Beroperasi Juli 2016, Begini Penampakan Jembatan Apung di Cilacap

- Editor

Rabu, 11 Mei 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah saat ini sedang membangun Jembatan Apung di Cilacap Jawa Tengah. Jembatan ini bakal jadi yang pertama berdiri di Indonesia, bagaimana penampakannya?

“Jembatan ini nantinya akan jadi jembatan penyeberangan orang. Panjangnya 40 meter menghubungkan Desa Ujung Alang dan Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah,” ujar Ketua Tim Riset Sistem Modular Wahana Apung Kementerian PUPR, Nazib Faizal kepada detikFinance, Rabu (11/5/2016).

Dari data desain yang diterima redaksi detikFinance, sepintas jembatan ini mirip dengan jembatan pada umumnya. Memiliki kaki-kaki dan struktur tubuh jembatan yang terbuat dari baja ringan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bedanya, terlihat pada tapak pijakan kaki-kaki jembatan. Bila umumnya pijakan terbuat dengan metode menancapkan tiang pancang atu membuat timbunan, pada jembatan ini pijakan jembatan ini dibuat dari wahana apung yang disebut ponton.

Ponton ini memiliki tinggi 1,5 meter, lebar 2 meter dan panjang 5 meter terbuat dari beton khusus yang dibuat berongga di bagian tengahnya sehingga memungkinkan benda ini terapung stabil di atas permukaan air dan bisa menjadi pijakan jembatan yang kokoh. Adapun tinggi jembatan dari permukaan laut mencapai 5 meter.
Jembatan Apung Cilacap

Ponton ini sendiri bersifat modular sehingga bisa dibongkar pasang sesuai kebutuhan.

“Yang di Cilacap saat ini sedang dirakit. Rakitnya sekitar 2-3 minggu di Pelabuhan Majingklak. Kemudian ditarik ke lokasi Kampung Laut, Cilacap. Di lokasi setting-up 1-2 hari, baru bikin jembatannya. Terus diujicobakan dan Insya Allah Juli sudah operasi,” pungkas dia.

Infrastruktur unik ini merupakan hasil penelitian, rancang bangun yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR untuk memecahkan permasalahan kendala alam yang ada di lokasi.

Kendala tersebut adalah adanya sedimentasi alias penumpukan lumpur yang memiliki kedalaman hingga 20 meter. Kondisi tersebut membuat pembangunan jembatan dengan teknologi tiang pancang nyaris mustahil dilakukan. Rencananya, jembatan apung ini akan dioperasikan pada Juli tahun ini.

Pembangunan jembatan ini awalnya adalah usulan dari Mantan Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo pada 2015. Kemudian pada pada awal tahun 2016 ini, Pusjatan (pusat Litbang jalan dan Jembatan) memulai perancangan jembatan dan langsung melakukan trial assembly jembatan apung pada bulan Januari hingga April 2016.(dna/hns)

Dana Aditiasari

Sumber: detikfinance, Rabu, 11/05/2016
———
0b1dacf4-c274-4af9-8951-8575f1c91689_169Tinggi Jembatan Apung di Cilacap 5 Meter, Bisa Dilewati Perahu Nelayan

Pembangunan Jembatan Apung di Cilacap, Jawa Tengah, mendapat perhatian dari khalayak lantaran bentuknya yang unik. Jembatan ini memiliki tinggi 5 meter sehingga perahu nelayan dapat melintas di bawahnya.

“Ini kan jalur pelayaran, jadi ada request (permintaan) agar dibuat supaya perahu bisa lewat di bawahnya. Jadi kita buat meninggi supaya bisa memenuhi permintaan itu,” ujar Ketua Tim Riset Sistem Modular Wahana Apung Kementerian PUPR, Nazib Faizal kepada detikFinance, Rabu (11/5/2016).

Untuk membuat jembatan setinggi itu, tutur dia, pertama-tama tim di lapangan akan membuat wahana apung yang bakal menjadi pijakan dari jembatan itu sendiri.

Wahana apung tersebut berbentuk beton setinggi 1,5 meter, dengan panjang 5 meter dan lebar 2 meter. Bagian tengah dibuat berongga mirip seperti lambung kapal sehingga beton ini bisa terapung.

“Kita pasang dua wahana apung yang kita sebut ponton. Ukurannya 2×5 meter persegi. Ponton itu yang akan jadi pijakan jembatan tadi,” jelas dia.

Setelah wahana apung selesai disusun, tahap selanjutnya adalah memasang kaki-kaki jembatan, lalu membuat bentang tengah jembatan dan disambungkan dengan jembatan pendekatnya.

“Setelah pontonnya selesai dirakit, tahap selanjutnya seperti mendirikan jembatan pada umumnya. Hanya bedanya kalau yang lain ada yang dipancang atau dibuat timbunan sebagai pijakan, nah kalau ini pijakannya wahana apung tadi,” tutur dia.

Dari segi keamanan pun ia mengklaim Jembatan ini sama amannya dengan jembatan lain yang dibuat apakah dengan metode pancang atau timbunan alias reklamasi. Terkait adanya potensi goyangan akibat gelombang air, Nazib menegaskan bahwa pihaknya menjamin keamanan jembatan tersebut.

“Kita di lapangan kan melakukan penelitian dari mulai debit, kekuatan gelombang sampai potensi pasang surutnya. Setelah itu kita buat permodelan di laboratorium. Kita lakukan uji namanya hidrodinamika. Jadi wahana apung itu tak cukup dibuat dengan pertimbangan supaya terapung saja, tapi juga dihitung bagaimana agar tidak goyang, miring atau tidak,” pungkas dia.(dna/hns)

Dana Aditiasari

Sumber: detikfinance, Rabu, 11/05/2016
———–
Jembatan Apung Pertama RI Dibangun di Cilacap, Bisa Tahan Beban Berton-ton

Infrastruktur jembatan apung tengah dibangun di sungai Citanduy, Cilacap Jawa Tengah. Sesuai namanya, jembatan ini akan mengapung di permukaan sungai dan berdiri tanpa tiang pancang yang menyangganya.

Namun tak perlu khawatir, karena jembatan ini punya struktur khusus yang bisa menahan beban hingga berton-ton.

“Jembatan ini sifatnya modular artinya bisa dirakit. Satu kompertemen (satu blok jembatan) bisa menahan beban sampai 5 ton. Nanti rakitnya akan disesuaikan dengan rancangan beban berat yang akan ditopang. Jadi sangat kuat,” ujar Kepala Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setiadi Moerwanto, kepada detikFinance, Rabu (11/5/2016).

Dengan struktur yang kuat tersebut, jembatan apung ini bahkan bisa dilewati truk dengan muatan penuh sekalipun.

“Selain di Cilacap kita ada rencana bangun juga di Buton. Nanti truk angkut aspal dari Buton bisa lewat jembatan ini. Ini sangat kuat,” kata dia.

Infrastruktur unik ini merupakan hasil penelitian, rancang bangun yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR untuk memecahkan permasalahan kendala alam yang ada di lokasi.

Kendala tersebut adalah adanya sedimentasi alias penumpukan lumpur yang memiliki kedalaman hingga 20 meter. Kondisi tersebut membuat pembangunan jembatan dengan teknologi tiang pancang menjadi hal yang nyaris mustahil dilakukan.

“Kalau tiang pancang kan dia harus punya pijakan yang kuat. Kalau sedimentasinya saja dalamnya 20 meter, ada kekhawatiran pancangnya nggak kokoh jadi membahayakan. Kita tentu nggak mau. Makanya dipilih yang apung. Kami sudah melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi apung ini. Ini akan jadi yang pertama di Indonesia,” papar dia.

Pembangunan jembatan apung pertama di Indonesia ini sudah masuk tahap konstruksi. Diharapkan prosesnya bisa berlangsung cepat dan dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Saat ini sedang dibangun. Sedang dirakit di Majingklak. Nanti setelah selesai, dia (jembatan apung) akan ditarik dengan perahu menuju lokasi yang akan disambungkan. Di muara sungai Citanduy,” kata Arie.

Jembatan apung yang dibangun sendiri akan memiliki total panjang mencapi 40 meter, menghubungkan Desa Ujung Alang dan Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Pembangunan jembatan ini awalnya adalah usulan dari Mantan Menko Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo, di 2015. Kemudian pada pada awal 2016 ini, Pusjatan (pusat Litbang jalan dan Jembatan) memulai perancangan jembatan dan langsung melakukan trial assembly jembatan apung pada Januari hingga April 2016.(dna/wdl)

Dana Aditiasari

Sumber: detikfinance, Rabu, 11/05/2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB