Batas Penciptaan

- Editor

Rabu, 26 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

CATATAN IPTEK
Domba Dolly menjadi tonggak pencapaian dunia rekayasa genetika ketika dia “lahir” 5 Juli, 23 tahun lalu di Roslin Institute, Dolly menjadi mamalia pertama yang berhasil “lahir” melalui teknologi kloning, somatic cell nuclear transfer (SCNT). Perdebatan di ranah etika dan moral masih terus berlangsung.

Dalam teknik SCNT, nukleus sel somatik yang berisi deoxyribo nucleic acid (DNA)-materi pembawa sifat genetik-dikeluarkan. Sel somatik adalah sel selain sel sperma atau sel telur. Nukleus pembawa DNA lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang telah dikeluarkan nukleus pembawa DNA-nya. Sel telur lantas dialiri listrik hingga terjadi fusi yang memungkinkan tumbuhnya embrio. Embrio lantas dimasukkan ke tubuh induk inang hingga siap dilahirkan. Cara kedua, nukleus pembawa DNA disuntikkan ke dalam sel telur.

Dolly adalah langkah besar kloning reproduktif-yang menghasilkan individu baru yang identik dengan induknya. Selain itu ada kloning gen yang hanya menghasilkan gen atau segmen DNA tertentu yang diinginkan sebagai sifat unggulan. Kloning lain yaitu kloning terapi, yang menghasilkan sel punca embrionik untuk membuat jaringan pengganti jaringan tubuh yang rusak atau sakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dolly tidak sempurna. Dia mati setelah usia enam tahun karena gangguan paru-paru dan gangguan kesehatan lainnya. Mengutip Business Insider, pakar hukum dan bioetika Hank Greely dari Stanford University menjelaskan, kloning kucing, mencit, adalah mudah. Sementara kloning anjing dan tikus got, sulit. Sedang kloning primata dan manusia, amat sulit.

Seiring waktu, kloning anjing dan primata yang lebih sulit dan amat sulit telah berhasil dilakukan. Pada tahun 2005, periset Korea Selatan berhasil mengkloning anjing, Snuppy. Dia tumbuh relatif normal dan sehat maka sel somatisnya dikloning lagi. Ilmuwan Korea Selatan tersebut lantas melakukan kloning anjing pelacak, anjing penjaga, dan anjing terancam punah untuk konservasi, serta anjing transgenik untuk penelitian.

Rekayasa genetika kloning berawal tahun 134 tahun lalu, pada 1885. Ahli biologi dan filsafat dari Jerman, Hans Adolf Eduard Driesch berhasil memisahkan dua sel embrio invertebrata (hewan lunak) bulu babi yang menghasilkan dua individu bulu babi. Sebelum Driesch, Wilhelm Roux menyatakan dua sel embrio yang dipisahkan tak bisa hidup.

Perkembangan meliputi metode pemisahan embrio, transfer nuklir. Tahun 2001 dan 2009 banyak percobaan dilakukan untuk tujuan konservasi hewan terancam punah meski belum berhasil karena individu mati. Zhong Zhong dan Hua Hua adalah tonggak keberhasilan karena pertama kalinya kloning primata berhasil dilakukan.

Matti Häyry, filsuf Finlandia, dalam British Medical Bulletin menuliskan, Leon Kass, seorang warga Amerika konservatif tahun 1998 menegaskan, kloning adalah salah. Kloning mendistorsi hubungan keluarga dan kehormatan manusia. Proses membuat bayi secara tak alamiah dipandang sebagai bentuk pro-penciptaan yang aseksual dan hanya mementingkan diri sendiri. Bagaimana jika kita memiliki seorang anak yang hanya identik dengan ibu atau ayahnya.

Ketika bencana, perang, dan perubahan iklim mengancam keberlangsungan hidup manusia, jangan-jangan kloning akan dipandang sebagai cara untuk bertahan hidup. Muncul isu moral yang diungkap oleh berbagai agama karena kloning dianggap melanggar kekuasaan penciptaan yang semata milik Tuhan.

Para pakar bioetika seperti Allen Buchanan, Dan Brock, Norman Daniels and Daniel Wikler, tulis Häyry, berpandangan, kemajuan biogenetika seharusnya dimanfaatkan secara bertanggung jawab. Pertanyaan Häyry, peraturan seperti apa yang dibutuhkan, dan manusia jenis apa yang kita inginkan? Dan, di mana batas penciptaan?…–BRIGITTA ISWORO LAKSMI

Editor EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 26 Juni 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB