaan,” kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Unggul Priyanto, di Jakarta, Kamis (21/8).

Nurul yang juga Kepala Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah memublikasikan 15 hak kekayaan intelektual berupa hak cipta dan merek bidang nanoteknologi. Tujuh di antaranya telah diaplikasikan industri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nanoteknologi adalah teknologi rekayasa partikel material berukuran sepermiliar meter menjadi material baru dengan fungsi lebih istimewa dan sesuai dengan yang dikehendaki. Penerapan teknologi ini meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia guna memperkuat daya saing industri nasional.

nurul-MNI-01Nurul mempelajari nanoteknologi dan rekayasa produksi pada jenjang sarjana, magister, dan doktor di Universitas Kagoshima, Jepang. Studi doktoral bidang manajemen dan bisnis di Institut Pertanian Bogor.

”Dengan tambahan ilmu manajemen dan bisnis, saya mendapat teori persaingan usaha serta pemasaran. Saya bisa lebih tahu kebutuhan industri,” kata Nurul. Ia juga aktif menggaet industri, tidak hanya menunggu.

Tiga tahun lalu, ia menyurvei pasir besi (besi oksida) untuk pigmen pewarna merah cat yang digunakan salah satu industri cat di Cibinong. Ia membuat bahan itu dengan nanoteknologi.

Dua kilogram bahan yang ia hasilkan dicoba industri itu. Hasilnya, bahan buatannya lebih tahan korosi (karat) dari yang biasa digunakan. Harganya pun lebih murah 0,5 dollar AS per kg, menjadi sekitar 1 dollar AS (setara Rp 11.707) per kg. ”Mereka lalu minta 5 ton,” ujar Nurul.

Selanjutnya, ia mencari pemodal guna mendirikan pabrik pigmen pewarna merah cat agar bisa produksi massal. Menurut rencana, pabrik akan beroperasi di daerah Cibubur, Jakarta Timur.

Menurut Unggul, nanoteknologi sebagai teknologi maju sangat bermanfaat untuk segala bidang, termasuk pertanian, kosmetik, dan obat-obatan. Namun, pengembangan teknologi itu di Indonesia tergolong terlambat. ”Singapura, Malaysia, dan Thailand lebih dulu mengembangkan,” tuturnya. (A03)

Sumber: Kompas, 22 Agustus 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 21 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB