Aktivitas Wisata Ganggu Pemijahan

- Editor

Rabu, 12 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aktivitas wisata bawah air serta penangkapan ikan bisa mengganggu pemijahan ikan karang. Kajian berseri yang dilakukan Balai Taman Nasional Wakatobi di Sulawesi Tenggara pun menunjukkan ukuran panjang dan jumlah ikan menurun.

Dalam lokakarya pengenalan aplikasi Marine Buddies yang dikembangkan WWF Indonesia, Senin (10/4), di Wangi-wangi, Wakatobi, polisi hutan pada TN Wakatobi, Putu Suastawa, mengatakan, monitoring lokasi pemijahan ikan (SPAGs) periode 2005-2011 menunjukkan penurunan panjang ukuran empat ikan karang indikator. ”Data 2012 belum kami input, tapi tren mengalami peningkatan (ukuran dan jumlah),” katanya.

Data kajian lapangan 2005-2011 menunjukkan, distribusi panjang ikan jenis Epinephelus fuscoguttatus setiap tahun bergeser. Apabila pada 2005 masih ditemukan ikan sepanjang 43-93 sentimeter, pada 2011 menjadi 23-73 sentimeter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan hasil kajian lapangan itu, katanya, TN Wakatobi mengimbau pengelola jasa wisata selam setempat untuk menghindari penyelaman pada dua hari sebelum dan sesudah bulan purnama. Saat-saat itu, biasanya digunakan ikan karang seperti Epinephelus fuscoguttatus, Plectropomus areolatus, dan Lutjanus bohar untuk memijah.

KOMPAS/ICHWAN SUSANTO–Penyelam menikmati pemandangan gerombolan (schooling) ikan barakuda di titik selam Hoga Channel, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/4). Pengembangan ekowisata Wakatobi harus dilakukan dengan hati-hati agar tak terjebak wisata massal yang mengganggu.

”Ada baiknya aktivitas bahari tidak dilakukan pada sekitar bulan purnama karena akan mengganggu dan membuat ikan-ikan tersebut tidak nyaman sehingga gagal kawin dan berpindah ke tempat lain. Perlu pengaturan lokasi tepat untuk aktivitas bahari sehingga tidak bentrok dengan aktivitas alami ekosistem,” kata Putu Suastawa.

Imbauan ini diberikan untuk lokasi-lokasi titik selam yang telah terbukti menjadi lokasi pemijahan, yaitu Hoga Channel, Table Coral City, Runduma, dan Otiolo. Di Hoga Channel, ikan jenis L bohar menunjukkan tren tetap. Namun, pada 2008 tampak kekosongan temuan ikan itu yang diduga karena pemasangan menara mercusuar di sekitar titik selam berarus kuat ini.

Samran, pengelola jasa wisata Lepa Mola, mengatakan, masih terdapat nelayan yang menangkap ikan dengan cara menyelam sistem kompresor pada malam hari saat bulan purnama.

Kaslan, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Wakatobi, menunjukkan peningkatan wisatawan dari 18.000 wisatawan (2015) menjadi 25.000 wisatawan (2016) di Jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia. Tahun ini, Wakatobi sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional ditarget menarik 75.000 wisatawan dari dalam dan luar negeri. (ICH)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 April 2017, di halaman 14 dengan judul “Aktivitas Wisata Ganggu Pemijahan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB