Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menemui mahasiswa yang menggelar demonstrasi saat ia bertemu dengan Rektor UI di Kampus Kuning tersebut. Dalam pertemuan ini, terjadi perdebatan mengenai big data. Apa itu big data?
Penggiat teknologi dan pakar smart city Prof Suhono Harso Supangkat menyebutkan big data adalah kumpulan data yang sangat masif, kompleks dan terus bertambah setiap waktu. Konsep big data mungkin belum banyak dipahami, namun manfaatnya telah banyak dirasakan, terutama bagi pengguna internet yang setiap saat mengakses informasi secara online.
“Banyak orang belum melihat data itu sebagai modal. Dengan data, kita bisa lakukan keputusan-keputusan yang tepat, sehingga arah kita ke depan lebih baik,” ujarnya saat dihubungi detikINET, Selasa (12/4/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Manfaat big data, sebut Suhono, bisa dirasakan ke berbagai bidang, mulai dari transportasi, bisnis, pendidikan, dan banyak lagi. Contohnya pun bisa dirasakan secara dekat, namun sering kali kita tidak menyadarinya.
Sebagai penggiat teknologi smart city, Prof Suhono tentu saja banyak berkecimpung dalam big data. Dikatakannya, peran big data bagi smart city misalnya, sangat penting untuk menganalisis, mengintegrasi, sekaligus bekerja secara real time untuk mendukung kinerja sebuah kota cerdas.
“Misalnya, data kemacetan bisa dipakai untuk mengatur lalu lintas, data debit air sungai digunakan untuk mencegah banjir, data vaksinasi dan riwayat paparan virus untuk mengendalikan dan mengawasi penyebaran COVID-19. Data itu menjadi aset, bukan sekadar pelengkap,” kata Ketua Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB ini memberikan contoh.
Bedanya Big Data dengan Data Biasa
Big data bukan hanya soal ukuran yang besar namun juga memiliki karakteristik yang membedakannya dengan kumpulan data biasa. Karakteristik big data ada lima:
1. Volume
Jelas dari namanya, big data menunjukkan besarnya kuantitas data yang dihasilkan dari banyak transaksi serta volume data yang disimpan.
“Ukurannya sangat besar, misalnya dalam ukuran Terrabyte. Contohnya data jumlah penduduk Indonesia 270 juta orang lebih itu kan besar, data pelanggan perbankan, transaksi e-commerce, dan banyak lagi,” ujar Suhono.
2. Variety
Variety artinya variasi tipe dan variasi sifat dari data, apakah data tersebut bersifat terstruktur, semi terstruktur, ataupun tidak terstruktur.
“Yang terstruktur datanya didapat dengan cara terstruktur misalnya melalui riset. Data tidak terstruktur (contohnya) tiba-tiba hujan, data tentang hujannya tidak terstruktur karena sifat alaminya. Ada juga yang semi terstruktur yang merupakan gabungan keduanya (terstruktur dan tidak terstruktur),” jelasnya.
3. Velocity
Velocity dalam big data artinya adalah kecepatan dalam menghasilkan, mengakses, serta memproses data.
“Untuk memperoleh data itu waktunya berbeda-beda ada yang hitungan jam, menit, tapi kalau big data itu cepat sekali didapat, bahkan bertambah terus setiap detik,” kata Suhono.
4. Veracity
Veracity berarti big data memiliki kerentanan dari sisi keakuratan dan validitasnya sehingga memerlukan kedalaman untuk menganalisis big data agar bisa menghasilkan keputusan yang tepat.
5. Value
Value berarti big data memiliki nilai yang sangat tinggi apabila diolah dengan cara yang tepat guna. Value pada big data juga bergantung pada isi data dan keahlian tim data analyst yang menganalisisnya.
Cara Kerja Big Data
Pengumpulan data tentu saja ada tujuannya. Agar kumpulan data raksasa ini bisa dimanfaatkan dengan baik, kata Suhono, maka kita perlu tahu cara kerja big data.
Pertama, data dikumpulkan dari berbagai sumber, dimulai dengan mengatur integrasi data sebaik mungkin. Misalnya mengumpulkan semua data berdasarkan kategori bisa dari kumpulan komentar pelanggan di media sosial, unggahan video, dan sebagainya.
“Data itu ada yang didapat medsos, kamera CCTV, sensor pintar, dan lain-lain. Data bisa didapat dengan banyak cara, dan ingat, harus legal dan beretika,” Suhono mengingatkan.
Kedua, lanjutnya, pekerjaan berikutnya adalah bagaimana menyaring data-data yang didapat agar bisa berguna untuk kepentingan analisis. Data yang sudah terstruktur ini kemudian diatur dan disimpan dengan baik.
Saat ini, media yang paling banyak dianjurkan adalah media penyimpanan online atau cloud, sehingga data memiliki kapasitas besar dan bisa diakses dari mana saja dan kapan saja.
Terakhir, adalah melakukan analisis data. Jika dilakukan manual maka akan memakan waktu dan tenaga. Maka perusahaan masa kini menggunakan bermacam alat bantu analisis data agar bisa dianalisis dengan baik dan efektif.
“Analisis data dilakukan dengan berbagai metode, ada yang pakai statistik, artificial intelligence, machine learning, dan lain-lain. Hasilnya akhirnya, misalnya apakah trennya negatif atau positif, dan itu akan dipakai pembuat keputusan. Dengan data dan pengolah yang tepat, big data dapat menghasilkan informasi yang sangat berharga untuk mengambil suatu keputusan,” tutup Suhono.
Rachmatunnisa
Sumber: detikInet, Selasa, 12 Apr 202