Antisipasi Hadapi Revolusi Industri 4.0

- Editor

Jumat, 13 April 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kesiapan memanfaatkan peluang Revolusi Industri 4.0 untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat harus disinergikan. Semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan industri, harus memiliki pandangan dan semangat yang sama untuk mengantisipasi perubahan era digital ini dalam organisasi dan profesi.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir, di Jakarta, Rabu (11/4/2018), seusai rapat koordinasi implementasi program making Indonesia 4.0, mengatakan, Kemristek dan Dikti diberi mandat oleh presiden untuk mengoordinasikan kegiatan ini. Kegiatan itu melibatkan semua kementerian/lembaga. ”Kita coba lakukan revolusi mental secara bersama-sama yang harus mulai dilakukan pada tahun ini supaya ada cara pandang yang sama,” kata Nasir.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam acara Indonesia Industrial Summit 2018 di Jakarta pada pekan lalu meluncurkan peta jalan Indonesia untuk menghadapi Revolusi Industri keempat yang disebut Making Indonesia 4.0. Presiden mengajak semua pihak menyambut revolusi industri keempat atau Industri 4.0 dengan optimistis. Kendati otomasi dan digitalisasi yang mewarnai revolusi industri keempat akan mengurangi kebutuhan tenaga kerja, lapangan kerja baru tetap terbuka. Untuk itu, sektor-sektor yang tak mungkin meninggalkan keterampilan dan kemampuan manusia harus terus diperkuat. (Kompas, 5/4/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kesiapan pemerintah
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan dengan masuknya era digitalisasi, perubahan bukan hanya terjadi pada pelaku ekonomi. Regulator atau pemerintah juga perlu mengadakan perubahan atau mengantisipasi regulasi yang mendukung. Karena itu, Menristekdikti dan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) diminta untuk membuat kurikulum dan programnya.

“Untuk tahun ini dan tahun depan dibentuk melalui ad hoc, usulannya dalam bentuk instruksi presiden. Dengan demikian, pelatihan bisa dimulai tahun ini, khusus untuk menyiapkan pemerintahnya. Untuk pelaku bisnis sudah banyak yang melakukan perubahan dari offline jadi online, dan ke depan internet of things jadi sangat kuat,”jelas Airlangga.

KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU–Penguasaan teknologi digital semakin penting untuk meningkatkan inovasi dan produktivitas di era Revolusi Industri 4.0. Terlihat, seorang siswa SMK tata busana mendesain busana dengan komputer.

Airlangga menambahkan Presiden sudah meluncurkan Making Indonesia 4.0. Ada lima sektor industri manufaktur yang disepakati untuk ditingkatkan yakni makanan dan minuman, elektronika, tekstil, busana , kimia dan otomotif .
“Industri prioritas tersebut akan dipacu untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Aspirasinya di tahun 2030 Indonesia jadi ekonomi terbesar 10 di dunia, dan aspirasi itu juga untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi, juga meningkatkan kesejahteraan. Karena itu, kesiapan sumber daya manusia di pemerintahan jadi penting,”kata Airlangga.

Pelatihan Fasilitator
Nasir menambahkan pada tahun ini ada seribu peserta yang dilibatkan, mencakup unsur pemerintah (eselon 1-4), perusahaan swasta dan negara, lembaga swadaya masyarakat, dan TNI/Polri. “Di akhir April ini segera dilakukan training of trainers atau TOT 80 orang yang akan menyebarluaskan gagasan soal kesiapan Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0. Nanti di Juni akan ada pelatihan besar yang dibuka Presiden,”kata Nasir.

KOMPAS?ESTER LINCE NAPITUPULU–Aparat Birokrat pemerintahan juga disiapkan untuk menjalankan pemerintahan yang sesuai kebutuhan Revolusi Industri 4.0. Ratusan calon PNS di lingkungan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendapatkan pengarahan soal birokrasi yang melek teknologi digital.

Di tempat yang sama, Gubernur Lemhanas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengatakan pelatihan fasilitaror lewat TOT untuk menyebarluaskan materi yang sudah disiapkan sehingga jadi gerakan revolusi mental. Sebab, materi soal Making Indonesia 4.0 ini menyentuh dan memasuki semua lembaga kementerian dan nonkemeneterian untuk mengubah mindset yang mendorong diimplementasikannya perubahan organisais dan profesi yang mendukung industri 4.0, yang dimulai dari industri.–ESTER LINCE NAPITUPULU

Sumber: Kompas, 13 April 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB