Perbankan terus memperkuat fitur keamanan untuk memberikan kenyamanan bagi nasabah yang melakukan transaksi digital. Keamanan menjadi perhatian serius karena volume dan nilai transaksi perbankan berbasis digital terus meningkat.
Belakangan ini, selain fitur-fitur keamanan yang sudah lebih dahulu ada seperti nomor identifikasi personal, bank mulai menambah fitur keamanan berupa kata sandi sekali pakai (OTP). Salah satu bank yang menggunakan OTP adalah PT Bank Permata Tbk yang fiturnya diperkenalkan di Jakarta, Selasa (8/12). OTP adalah fitur tambahan 3D secure-verified yang dimiliki oleh Visa.
Direktur Perbankan Ritel Bank Permata Bianto Surodjo menuturkan, fitur tambahan untuk mendukung keamaman transaksi itu diperkenalkan untuk transaksi daring menggunakan kartu debit Permata. “Layanan 3D secure-verified by Visa untuk transaksi daring menggunakan kartu debit merupakan nilai tambah. Keamanan transaksi meningkat,” kata Bianto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Makin beragamnya layanan dan inovasi yang mendukung transaksi daring, kata Bianto, akan menjadikan Indonesia menjadi basis perdagangan daring. Sejumlah indikator sudah mengarah ke sana.
KOMPAS/HERPIN DEWANTO PUTRO–Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Ajun Komisaris Besar Takdir Mattanete (dua dari kanan) memperlihatkan barang bukti kasus pembobolan kartu kredit yang dilakukan 32 warga negara asing dari Tiongkok dan Taiwan, Oktober 2015, di Surabaya, Jawa Timur. Semua korban dari para pelaku itu juga berasal dari Tiongkok dan Taiwan. Mereka memilih Surabaya untuk beraksi dengan harapan tidak mudah terlacak.
Transaksi menggunakan debit Permata, ujar Bianto, tumbuh 17 persen selama setahun pada periode Januari-Oktober 2015. Pada periode Januari-Oktober 2015, nilai transaksi belanja menggunakan kartu debit Permata mencapai Rp 1,2 triliun yang berasal dari 2,2 juta transaksi.
Calon pembeli membandingkan produk mode terbaru yang dijual melalui perdagangan elektronik (e-dagang) pada Instagram dan situs internet di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Pemerintah menyiapkan peta jalan e-dagang. Peta jalan itu penting untuk mengatur arah dan menata perdagangan elektronik agar memberikan kontribusi bagi negara dan tidak didominasi para pelaku usaha dari luar negeri.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN–Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina memberikan pemaparan dalam diskusi Forum Ekonomi Nusantara yang diselenggarakan harian Kompas dan BNI di Hotel Santika, pertengahan November 2015. Diskusi ini membahas e-dagang dan sumbangsihnya terhadap ekonomi Indonesia.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN–Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Harianto Gunawan menuturkan, penetrasi internet di Indonesia sangat kencang dan mendukung perkembangan e-dagang. “Saat ini, e-dagang sudah menjadi gaya hidup di kota-kota besar seperti Jakarta. Jumlah nasabah bank yang berbelanja daring terus meningkat,” kata Harianto.
Studi Visa Consumer Payment Attitudes belum lama ini menunjukkan bahwa 70 persen responden berbelanja produk mode, aksesori, elektronik, dan sejumlah barang lain secara daring minimal sekali dalam sebulan. Namun, tidak semua responden yang semula berencana berbelanja meneruskan aktivitas belanjanya karena akses situs belanja yang lama, kekhawatitan nasabah mengenai keamanan transaksi, dan navigasi situs belanja yang rumit.
“Kami berharap nasabah bisa berbelanja dengan lebih nyaman karena ada layanan kata sandi sekali pakai,” kata Harianto.
AGUSTINUS HANDOKO
Sumber: Kompas Siang | 8 Desember 2015