Bagaimana Simpang Susun Semanggi Bisa Kurangi Kemacetan?

- Editor

Kamis, 20 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Simpang susun Semanggi yang tersambung pada Rabu (26/4/2017), diyakini akan mengurangi kemacetan hingga 30 persen. Simpang susun ini terdiri dari dua jembatan layang melingkar, yang bisa digunakan oleh pengendara dari arah Cawang untuk menuju arah Bundaran HI dan pengendara dari arah Grogol menuju ke arah Blok M.

Selama ini, macet yang terjadi di Jalan Jenderal Gatot Soebroto dan kolong Jalan Jenderal Sudirman terjadi justru disebabkan oleh empat jembatan berbentuk daun semanggi yang ada sekarang.

Jembatan Semanggi yang dibangun tahun 1961 dalam mengantisipasi kepadatan Asian Games 1962, belakangan malah membuat macet. Di sekitar Jembatan Semanggi terdapat dua titik konflik arus. Konflik terjadi ketika dua atau lebih arus lalu lintas saling berpotongan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam manajemen lalu lintas, hal ini sebenarnya tidak ideal. Titik konflik pertama terdapat di pertigaan Jalan Gatot Soebroto dan Jalan Bendungan Walahar, persis sebelum belokan menuju Jalan Jenderal Sudirman dari arah Gatot Soebroto (Slipi).

Arus kendaraan yang keluar dari Jalan Bendungan Walahar menuju Gatot Soebroto berpotongan (menimbulkan konflik) dengan arus kendaraan dari Slipi yang akan menuju ke Jalan Jenderal Sudirman arah Blok M. Arus kendaraan ini seperti membentuk huruf X, karena derasnya mobil dari Sudirman ke Gatot Soebroto ingin masuk Gerbang Tol Semanggi.

Konflik arus kedua terjadi di depan Plaza Semanggi. Arus kendaraan yang datang dari arah Slipi menuju Plaza Semanggi berkonflik dengan arus kendaraan dari arah Jenderal Sudirman yang menuju Gatot Soebroto.

Satpam Plaza Semanggi selama ini mengakali dengan sesekali menahan laju kendaraan dari Jalan Jenderal Sudirman. Pada jam sibuk, seperti di sore hari, titik konflik itu menjadi biang kemacetan.

Titik kemacetan di Jalan Jenderal Gatot Soebroto itu kadang mengular hingga Slipi. Arah sebaliknya juga mengalami kepadatan serupa. Jalan Jenderal Gatot Soebroto baru lancar di depan Hotel Sultan.

Selain itu, pertemuan antara pengguna jalan dari Jalan Gatot Soebroto dan dari Jalan Sudirman di kolong jembatan Jalan Jenderal Sudirman sering membuat lalu lintas tersendat.

“Nanti akan berkurang karena simpang ini nanti akan digunakan untuk berputar balik saja, nggak ada lagi nanti saling silang,” kata Kepala Dinas Bina Marga Yusmada Faizal kepada Kompas.com, Rabu.

Dengan adanya simpang susun, kendaraan dari arah Slipi yang ingin ke arah Blok M, bisa naik simpang susun yang terletak sebelum “helai” Semanggi yang melayani kendaraan dari Jalan Jenderal Sudirman arah Bundaran HI yang ingin ke Jalan Jenderal Gatot Soebroto dan masuk tol atau masuk Plaza Semanggi.
Baca: Simpang Susun Semanggi Akan Diterangi Lampu Bergelombang

Sehingga, nantinya tidak ada perpotongan atau konflik dengan pengendara dari arah tersebut. Begitu pula di arah sebaliknya, pengendara dari arah Cawang yang ingin ke Bundaran HI tidak perlu melewati antrean kendaraan dari Jalan Jenderal Sudirman.

Yusmada mengatakan meski empat helai daun semanggi ini membuat macet, Pemprov DKI tidak akan menutupnya dan tetap memberdayakannya. Simpang susun Semanggi, membantu mengurangi konflik arus di situ.

“Memang nanti tetap ada perpotongan, tapi akan berkurang karena pada menggunakan simpang susun Semanggi,” kata Yusmada.

Penulis: Nibras Nada Nailufar
Editor: Fidel Ali

NIBRAS NADA NAILUFAR

Sumber: Kompas.com – 26/04/2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB