Advan boleh mengaku sebagai produsen elektronik dari dalam negeri yang mampu bersaing dengan merek global yang mengincar pasar Tanah Air. Berdasarkan riset dari IDC, Advan menguasai pasar sabak elektronik untuk Indonesia.
Lini produk yang mereka siapkan beragam, dari yang paling terjangkau seharga Rp 1 juta hingga kelas premium di rentang harga Rp 5 juta. Mereka memiliki banyak tipe untuk menyasar segmen masyarakat, seperti seri Signature untuk kelas premium, seri Barca untuk penggemar sepak bola, dan seri Vandroid untuk segmen yang lebih umum.
Mereka tidak berhenti dengan terus menggaet mitra atau kanal distribusi produk. Tahun lalu Advan menggandeng Microsoft untuk membuat sabak elektronik dengan sistem operasi Windows, yakni Vanbook W80 dan W100. Mereka juga menggaet produsen prosesor Intel untuk menjadi otak di ponsel pintar, dimulai dari Vandroid X7.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam beberapa kali perjumpaan, Manajer Pemasaran Advan Tjandra Lianto mengungkapkan, mereka berambisi untuk menjadikan Advan sebagai merek yang muncul di benak pertama kali begitu mendengar kata ponsel atau tablet (sabak elektronik). “Nama Advan sudah ternama sebagai merek komputer. Kami harapkan reputasi itu bisa mendongkrak kepercayaan dari masyarakat,” ujar Tjandra.
Hal serupa dilakukan dengan kanal distribusi produk. Tidak hanya mengandalkan rantai distribusi konvensional, seperti jaringan toko atau digital seperti lewat situs jual-beli, mereka mencoba cara-cara baru dan umumnya belum dilakukan merek lain.
Misalnya, pada bulan Maret, mereka menjajaki kerja sama dengan Transmart yang memiliki jaringan hipermarket sebanyak 89 titik di sejumlah kota di Indonesia. Kerja sama tersebut meliputi penjualan salah satu varian, yakni Star Fit S45C dengan harga Rp 1 juta untuk ditawarkan di rak hipermarket. Alasan kerja sama tersebut sederhana, ada 7.000-10.000 pengunjung yang datang di satu titik dalam satu minggu.
Televisi
Kompas/Didit Putra Erlangga Rahardjo—Produsen ponsel dalam negeri, Advan, menggandeng jaringan hipermarket Transmart untuk menjual ponsel di jaringan mereka. Kerja sama yang diteken pada pertengahan April 2015 bertujuan untuk memperluas akses produk Advan ke masyarakat.
Tidak berhenti di sana, Advan juga menjajaki kanal baru, yakni lewat layar televisi. Bukannya iklan, mereka menggandeng MNC Shop selaku pengelola kanal televisi belanja (homeshopping) untuk memasarkan ponsel Vandroid S6 seharga Rp 1,5 juta.
Kanal televisi belanja MNC Shop menampilkan penawaran demi penawaran produk mulai baju, alat masak, dan barang elektronik. Dimulai sejak dua tahun lalu, kanal ini ditemui di layanan televisi berbayar dan sesekali muncul di stasiun berjaringan milik grup media yang sama.
Jimmy Djunaidi, Chief Commercial MNC Shop, menuturkan, separuh dari transaksi yang dibuat dari kanal tersebut masih berasal dari kawasan Jabodetabek dan didominasi penonton perempuan. “Peluang kami cukup besar karena bisa diakses di 2,7 juta rumah tangga yang tersambung dengan layanan televisi berbayar,” kata Jimmy.
Untuk sementara, Advan memilih menghadirkan ponsel itu melalui kanal televisi belanja. Menurut Tjandra, fenomena berbelanja elektronik di Indonesia untuk lima tahun mendatang akan didominasi layar mulai layar berukuran kecil di gawai hingga layar besar di televisi.
Advan memang menghadapi pertempuran yang sengit mengingat rentang harga dari produk utamanya adalah pasar yang sedang diincar oleh produsen ponsel lainnya. Dengan berbagai spesifikasi dan segmentasi, ponsel-ponsel yang ditawarkan juga dipatok dengan harga Rp 1 juta-Rp 1,5 juta.
Belum ada bukti yang jelas menunjukkan bahwa strategi Advan dengan menggunakan berbagai kanal distribusi akan membantunya untuk tetap bersaing, apalagi menempatkan namanya di benak konsumen Indonesia setiap kali mendengar kata merek lokal. Hanya waktu yang bisa menjawab.
DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Sumber: Kompas Siang | 4 September 2015